22 - Jealousy

2.7K 209 16
                                    

Sudah hampir lima belas menit Mina menunggu Chaeyoung di ruang tamu apartemennya, namun tak ada tanda-tanda pria tersebut akan muncul untuk mengajaknya pergi ke kantor bersama seperti biasa.

Mina menghela nafasnya. Tidak biasa Chaeyoung telat. Dia mengambil tas kerjanya, beranjak dari duduknya, dan berjalan keluar apartemen. Mina tak lupa menutup dan mengunci kembali pintu apartemennya.

Mina telah berada di depan apartemen Chaeyoung. Dia langsung mengetuk pintunya, namun tak ada jawaban dari sana. Mina mulai curiga, dia langsung memutar kenop pintu apartemen calon suaminya tersebut.

Pintu langsung terbuka. Mina mengerutkan keningnya. Apa Chaeyoung lupa mengunci pintunya? Membiarkan pintunya tak terkunci semalaman?

Mina segera masuk ke dalam apartemen Chaeyoung, mencari-cari keberadaan pria tersebut. Tak menemui Chaeyoung di ruang tamu dan ruang keluarga, Mina langsung memasuki kamar Chaeyoung.

Nihil. Mina tak menemui orang yang di carinya di atas kasur. Kamar Chaeyoung tampak begitu sunyi. Namun, mulut Mina menganga saat pandangan matanya menangkap punggung seorang pria di balkon kamar tersebut. Dengan cepat, Mina berlari menuju pria yang dia cari-cari.

"Ommo, Son Chaeyoung!" Ucap Mina kaget saat melihat pria yang tengah tertidur di kursi tersebut benar-benar Chaeyoung.

Mina langsung berjongkok di hadapan Chaeyoung. Pria itu masih terlelap, dengan earphone yang setia menempel di telinganya. Dengan cepat Mina menarik earphone tersebut. Mina menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Dia baru tahu, pria di hadapannya ini benar-benar ceroboh. Mulai dari lupa mengunci pintu hingga tertidur di balkon dengan earphone yang masih terpasang. Apa Chaeyoung tak tahu hal ini bisa membahayakannya? Apa sebenarnya yang Chaeyoung lakukan semalaman hingga membuatnya tampak begitu kelelahan?

Mina menatap wajah pria di hadapannya. Mina dapat melihat keringat yang muncul di sekitar kening pria tersebut. Bibir Chaeyoung juga terlihat pucat. Refleks, Mina menempelkan tangannya di leher Chaeyoung. Panas. Mina membulatkan matanya. Chaeyoung demam.

"Yah, Son Chaeyoung! Chaengie?" Panggil Mina sambil menepuk-nepuk pelan pipi Chaeyoung. Dia panik.

Chaeyoung tampak mengerjap-erjapkan matanya. Beberapa detik kemudian, mata pria tersebut telah terbuka sepenuhnya dan berhasil menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya.

Chaeyoung tersenyum saat matanya menangkap pemandangan yang begitu indah. Baru saja bangun tidur seperti ini, wajah Mina sudah tersuguh di depannya dengan jarak yang begitu dekat. Sungguh berkah di pagi hari.

"Chaeng! Kau sudah bangun? Syukurlah." Ucap Mina. Rasa khawatirnya sedikit berkurang mengetahui Chaeyoung ternyata hanya demam, tidak sampai pingsan.

Dengan senyuman yang masih mengembang, Chaeyoung menganggukkan kepalanya. Hanya dengan memandangi wajah gadis yang sangat dia cintai, bisa membuat Chaeyoung melupakan rasa sakitnya.

Mina mengerutkan alisnya melihat Chaeyoung yang menatapnya teduh sambil terus tersenyum. Bisa-bisanya Chaeyoung masih tersenyum di saat kondisinya seperti ini?

"Yak, Son Chaeyoung! Kau bodoh?" Ucap Mina yang langsung berhasil membuat Chaeyoung tersentak dari lamunannya.

"E--eoh? Ap--apa? Aku? Aku tidak bodoh. Sama seperti mu, aku lulus kuliah dengan gelar summa cum laude di Universi--"

"Jika kau memang pintar, kenapa kau tidak berpikir bahwa tidur di kursi balkon seperti ini setelah hujan-hujanan tadi malam bisa membuatmu sakit, huh?!" Potong Mina geram.

Chayeoung langsung bungkam. Dia menatap Mina dengan takut-takut. Nada bicara Mina meninggi, raut wajah gadis tersebut tampak sangat serius sekarang. Baru kali ini, Chaeyoung melihat bagaimana orang yang selalu datar seperti Mina marah. Namun, tak bisa dipungkiri, rasa senang timbul di dalam hati Chaeyoung. Dia tahu, Mina marah, berarti gadis tersebut peduli dengannya.

Perfect Stranger [Michaeng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang