Mina terbangun dari tidur panjangnya. Rasa pusing yang langsung memenuhi kepala Mina ditambah buruk dengan tenggorokannya yang juga turut terasa sakit. Mina merasa tak enak badan.
Pandangan Mina langsung menerawang ke sekitarnya ketika dia sadar dia sedang tidak berada di kasurnya. Mata Mina terbelalak saat matanya menangkap punggung mulus dan berotot milik seorang pria yang tengah membelakanginya. Pria tersebut, yang tak lain adalah tetangga sekaligus bosnya, sekarang hanya mengenakan handuk putih yang melindungi separuh tubuh bagian bawahnya.
Chaeyoung terlihat tengah sibuk memilih baju yang akan dia kenakan dari lemarinya. Posisi lelaki tersebut sedikit bergeser, yang tadinya membelakangi Mina, sekarang membuat Mina dapat melihat sisi samping Chaeyoung dengan jelas.
Mina dapat melihat dengan jelas wajah samping Chaeyoung. Rahang Chaeyoung tercetak tegas, hidung mancung dan bibir merah merekah pria tersebut terlihat begitu seksi, apalagi dengan keadaan rambut Chaeyoung yang masih basah dan berantakan sekarang ini. Tetes-tetes air yang masih tersisa di tubuh Chaeyoung, terutama di bagian lengannya yang sangat kekar itu, membuat Mina tak sadar telah memperhatikan pria tersebut tanpa sempat berkedip sedetik pun. Mina bahkan melupakan apa yang terjadi dengan dirinya hingga bisa berakhir tidur di apartemen Chaeyoung.
Chaeyoung memutar tubuhnya setelah menemukan pakaian yang akan dikenakannya. Niat hati ingin kembali ke kamar mandi untuk memakai bajunya, Chaeyoung malah terbelalak karena mendapati Mina ternyata telah terbangun, dan sedang menatapnya dalam diam.
Chaeyoung bertanya-tanya, sudah berapa lama gadis itu memperhatikannya. Tersadar, Chaeyoung dengan cepat menutupi tubuh bagian atasnya dengan baju kaos yang baru saja dia ambil.
Chaeyoung heran sebenarnya mengetahui Mina diam saja sedari tadi. Dia pikir, saat Mina terbangun dan tersadar telah tertidur di tempat orang lain, gadis tersebut akan berteriak heboh karena panik, dan bertanya-tanya tentang apa yang telah terjadi tadi malam kepadanya, atau apa Chaeyoung berbuat yang macam-macam kepadanya? Karena seperti itulah yang terjadi di dalam cerita ataupun drama-drama yang Chaeyoung tonton dan baca. Apalagi saat Mina terbangun, dia langsung mendapati Chaeyoung yang tengah bertelanjang dada.
"Mina-ya, ka... kau sudah bangun?" Tanya Chaeyoung canggung.
Mina mengerjap-erjapkan matanya, "uh? Ya. Baru saja."
Chaeyoung menghela nafasnya mendengar jawaban Mina, "untuk ukuran orang yang semalam mabuk berat, kau cukup awal untuk terbangun sekarang, Minari. Ini baru pukul enam pagi lewat beberapa menit."
Mina tak merespon ucapan Chaeyoung, dia meraba kepalanya yang terasa berdenyut kembali. Chaeyoung yang melihat itu langsung tahu, Mina pasti sedang tidak enak badan. Wajar saja. Chaeyoung memilih untuk segera masuk ke kamar mandi, memakai pakaiannya dengan benar, baru setelah itu keluar dan mendekati Mina. Chaeyoung duduk di tepian ranjangnya, di sebelah Mina.
"Kau tampak pucat, Mina. Apa kau sakit?" Tanya Chaeyoung khawatir. Mina menatap lemah Chaeyoung, dia mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Kalau begitu ayo kita ke rumah sakit! Kau harus segera diobati." Ucap Chaeyoung.
Mina menggeleng, "tidak, Chaeng. Aku akan sembuh hanya dengan beristirahat dan minum obat demam biasa."
Chaeyoung menatap Mina cemas. Dia ingin sekali membawa gadis tersebut ke rumah sakit, agar Mina bisa mendapatkan perawatan yang lebih efektif. Tapi sepertinya Mina tak menginginkan itu. Chaeyoung terpaksa mengurungkan niatnya.
"Baiklah. Biar ku buatkan bubur untukmu." Ujar Chaeyoung, lalu berdiri dari duduknya untuk berjalan ke dapur.
"Chaeng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger [Michaeng]
FanficSon Chaeyoung sudah menjomblo sejak dia lahir di dunia ini dua puluh dua tahun yang lalu. Alasannya sangat sederhana, bukan karena tak laku, apalagi sibuk bekerja, hanya saja selama ini memang tak ada satu pun wanita yang berhasil membuat dia tertar...