Tepat saat mata Shuhua menangkap pendar biru dari hati Guanlin, ia langsung bergerak menerjang Guanlin.
Eunbin dan si lelaki tadi dengan sigap langsung menahan pergerakan Shuhua.
Guanlin sendiri terkejut saat Shuhua menerjangnya begitu saja. Ia sempat melihat tatapan dingin Shuhua yang mendengus kesal.
“Kau harus berhati-hati.” Suara Eunbin menerobos segala pikiran Guanlin. “Perpindahan kutukan ini terjadi melalui ciuman.”
Guanlin masih terdiam. Antara syok dan tidak percaya.
Jadi, tadi Shuhua ingin menciumnya? Namun bukan ciuman sayang seperti biasa, namun ciuman dengan niat merenggut kehidupannya.
Nyut.
Kembali hati Guanlin terasa sakit menyadari kenyataan itu. Kenyataan bahwa Shuhuanya sudah tidak ada. Kenyataan bahwa yang di hadapannya ini, walaupun menggunakan tubuh yang sama, namun bukan orang yang sama.
“Pendar biru yang ia hasilkan begitu kuat. Aku tidak bisa menahan diri,” ujar Shuhua. Kemudian ia menghempaskan tangannya saat si lelaki terus memeganginya. “Lepaskan aku, sialan!”
“Namaku Shinwon, bukan sialan.”
Shuhua memutar matanya jengah. “Terserah.” Kemudian matanya bertemu dengan mata Eunbin. “Dan kau, keparat! Kau yang membuatku begini dan kau juga yang menghalangiku kembali jadi manusia?”
“Namanya Eunbin,” ralat Shinwon lagi yang dibalas tatapan tidak peduli Shuhua.
Eunbin berdeham, kemudian menatap Shuhua bersalah. “Maafkan aku. Tapi...” Eunbin melirik ke arah Guanlin yang sepertinya masih belum bisa menerima kejadian yang terpampang di hadapannya ini. “...kurasa kau akan menyesal jika tadi aku tidak menahanmu.”
“Kurasa kalian berdua perlu bicara,” ujar Shinwon sambil menarik Eunbin dari sana. “Tapi jangan sekali-kali berusaha menciumnya. Aku akan menembakkan bius lagi padamu jika kau melakukannya,” tambahnya saat ia mulai berjalan menjauhi Guanlin dan Shuhua.
Kini menyisakan Guanlin dan Shuhua. Dengan iringan suara ombak dan angin malam menjadi musik latar mereka.
Shuhua bungkam. Ia masih kesal lantaran kehilangan kesempatannya kembali menjadi manusia. Guanlin sendiri juga masih diam.
Namun tak lama kemudian, ia memberanikan diri menatap Shuhua.
Deg.
Lagi. Kenyataan bahwa kini yang Shuhua miliki adalah sebuah ekor dan bukan lagi sepasang kaki kembali menyakitinya.
Shuhua sendiri menggigit bibir bawahnya. Pendar biru di hadapannya luar biasa suatu godaan.
“Kau... Sama sekali tidak mengingatku?”
Guanlin membuka suara. Menatap Shuhua dalam. Berharap tatapannya berhasil membangunkan memori lama dalam pikiran gadis di hadapannya.
Shuhua menggeleng cepat.
“Sedikitpun?”
Shuhua kembali menggeleng. Dan kembali menahan diri untuk tidak merenggut kemanusiaan Guanlin.
Guanlin terdiam. Kemudian menatap ekor Shuhua lama.
“Jika aku menciummu dan mengubahmu kembali menjadi manusia, akankah memorimu ikut kembali?”
Mendengar suatu lampu hijau, Shuhua segera menoleh cepat pada Guanlin. Namun, ia terdiam melihat tatapan Guanlin.
Tatapan yang menyiratkan luka yang dalam. Penyesalan dan permohonan maaf yang besar tersimpan di dalamnya.
Shuhua nyaris menjawab iya jika saja ia tidak bersipandang dengan Guanlin.
“Tidak..” Namun kata itulah yang keluar dari katup Shuhua. “Aku tidak akan mengingat kehidupanku sebelumnya.”
Guanlin kembali terdiam. Meremas celananya.
Bisakah ia katakan bahwa ia sangat menyesal sekarang? Bahwa ia benar-benar tidak mengharapkan terjadi sejauh ini?
Shuhua sendiri sebenarnya ingin bertanya apa hubungan lelaki di hadapannya ini dengan kehidupannya sebelum ini. Mengapa lelaki ini tampak sangat terluka saat melihatnya.
Tapi ia tahu, bahwa bukan itu hal terbaik yang bisa ia lakukan. Ia kemudian memandang ke arah Eunbin dan Shinwon.
“Kurasa ini saatnya aku untuk pergi.”
ampun deh BoocinBtoB bener mulu nebaknya. iyak beneran godel noh 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔
FanfictionCome to me, sweetie. And I will heal your wound. ▪ Terinspirasi dari Webtoon Siren karya instantmiso. ▪ Bahasa baku. ▪ Angst.