"Tunggu!"
Mina menghentikan pergerakannya yang akan membuka pintu mobil karena Chaeyoung menahan tangannya. Dia menoleh kepada Chaeyoung dengan pandangan bertanya.
"Sedang hujan, jangan lupakan payungmu, Minari. Biar ku antar sampai ke dalam." Ucap Chaeyoung.
Chaeyoung melepas seatbeltnya, mengambil payung hitam yang ada di kursi belakang, lalu keluar dari mobilnya. Dengan cepat dia mengitari bagian depan mobilnya, lalu berhenti, membukakan pintu untuk Mina.
Mina keluar dari mobil, dan Chaeyoung langsung merapatkan tubuhnya dan Mina, memayungi mereka berdua. Refleks, Chaeyoung menarik tangan Mina, menggenggamnya di sepanjang langkah mereka yang terasa begitu lambat. Yah, keduanya tak ingin membasahi sepatu mereka jika berjalan dengan tergesa-gesa di atas genangan air, di bawah hujan yang pagi ini turun cukup lebat.
Mina sedikit mendongak, menatap wajah putih Chaeyoung yang kali ini sedikit kemerah-merahan, mungkin karena suhu yang dingin? Lalu, pandangannya beralih pada tangannya yang sedang Chaeyoung genggam. Mina tersenyum, perasaannya menghangat. Tanpa sadar, pipi Mina pun memerah.
Tiba di dalam perusahaannya, Chaeyoung langsung melepaskan genggamannya pada Mina, menutup kembali payungnya. Dia memutar tubuhnya menghadap gadis yang dia cintai tersebut.
"Aku harus pergi sekarang. Ingat, aku akan menjemputmu di jam makan siang, kita akan bertemu Tzuyu." Ucap Chaeyoung.
Well, sudah empat hari semenjak pernikahan Nayeon dan Jeongyeon. Sudah tiga hari semenjak Chaeyoung menghubungi teman lamanya itu, Tzuyu, untuk datang menemuinya, menyiapkan baju pernikahan mereka yang akan di gelar kurang lebih dua puluh hari lagi.
Mina tersenyum tipis, "oke."
Chaeyoung mengangguk kecil, belum berniat beranjak dari hadapan Mina. "Ehm, hanya itu?"
"Huh?" Tanya Mina bingung. Hanya itu apa maksud Chaeyoung?
Chaeyoung memajukan bibir bawahnya, mengembungkan pipinya, membuatnya terlihat benar-benar menggemaskan di mata Mina. Well, selalu.
"Bukankah seharusnya kau bilang... Oke. Selamat meeting, my baby tiger. Semoga semuanya berjalan lancar, dan segera kembali ke kantor. Jangan membuatku lama menunggumu!" Ucap Chaeyoung sambil menirukan gaya bicara Mina, selembut mungkin.
Mina terdiam, menatap Chaeyoung. Tersadar, dia mengerjap-erjapkan matanya. Mina tak dapat menahan tawa renyahnya. Apa yang baru saja dia saksikan? Tingkah Chaeyoung benar-benar membangun moodnya pagi ini.
"Aigo, kau hanya ingin aku mengatakan itu?" Ucap Mina sambil mengacak-acak gemas rambut Chaeyoung.
Chaeyoung mengangguk polos, "ne. That's my vitamin, you know."
Mina menarik kembali tangannya dari rambut Chaeyoung, dia menatap serius pria dihadapannya itu, lalu tersenyum manis. Mina berdehem kecil sebelum berucap, "oke. Hati-hati membawa mobil, jalanan licin. Dan, segera kembali ke sini."
Senyuman lebar langsung tercetak di bibir merah Chaeyoung karena Mina mengucapkan kalimat seperti yang dia pinta, walau tidak persis. "Aye aye, captain! Then, bye, I love you."
Cup.
Chaeyoung langsung memutar tubuhnya kembali, membuka payungnya, berjalan menuju mobilnya terparkir.
Sementara itu, Mina terdiam, menatap punggung Chaeyoung yang semakin menjauh dengan pipinya yang sudah merona hanya karena kecupan sekilas pria tersebut di pipi kirinya. Yang benar saja, siapa yang mengajarkan Chaeyoung untuk terus bersikap manis seperti itu? Apalagi ini, di depan umum, di kantor mereka sendiri. Mina bahkan bisa merasakan beberapa karyawan sedari tadi menjadikan mereka pusat perhatian. Siap-siap saja hubungan mereka kembali menjadi topik pembicaraan hangat, yah walau Mina tak terlalu peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger [Michaeng]
FanfictionSon Chaeyoung sudah menjomblo sejak dia lahir di dunia ini dua puluh dua tahun yang lalu. Alasannya sangat sederhana, bukan karena tak laku, apalagi sibuk bekerja, hanya saja selama ini memang tak ada satu pun wanita yang berhasil membuat dia tertar...