"Ini sudah waktunya untuk pulang, gwajang-nim. Anda tak akan lembur di hari pertama kerja anda, kan?"
Mina mengangkat kepalanya, melihat Jihyo di ambang pintu yang tengah berbicara padanya.
"Ah, ne. Aku akan pulang sebentar lagi. Unnie pulang saja duluan." Jawab Mina yang kembali sibuk dengan berkas-berkas di meja kerjanya tanpa menatap lawan bicara.
"Ah, dia tipe orang yang sangat serius dalam bekerja rupanya. Sikap Mina ini membuatku berpikir dia adalah versi wanita dari dae pyo nim. Mereka sama-sama berkharisma, sama-sama terkesan cuek, sama-sama keren, sama-sama cerdas, sama-sama workaholic, dan mungkin sama-sama jomblo. Ku rasa mereka akan cocok bersama... Omo, apa yang baru saja aku pikirkan?" Batin Jihyo.
Jihyo mengedikkan bahunya, "baiklah kalau begitu. Sampai bertemu besok pagi, gwajang-nim."
Mina hanya mengangguk singkat sebagai respon. Selanjutnya, dia kembali berkutat pada pekerjaannya. Ntah kenapa, Mina sangat senang bekerja. Jika dia sudah memulai pekerjaannya, rasanya enggan untuk berhenti, apalagi jika ada yang masih belum beres. Dia betah, bahkan mampu melewatkan makan siangnya hanya karena keasikan bekerja. Such a workaholic girl.
Sementara itu, diruangannya, Chaeyoung baru saja menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Dia akan langsung pulang ke apartemennya sekarang. Tak lupa, dia membawa kotak bekal milik tetangganya. Dia berniat mengembalikannya sesegera mungkin malam ini.
Langkah Chaeyoung terhenti saat akan melewati ruangan manajer. Lampu di sana masih menyala terang, ada seorang wanita didalamnya yang tampak sedang sibuk membereskan mejanya.
"Lembur di hari pertama, Mina-ssi?" Ujar Chaeyoung ketika Mina baru saja keluar dan menutup ruang kerjanya.
"Eoh? Ah, ya, dae pyo nim." Jawab Mina, sedikit kaget di awal karena mendapati sosok Chaeyoung di sana.
Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju lift. Tak ada orang lain lagi selain mereka di kantor ini. Wajar saja, sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Hening. Tak ada yang berniat memulai bicara diantara keduanya. Bukan karena sombong, tapi memang itu lah karakter mereka. Tak pandai berbasa-basi, apalagi dengan orang yang masih belum dikenal dekat. Keduanya tetap diam sampai tiba di tempat parkir dan memasuki mobil masing-masing.
Mobil dengan warna putih metalik milik Mina tampak keluar lebih dulu dari parkiran, lalu mobil Chaeyoung menyusul dibelakangnya.
Sudah lima belas menit Chaeyoung berkendara, dia mulai heran karena sedari tadi mobil Mina masih setia berada didepannya. Chaeyoung tidak berniat melewati mobil tersebut, dia penasaran kenapa jalurnya dan Mina selalu sama. Apa tempat yang menjadi tujuan mereka sama?
Benar saja. Setelah dua puluh menit berkendara, Mina dan Chaeyoung sama-sama memberhentikan mobilnya di parkiran sebuah apartemen mewah. Mereka bahkan memarkirkan mobil berdampingan.
Lagi-lagi, Mina kaget saat tahu Chaeyoung sudah berada di sampingnya. Chaeyoung yang merasa diperhatikan oleh Mina langsung menoleh kepada gadis tersebut. Dia hanya tersenyum tipis mendapati Mina menatapnya dengan kernyitan.
"Maaf sebelumnya, apa anda mengikuti saya... dae pyo nim?" Tanya Mina tegas, namun masih dengan sopan.
Chaeyoung yang sudah menduga Mina akan bertanya seperti itu dengan cepat menggeleng, "tentu saja tidak, Mina. Untuk apa aku melakukannya?"
Mina menaikkan sebelah alisnya, merasa kurang puas mendengar jawaban Chaeyoung. Bisa saja kan, Chaeyoung sengaja membuntutinya, namun tidak ingin mengaku. Yah, walau tampang-tampang seperti Chaeyoung ini rasanya sama sekali tidak mungkin melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger [Michaeng]
FanfictionSon Chaeyoung sudah menjomblo sejak dia lahir di dunia ini dua puluh dua tahun yang lalu. Alasannya sangat sederhana, bukan karena tak laku, apalagi sibuk bekerja, hanya saja selama ini memang tak ada satu pun wanita yang berhasil membuat dia tertar...