Shuhua membawa Guanlin ke tepian dengan kecepatan luar biasa. Siapa sangka jika ternyata alasan Guanlin telat bekerja hanya untuk menemuinya?
Shuhua sibuk mencerca Guanlin selama perjalanan. Guanlin sendiri sibuk menyingkirkan air yang terus menghalangi penglihatannya.
“Sudah, cepat sana! Kalau sempat, mandi dulu!” ujar Shuhua menatap pakaian Guanlin miris. Basah kuyup dari atas sampai ke bawah.
“Siap, sayang!”
Dengan begitu, Shuhua beranjak dari tepian pantai. Karena ia tahu, Guanlin tidak akan menjadi orang pertama yang pergi.
“Nanti sore aku ke sini lagi!!” teriak Guanlin saat Shuhua sudah cukup jauh.
“Aku tidak akan datang!” balas Shuhua.
“Kalau begitu aku akan menenggelamkan diri lagi seperti tadi!!” Guanlin memperbesar suaranya saat melihat Shuhua sudah berenang menjauhinya.
Kemudian ia mengambil sepatunya yang tergeletak di tepian untuk kembali ke rumahnya. Sedikit tidak memedulikan sinar mentari yang mulai menusuk.
Persetan dengan pekerjaan. Ia hanya ingin mandi.
Agak miris saat melewati toko kue yang biasa menjadi tempat tujuannya. Ia sempat mencuri pandang ke dalam dan melihat Bibi Jang sedang sibuk melayani pembeli.
Sesayang itu beliau pada Shuhua. Ia bahkan tidak mengizinkan siapapun menggantikan tempatnya semenjak kepergiannya.
Beberapa yang berpapasan dengan Guanlin sempat mempertanyakan penampilan Guanlin yang jauh dari kata baik. Namun ia hanya tersenyum membalasnya.
Bahkan tetangga terdekatnya, Paman Changsub mempertanyakan kuyupnya ia. Kembali ia menjawab dengan senyum sebelum memasuki rumahnya.
“Guanlin? Apa yang terjadi?” Nyonya Lai keluar dari dapur. Tentu terkejut melihat kondisi dari putra satu-satunya.
“Tidak, mama. Aku baru saja bahagia.”
Nyonya Lai sempat bertanya-tanya apa yang terjadi pada putranya. Namun, mengingat kondisi Guanlin tadi malam membuatnya urung.
“Ya sudah, cepat mandi. Jika kau tidak merasa siap bekerja, kau boleh ambil cuti saja.”
Guanlin mengangguk menyetujui ibunya sebelum ia pergi mengambil handuk.
Lantas kamar mandi menjadi tujuan setelahnya. Langsung saja ia memanjakan tubuhnya dengan rendaman air hangat.
Dengan handuk melilit pinggangnya, ia pergi ke kamar dan berpakaian setelahnya. Barulah ia mengecek ponselnya.
37 missed calls from Yuqi jiejie.
19 messages from Yuqi jiejieGuanlin sedikit mengernyit, menyadari betapa besar obsesi yang diberikan Yuqi padanya.
Matanya melirik ke arah bingkai yang beberapa saat lalu sempat ia simpan, namun kini sudah kembali berdiri tegak di atas nakasnya.
Fotonya dengan Shuhua.
Ia mengelus wajah Shuhua yang tercetak di foto tersebut.
“Aku merindukanmu.”
Setelahnya, ia mengangkat bingkai tersebut dan mengecup wajah Shuhua. Tersenyum saat meletakkannya kembali dan bersiap untuk pergi bekerja.
Ia bertemu dengan Seonho. Seonho memergokinya menatap ke arah laut sambil duduk di atas motornya.
“Kini kau menyesal setelah jiejie menghilang?” sindir lelaki itu.
Guanlin diam tak berminat menjawabi.
Seonho menggeram. Ingin rasanya ia menghantam orang di hadapannya ini. Bagaimana bisa jiejienya jatuh pada orang seperti dia?
“Terserah saja. Yang pasti kau harus segera menemukan dia! Atau aku akan melaporkanmu pada kepolisian setempat dengan tuntutan penghilangan warga.”
Guanlin mengusap tengkuknya kasar sebelum menyalakan mesin motornya. Setelahnya, ia pergi melewati Seonho begitu saja.
“Sialan itu! Lihat saja, akan aku buat dia menyesal atas setiap perbuatannya.” Seonho menggeram. Kini ganti ia yang termenung sambil menatap ke arah laut.
“Shuhua jiejie.. Kau dimana? Mengapa kau menghilang tanpa jejak?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔
FanfictionCome to me, sweetie. And I will heal your wound. ▪ Terinspirasi dari Webtoon Siren karya instantmiso. ▪ Bahasa baku. ▪ Angst.