"Ah, iya yang ini!" Ucap Nayeon sambil mengambil sodoran sepasang cincin yang menurut Chaeyoung cukup simpel namun elegan tersebut.
Ya, Chaeyoung memang sedang berada di toko perhiasan sekarang. Tujuan Nayeon datang ke rumahnya ternyata untuk meminta ditemani membeli perhiasan sebagai mas kawin dirinya dan Jeongyeon. Nayeon mengatakan bahwa suaminya tersebut sedang ada urusan mendadak di luar kota, jadi tak bisa menemani Nayeon mengambil pesanan cincin yang sebelumnya memang sudah mereka booking.
Chaeyoung memperhatikan koleksi-koleksi perhiasan lain yang di susun rapi di dalam etalase kaca. Pandangan Chaeyoung jatuh pada sebuah kalung tipis dengan bandul berbentuk penguin. Pikiran Chaeyoung langsung melayang ke gadis yang dia sukai. Myoui Mina, gadis penguinnya.
"Permisi, boleh saya melihat kalung ini?" Tanya Chaeyoung kepada seorang wanita yang bekerja di sana.
Wanita tersebut mengangguk seraya tersenyum, dan langsung melaksanakan permintaan Chaeyoung. Dia memberikan kalung tersebut kepada Chaeyoung.
"Gwiyeopta." Celetuk Nayeon yang telah berada tepat di samping Chaeyoung. Dia turut memperhatikan kalung yang adiknya pegang tersebut.
"Sudah, beli saja. Berikan kepada yeoja cantik yang kau sukai itu. Kau tak akan miskin hanya karena membeli kalung ini." Ujar Nayeon bernada serius.
Chaeyoung tampak berpikir sesaat. Dia sebenarnya ingin sekali memberikan kalung ini kepada Mina, tapi yang menjadi pertanyaannya, apa Mina mau menerima kalung dari Chaeyoung? Mereka kan tidak ada hubungan apa-apa. Chaeyoung butuh alasan yang kuat agar Mina mau menerima kalung ini. Ah, satu ide terlintas di pikiran Chaeyoung.
"Noona, sekarang tanggal berapa?" Tanya Chaeyoung antusias.
Nayeon menaikkan alisnya, "22 maret, kenapa?"
Chaeyoung tersenyum simpul mendengarnya. Bagaimana dia bisa lupa? Dua hari lagi ulang tahun Mina. Chaeyoung mengetahuinya dari biodata gadis tersebut saat melamar kerja di perusahaannya. Kalau begitu, dia bisa langsung membeli kalung ini sekarang. Dia akan memberikannya kepada Mina nanti, sebagai hadiah ulang tahun gadis tersebut. Semoga saja Mina mau menerima dan memakainya.
"kalau begitu, bungkus!" Ucap Chaeyoung dengan wajah sumringahnya.
*****
Chaeyoung tiba dikantornya dengan wajah datar seperti biasa. Banyak karyawan yang dengan ramahnya menegur Chaeyoung, namun selalu pria itu balas hanya dengan anggukan singkat. Well, semua orang sudah terbiasa dengan sikap cuek Chaeyoung.
Senyuman tipis terbit di bibir Chayeoung saat dia melewati ruangan manajer dan mendapati Mina sudah berada di sana, sibuk berkutat dengan tumpukan dokumennya.
"Selamat datang, dae pyo nim yang senang melarikan diri dari tanggung jawab!"
Sindiran dari Sana menjadi sambutan yang epik bagi kedatangan Chaeyoung di ruangannya. Chaeyoung memutar bola matanya malas. Tidak mempedulikan kekesalan sekretarisnya tersebut.
"Son Chaeyoung! Kau tahu? Kemarin aku susah payah membujuk client Jepang itu agar tetap mau bekerja sama dengan perusahaan kita. Mereka marah-marah kepadaku karena kau yang membatalkan janji temu begitu saja. Mereka menilai kau sebagai orang dengan omongan yang tidak bisa dipercaya." Ucap Sana dengan jengkel.
Chaeyoung mendudukkan dirinya di kursi kerjanya, lalu membalas ucapan Sana dengan santai, "so what?"
"Yak! Kau ini... mereka itu client penting yang ingin berinvestasi besar di perusahaan kita. Katamu ingin membuat perusahaan ini menjadi tiga terbesar di dunia, tapi be--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger [Michaeng]
FanfictionSon Chaeyoung sudah menjomblo sejak dia lahir di dunia ini dua puluh dua tahun yang lalu. Alasannya sangat sederhana, bukan karena tak laku, apalagi sibuk bekerja, hanya saja selama ini memang tak ada satu pun wanita yang berhasil membuat dia tertar...