Diecisiete

713 116 9
                                    

Tepat saat Guanlin tiba di tempat kerja, telinganya langsung dipenuhi berbagai pertanyaan dari bermacam-macam orang.

Terlebih saat Yuqi datang menghampirinya.

"Darimana saja kau?"

Guanlin menatap Yuqi tanpa ekspresi. Entah, ia tak bisa lagi melihat Yuqi seperti sebelumnya.

Tidak. Ini bukan salah Yuqi. Namun tetap saja, Yuqi adalah bagian dari semua kesalahannya.

"Maaf, jiejie." Ia berlalu melewati Yuqi. Melihat Yuqi saat ini kembali memperingatkannya pada kesalahan fatalnya.

Yuqi terkejut saat Guanlin bersikap dingin padanya. "Guanlin. Aku bicara padamu!" Yuqi kembali menyusul Guanlin.

Guanlin tetap tidak menjawab seberapa banyakpun pertanyaan yang dilontarkan Yuqi. Ia berjalan menuju tempatnya.

Yuqi yang merasa diabaikan tetap tidak menyerah. Ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa Guanlin bersikap seperti itu disaat selama ini Guanlin selalu memperlakukannya dengan manis.

"Jiejie." Guanlin menahan pundak Yuqi yang terus mendesaknya. "Mari kita hentikan semua ini."

Yuqi terkesiap mendengarnya. Lantas ia menepis kedua tangan Guanlin di pundaknya. "Apa maksudmu?"

Guanlin tersenyum lemas. "Maafkan aku. Akulah yang salah sudah melibatkanmu. Sekarang jiejie, bisakah tinggalkan aku sendiri?"

Yuqi terdiam memandang Guanlin tak mengerti. Terselip perasaan kecewa di benaknya. Namun, ia segera menepis perasaan itu.

"Besok kita harus bicara.." ujarnya akhirnya. Ia menatap Guanlin yang melamun sebentar, sebelum akhirnya meninggalkan lelaki itu.

Guanlin sendiri masih tetap dalam diamnya selama beberapa saat.

"Ah.. Aku sudah merindukanmu.." gumamnya.

Kemudian ia tersadar bahwa uang tak dengan mudah bisa ia dapatkan begitu saja. Ia harus bekerja.

Guanlin kembali berdiri di bebatuan karang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin kembali berdiri di bebatuan karang. Langit sudah memerah dan Camar pantai sudah mulai beterbangan mencari tempat bersinggah.

Ia menatap ke lautan. Memandang ombak yang tiada hentinya berdesir.

"Terus saja memanggilku dengan sinar birumu itu."

Guanlin menoleh dan mendapati Shuhua, sudah berada di antara bebatuan karang. Ia tak dapat menahan lekuk manis yang tercetak di wajahnya melihat sosok yang sangat ia rindukan.

"Aku merindukanmu."

Shuhua mencebik. "Dan sekarang apa yang kau bawa itu? Apa kau mau mengotori tempat tinggalku dengan membuang itu sembarangan?" Matanya mengarah pada kantung plastik yang dipegang Guanlin.

Guanlin berjongkok untuk mendekat pada Shuhua. "Aku bawakan kesukaan jiejie."

Shuhua mengangkat alisnya, bertanya-tanya.

"Danish Chocolate," tegas Guanlin.

"Maksudmu kue?"

Guanlin mengangguk.

"Aku tidak butuh makanan. Tubuh siren tidak membutuhkan itu."

"Oh, ya?" Guanlin mengangkat sebelah alisnya. "Sejak kapan jiejie jadi serba tahu tentang siren begini?"

Shuhua mengangkat bahunya. "Sejak menjadi siren, semua itu mendadak sudah aku ketahui."

Guanlin mengernyit. "Kali ini saja jiejie memakan ini. Besok aku tak akan membawa ini lagi." Guanlin menyodorkan bungkusan Danish Chocolate yang ia bawa.

Shuhua sempat ragu melihatnya. Ia sama sekali tidak berminat melihat kue dengan warna gelap itu. Namun, melihat Guanlin yang sepertinya sangat ingin ia mencicipinya, akhirnya ia mengalah.

Ia mengambil kue itu dan melahapnya.

"Umm.." Shuhua mengecap rasa di lidahnya. "Aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Yang pasti, ini lembut."

Guanlin sekali lagi tersenyum mendengarnya. "Kalau dulu, jiejie menyebutnya luar biasa enak."

"Oh, benarkah? Kalau begitu, ini luar biasa enak."

Tawa Guanlin pecah mendengar penuturan Shuhua. "Bahkan aku ragu jiejie ingat arti dari kata enak."

Guanlin membetulkan posisi duduknya.

"Kau tidak pulang?" Shuhua berkata sambil menyerahkan bungkus plastik kue tadi pada Guanlin.

Guanlin sendiri memasukkan bungkus itu dalam kantung celananya. "Aku masih ingin bersamamu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang