Guanlin sempat berpapasan dengan seorang lelaki yang ia yakini adalah seorang pelaut, sebelum ia keluar toko. Ia sering melihat lelaki itu pergi berlayar.
Ia sempat mendengar si lelaki berkata, “Eunbin, ternyata kau di sini.”
Ia menoleh dan melihat lelaki tadi menghampiri gadis yang memesan Danish Chocolate. Tapi ia tidak ambil pusing. Lantas ia segera pergi dari sana.
Tujuan setelahnya adalah berangkat bekerja. Ia berjanji setelah pulang nanti, ia akan kembali mencari Shuhua. Rasa rindu sudah membuncah di hatinya.
Baru saja naik ke motornya, ia sudah mendengar teriakan, “Dasar manusia sialan!” yang diikuti jambakan di kepalanya.
Guanlin mengaduh sakit dan dengan emosi melihat si pelaku kekerasan yang masih setia menarik kuat rambutnya.
Seonho.
Langsung saja ia menatap dingin pada lelaki itu. “Lepas.”
Seonho membalas tatapan Guanlin dengan galak. “Kau kemanakan Shuhua jiejie?? Setelah puas mencampakkannya, sekarang kau menghilangkannya??” Seonho menambah intensitas tarikan di rambut Guanlin.
Guanlin kembali mengaduh namun tidak melawan. Pikirannya sibuk menerawang. Bahkan Seonho, sahabat terbaik Shuhua tidak mengetahui di mana keberadaan gadis itu?
Bagus. Kali ini Guanlin mulai tidak tenang.
Tidak lama, gadis yang tadi ditemuinya keluar dari toko. Bersama lelaki yang berpapasan dengannya di pintu toko.
Mereka berdua menatap penasaran pada Seonho dan Guanlin.
“Kembalikan Shuhua jiejie dasar kau bedebah sialan!!”
Bukan kebohongan jika Guanlin sempat melihat si gadis tertegun sebelum akhirnya ditarik menjauh oleh si lelaki menjauh dari sana.
Guanlin sempat mengusap kepalanya. Hari sudah sore namun kepalanya masih terasa berdenyut. Seonho benar-benar tak tanggung menjambaknya tadi. Bahkan ia percaya, beberapa helai rambutnya sudah jelas ikut tertarik.
Belum lagi di akhir, Seonho memukul kepala Guanlin sebelum akhirnya pergi dari sana beserta berbagai umpatan mengiringi kepergiannya.
Guanlin kembali termenung. Benar-benar aneh jika Shuhua menghilang begitu saja.
Apa sebegitu marahnya ia sampai pergi tanpa pamit pada siapapun? Jikapun ia pergi, kemana tujuannya? Di mana ia sekarang?
Ah, sial. Guanlin benar-benar tidak tenang.
Ia segera bersiap untuk pulang.
Saat ia berjalan ke arah motornya, ia berpapasan dengan Yuqi.
“Sudah mau pulang?”
Guanlin hanya mengangguk seadanya.
“Tidak mau ke tempatku dulu?”
Guanlin tersenyum sekenanya sebelum melontarkan penolakan halus.
Namun sepertinya Yuqi masih belum menyerah. “Aku akan merasa kesepian jika kau tidak datang.”
Guanlin menghembuskan napasnya. Kesalahannya yang memulai semua ini.
“Jiejie, aku minta maaf. Saat ini aku ingin melakukan sesuatu yang lebih penting.”
Yuqi mencebik melihat Guanlin yang langsung pergi begitu mengatakan kalimat ambiguitas tadi.
Guanlin sendiri langsung saja menaiki motornya dan melaju menuju rumah Shuhua.
Seminggu ini ia sibuk mengunjungi tempat-tempat di mana kemungkinan besar Shuhua berada.
Namun nihil. Tidak ada seorangpun mengetahui keberadaannya.
Guanlin kembali mengetuk pintu Shuhua. Berharap sosok yang sangat dirindukannya itu ada di dalam dan membukakan pintu untuknya.
“Uhm.. Permisi.”
Guanlin menoleh ke sumber suara. Dan netranya mendapati seorang gadis yang berbalutkan dress putih selutut.
Gadis yang sama yang ia temui di toko tadi pagi. Yang seingatnya bernama Eunbin.
Guanlin menatap gadis itu menuntut penjelasan alasan gadis itu menegurnya.
Eunbin sendiri tampak ragu mengatakannya. Beberapa kali ia mengalihkan pandangannya saat pandangan tajam Guanlin menusuk ke dalam matanya.
“Bisa kita bicara di tempat lain?”
Cia yang kemaren bener lageee 😏😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔
FanfictionCome to me, sweetie. And I will heal your wound. ▪ Terinspirasi dari Webtoon Siren karya instantmiso. ▪ Bahasa baku. ▪ Angst.