“A-apa?” Seonho masih belum bisa mencerna informasi apapun yang ia dapatkan.
Eunbin dan Guanlin sudah menjelaskan sebisa mungkin padanya, namun tetap saja pikiran rasional Seonho menolak mengerti.
“Jadi... Ini sungguhan?” Seonho menatap Shuhua tak percaya.
Shuhua yang bingung harus merespon bagaimana hanya bisa mengangguk.
Dan Seonho tidak dapat menahan rasa perih yang menjalar di hatinya saat menyadari tatapan Shuhua yang menatapnya tak mengenali. Shuhua menatapnya seolah ia adalah orang asing yang baru ia temui.
Shuhua segera mengalihkan pandangannya menyadari pendar biru yang mulai memancar dari hati Seonho.
“Seonho. Aku mohon, mengertilah. Semua ini memang sulit untuk dimengerti.” Eunbin memegang kedua pundak Seonho. Berusaha memberinya pengertian.
Seonho masih diam. Matanya memandang ekor Shuhua tak percaya.
Shuhua yang awalnya memilih diam, jadi tidak tahan untuk bicara.
“Uhm.. Seonho?” Perlahan ia menatap mata Seonho. “Aku minta maaf atas kenangan di antara kita yang mungkin aku lupakan. Tapi apapun kenangan itu, aku harap bisa membuahkan hasil yang indah. Jangan terlalu terpaku pada aku yang saat ini. Aku bukan Shuhua yang kau kenal.”
Dan setelahnya Shuhua menyesal mengatakannya. Tiga manusia di hadapannya ini memancarkan pendar biru dengan tingkat keredupan yang tidak berbeda jauh.
Seonho masih menatap Shuhua. Sebelum akhirnya Eunbin memutuskan untuk membawanya pergi dari sana. Sepertinya Seonho memang butuh waktu untuk menerima.
Menyisakan Guanlin dan Shuhua yang masih bertahan di tepi pantai.
“Maaf, ya. Kau memang sedekat itu dengannya,” ujar Guanlin.
Shuhua mengangguk sambil tersenyum simpul. “Aku bisa melihatnya.”
Kemudian Guanlin memandangi Shuhua. Mengagumi keindahannya dalam penyesalan tiada akhir. Bagaimana bisa ia melalaikan makhluk di hadapannya ini saat ia begitu sempurna?
Yang ditatap hanya berusaha menatap ke arah lain. Berusaha menghindari kontak mata.
“Kau tahu?”
Akhirnya Shuhua menatap Guanlin. “Tahu apa?”
Guanlin tersenyum. Menampilkan lesungnya. Entah mengapa, Shuhua merasakan suatu perasaan aneh melihat lesung itu.
“Aku dipecat.”
Shuhua melebarkan matanya. “Apa?? Dan kau mengatakannya sambil tersenyum?”
Guanlin tertawa renyah. “Aku bersyukur dipecat. Sungguh.”
“Yang benar saja..” gumam Shuhua.
Setelahnya mereka hanya terdiam. Menikmati waktu masing-masing dalam diam. Ditemani debur ombak yang tiada habisnya menghantam karang.
“Guanlin..”
Guanlin menoleh.
“Selama ini, aku memanggilmu bagaimana?”
Kernyitan tak luput dari dahi Guanlin. “Maksudmu?”
“Hhh.. Maksudku, bagaimana aku memanggilmu selama ini?”
“Hmm..” Guanlin tampak berpikir. “Kau memanggilku Guanlin. Terkadang LinLin. Terkadang juga Eddie. Atau terkadang sayang.” Kalimat terakhir ditekankan oleh Guanlin.
Shuhua mengalihkan pandangannya. “Aku akan ambil yang pertama saja.” Kemudian ia berdeham. “Um, Guanlin?”
“Ya?”
“Apakah dulu kita baik-baik saja? Bagaimana aku bisa berubah menjadi siren?”
Guanlin tertegun. Ia yakin cepat atau lambat Shuhua pasti akan menanyakan hal ini. Ia menunduk, menyiapkan hatinya untuk menjawabnya.
“Aku mengkhianatimu.”
Shuhua mengangkat alisnya. Sudah menduga akan jawaban Guanlin.
“Guanlin..” Sedikit ragu mengatakan kelanjutannya. “Bisakah aku memelukmu?”
Tidak bisa dipungkiri bahwa Guanlin terkejut mendengar permintaan Shuhua. “Kau.. Serius?”
Shuhua mengangguk yakin.
Setelah meyakinkan perasaannya, akhirnya Guanlin kembali masuk ke lautan. Kembali merasakan gelombang air yang menghanyutkannya perlahan.
Ia berenang ke arah Shuhua yang langsung menggapai dan memeluknya erat.
“Untuk apa ini?”
Shuhua menggeleng dan menenggelamkan wajahnya pada dada Guanlin. Sempat mengangkat kepalanya sekadar menatap netra Guanlin dalam sebelum akhirnya kembali memendamkan wajahnya.
Dan untuk pertama kalinya, Shuhua melihat pendar biru bersinar dari hatinya sendiri.
heheh ngga kok Seonho ngga suka Shuhua. lebih anggep saudara gitu. secara 'kan Seonho deket sama Shuhua dari dulu. tau paitnya hidup Shuhua gimana
bonus:
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔
FanfictionCome to me, sweetie. And I will heal your wound. ▪ Terinspirasi dari Webtoon Siren karya instantmiso. ▪ Bahasa baku. ▪ Angst.