Selamat malam
Unfairness kembali menyapa kalianBudayakam vote sebelum baca ya
Komennya juga jangan lupaTahu gak salah satu hal yang paling sulit dilakukan selain mengikhlaskan?
Menekan ego untuk saling bermaafan kemudian baikan
Menahan gengsi lalu melupakan sebuah kesalahan***
"Jadi apa rencana kamu?" Kai tersenyum. Menumpu kepalanya menggunakan tangan. Menatap Fay dengan cara paling mempesona.
Fay mengulum senyum sekaligus menahan debarannya supaya tidak lebih menjadi.
"Ditanya malah merona gitu," ejek Kai.
"Kelihatan ya?" tanyanya polos sambil memegangi pipinya.
"Kenapa? Padahal aku gak ngapa-ngapain."
Fay tidak tahu apa Kai memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa ada sesuatu di matanya yang membuat seorang Fay merona seketika. Bahkan mungkin gadis lain pun akan bereaksi sama sepertinya.
"Kenapa sih?" Kai menggeser posisi duduknya lebih dekat.
"Jangan mendekat!" Fay meletakan tangannya pada pundak Kai.
Kai terkekeh geli, lantas memundurkan tubuhnya. Kembali ke jarak aman.
"Balik lagi ke yang tadi. Apa rencana kamu buat Kara supaya baikan sama Hana?"
Senyum di wajah Fay mengembang. Terlihat misterius namun meyakinkan.
***
"Makin kusut. Mau gue bantu sertikain tuh muka," tegur Kai yang langsung duduk di hadapan Kara tanpa minta izin terlebih dahulu.
Kara yang sejak tadi sedang termenung di salah satu meja kantin bersama segelas es teh yang belum tersentuh sama sekali. Sudut bibir Kara terangkat sedikit. Tangannya meraih sedotan dan mengaduk-aduk minumannya. Tak ada kerjaan.
"Kenapa sih?" tanya Kai pura-pura tidak tahu penyebab wajah Kara kusut empat hari ini.
Kara menggeleng pelan.
"Masalah waktu itu belum selesai?" Kai lagi-lagi pura-pura tidak tahu. Padahal dari wajah Kara dan Hana yang empat hari ini ia lihat sudah menjelaskan semuanya.
Helaan napas Kara terdengar. "Gak tahu juga gue harus gimana nyelesaiannya. Gue kecewa."
"Tapi, lo gak mau selamanya kayak gini kan?"
"Gak mau lah."
"Makanya." Kai menepuk pundak Kara membuat Kara mendongak seketika. Mungkin dia heran kenapa Kai tiba-tiba sok akrab dengannya.
Kai sendiri bahkan merasa aneh dengan interaksi yang saat ini dilakukannya dengan Kara. Di kelas, bisa dikatakan Kai dan Kara ibarat orang asing. Kai yang lebih humble punya banyak teman sibuk dengan teman-temannya. Sementara Kara, selalu sibuk dengan Hana, tak pernah sekalipun berbaur dengan yang lainnya.
Kai tersenyum kecil, kalau dilihat-lihat Kara dan Hana punya banyak kesamaan. Sama-sama tidak mau berteman dengan teman sekelas. Hanya menghabiskan waktu berdua. Pasti sekarang dua orang ini merasa aneh sekali dengan lingkungan. Sama-sama saling menjauh padahal hati terus memaksa untuk dekat.
"Baikan kenapa." Sambung Kai sambil menaik turunkan alisnya.
"Sebenernya daritadi gue heran." Kara menurunkan tangan Kai dari pundaknya. "Kenapa lo tiba-tiba sok akrab sama gue?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Unfairness (SELESAI)
Fiksi Remaja"Gue suka sama lo." Fay menatap datar pria yang saat ini berdiri di samping bangkunya. "Gue suka sama lo." ucap Kai untuk yang kedua kalinya dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. Membuat perhatian teman sekelas Fay langsung tertuju padanya...