Sudah hari kesekian Guanlin kembali mengunjungi toko kue tempat Shuhua bekerja, namun toko itu terus tutup.
Guanlin sudah sangat bersyukur saat melihat toko itu pagi ini buka, namun ternyata yang menjaga adalah pemilik aslinya. Seorang ibu muda bername tag 'Jang Yeeun'.
"Permisi.." Guanlin pun memberanikan diri memasuki toko tersebut.
Sang pemilik toko tersenyum ramah melihat kedatangan Guanlin.
Baru saja Guanlin ingin menanyakan tentang Shuhua, namun harapannya langsung pupus mendengar pertanyaan Yeeun.
"Kamu tahu apa yang terjadi pada Shuhua, nak? Ibu telepon ia tak pernah mengangkat."
Guanlin menggeleng lemah. "Saya juga mencarinya minggu terakhir ini. Namun, saya tak pernah sekalipun melihatnya lagi. Sejak minggu kemarin."
Iya, minggu kemarin.
Minggu di mana dengan bodohnya Guanlin memilih pergi meninggalkan Shuhua hanya untuk sekadar melihat Yuqi jiejie izin pergi ke kota untuk sementara waktu.
Guanlin nyaris tak habis pikir alasan kemarin ia sepanik itu mendengar Yuqi ingin pergi. Namun saat ini, ia merasa sangat bersalah pada Shuhua. Ia meninggalkannya begitu saja di pantai dalam keadaan yang tidak seharusnya ditinggal.
Ia segera berpamitan pada Yuqi dan kembali ke pantai. Sesampainya di sana, ia sama sekali tidak melihat Shuhua.
Bahkan kue yang ia berikan tergeletak begitu saja di pinggir pantai.
Ia berpikir Shuhua sudah pulang sehingga ia menyusul ke rumahnya. Namun Shuhua tetap tidak membuka pintu walau ia sudah minta maaf berkali-kali di depan pintu rumahnya.
Bahkan sekotak Danish Chocolate pun tidak tersentuh.
Dengan perasaan kecewa, Guanlin pulang ke rumahnya. Berpikir besok ia akan kembali menemui Shuhua. Dan meminta maaf atas perlakuannya kemarin.
Siapa sangka, itu akan jadi pertemuan terakhirnya dengan Shuhua. Karena sampai saat ini, ia tak pernah lagi melihat Shuhua.
Awalnya ia biasa saja, berpikir Shuhua sedang butuh waktu. Namun, lama-kelamaan tidak melihat Shuhua, ia jadi merindukan sosok itu.
Sosok yang dulu selalu berhasil menerbitkan senyumnya. Sampai sosok Yuqi datang dalam hidupnya.
Tak dapat dipungkiri, bertahun-tahun bersama Shuhua membuat Guanlin merasa jenuh.
Bukan. Bukan Shuhua membosankan atau bagaimana.
Shuhua adalah anak yang baik. Ia anak yang manis dan pengertian. Namun, itulah yang membuat Guanlin jenuh. Shuhua sama sekali tak pernah berubah. Guanlin jadi merasa bosan.
Dan di tengah kebosanannya itu, ia bertemu dengan Yuqi. Sepupu dari pengusaha terkenal di kotanya. Ia menyadari bahwa Yuqi memiliki ketertarikkan padanya.
Sehingga ia langsung mengiyakan saat Yuqi menawarinya bekerja di tempat sepupunya itu. Berpikir mungkin dirinya akan diuntungkan karena disukai orang penting perusahaan.
Dan lama kelamaan ia ikut merasa jatuh dalam pesona Yuqi yang tak terelakkan. Yuqi bisa membuatnya merasa seperti bertemu Shuhua yang dulu. Shuhua yang selalu membuat hari-harinya dipenuhi senyuman.
Itulah awal dari semua pengkhianatannya.
"Ya sudah, nanti kalau bertemu dengannya tolong bilang ibu, ya. Ibu merindukannya. Ia pegawai yang jujur dan ramah." Suara Yeeun membuyarkan lamunan Guanlin. Ia pun mengangguk canggung menjawabi perkataan si ibu.
"Permisi."
Guanlin menoleh. Dan mendapati seorang gadis cantik di sebelahnya. Berdiri memesan kue.
"Saya mau pesan Danish Chocolate satu loyang."
Guanlin tercekat mendengarnya. Ia tiba-tiba jadi sangat merindukan Shuhua.
Tanpa ia sadari, ia melamun sambil menatap gadis itu. Yang ditatap menolehkan kepalanya.
Guanlin segera mengalihkan pandangan saat tatapan mereka bertemu. Kemudian ia memutuskan untuk segera pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔
FanfictionCome to me, sweetie. And I will heal your wound. ▪ Terinspirasi dari Webtoon Siren karya instantmiso. ▪ Bahasa baku. ▪ Angst.