Veintiuno

730 103 6
                                    

Pagi itu, Seonho kembali mengantarkan beberapa pesanan. Walaupun ia pewaris tetap perusahaannya, namun ia masih terlalu muda untuk menutup diri dari berbagai pengalaman.

Itulah mengapa, ia dengan senang hati melakukan pekerjaan antar-mengantar pesanan ikan kaleng seperti ini.

Ia baru saja selesai mengantarkan pesanan pada kediaman Tuan Lee Minhyuk yang baru saja memiliki anak bersama istrinya, Nyonya Lee, bernama Jung Eunji.

Ia juga memberi beberapa bonus sebagai hadiah atas kelahiran putra kedua mereka.

Di tengah perjalanan kembali ke tempatnya, ia melihat Guanlin. Sedang bicara pada seorang wanita.

"Ckck, si Lai itu. Sekarang ia sudah menemukan wanita lain?"

Seonho sudah siap ingin menangkap basah Guanlin sampai saat ia menyadari, wanita yang diajak bicara oleh Guanlin adalah mantan tetangganya dulu, Eunbin. Yang diberitakan sudah kembali sejak hilang bertahun-tahun.

"Eunbin noona? Apa yang ia bicarakan bersama Lai keterlaluan ini?"

Seonho mengendap-endap ke salah satu bangunan terdekat dari kedua oknum yang sedang berbincang.

"Jadi? Kau sudah siap melepasnya?" Sayup-sayup terdengar suara Eunbin dari tempat Seonho bersembunyi.

"Apa yang mereka bicarakan? Melepas apa?" gumam Seonho.

"Entahlah, noona. Aku benar-benar tidak bisa melepas Shuhua jiejie."

Seonho tanpa sadar menggertakan giginya. Apa dia bilang? Tidak bisa melepas Shuhua?

Dengan mudahnya ia bermain di belakang, namun ia sendiri yang tidak bisa melepas Shuhua? Apakah pria di depannya ini memang sebajingan itu?

"Tapi ia memang harus pergi. Kau tidak bisa terus menahannya di sini."

Kembali Seonho mengernyit mendengar pernyataan Eunbin. Di sini? Jadi Shuhua ada di sini? Apa Guanlin menyembunyikannya? Mengapa ia harus menyembunyikan Shuhua?

"Aku sedang memikirkannya. Kau benar, bagaimanapun dia memang harus pergi. Ia layak mendapat kehidupan yang lebih baik."

Seonho berhenti meremas lututnya saat mendengar pernyataan Guanlin. Terlebih saat Guanlin melanjutkan perkataannya.

"Aku tidak tahu seberapa lama waktu yang aku butuhkan nanti untuk pulih. Namun, aku juga tidak bisa melihat ia bertahan bersamaku dalam ketidak bahagiaannya."

Tanpa sadar, Seonho goyah. Pegangannya pada lututnya terlepas dan ia jatuh terduduk.

Tentu menyadarkan Guanlin dan Eunbin akan keberadaannya.

"Seonho?"

Eunbin menghampiri Seonho. "Astaga, kau benar Seonho!"

"Apa yang kau lakukan di sini?" Guanlin menatap Seonho tajam.

Seonho langsung saja membalas tatapan Guanlin sambil berdiri dan menunjuk tepat di depan wajahnya. "Kau! Kau menyembunyikan jiejie??"

Eunbin menatap Guanlin cemas. Menantikan jawaban apa yang akan diberikan Guanlin.

"Kau tidak perlu tahu. Lagipula kau tidak akan percaya."

Seonho menggeram. "Benar-benar! Malam ini juga aku akan melaporkanmu jika kau tidak memberitahuku! Warga akan datang dan mengepung rumahmu!"

Eunbin menahan napas. Ia tak tahu harus bagaimana menghadapi hal ini.

"Ikut aku." Guanlin berkata sambil melenggos. Eunbin sedikit tak percaya. Apakah Guanlin ingin memberi tahu Seonho?

Seonho yang bingung hanya bisa mengikuti Guanlin. Dan kebingungannya terus bertambah saat Guanlin berjalan ke arah pantai.

Tak berhenti di situ, Guanlin membawa mereka ke bebatuan karang yang cukup terjal.

"Kau menyembunyikan Shuhua jiejie sampai di sini? Benar-benar iblis," gumam Seonho.

Guanlin diam saja mendengarnya. Namun ternyata, ucapan Seonho cukup untuk memanggil Shuhua. Tentunya lewat perantara hati Guanlin.

Awalnya Seonho tidak menyadari keberadaan Shuhua sampai gadis itu berkata, "Wah, kau menambah teman?"

Seonho menoleh mendengar suara teman baiknya itu. Ia sudah siap dengan berbagai skenario untuk menyambut Shuhua.

Namun, suaranya tertahan setelah melihat Shuhua.

Apa ia melihat ekor?

Apa ia melihat ekor?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang