20 - Kepastian

2.2K 193 9
                                    

Sudah hampir seminggu sejak terakhir kali Chaeyoung bertemu Momo malam itu. Jangankan untuk bertemu, mengirim pesan kepadanya saja Momo sudah sangat jarang. Chaeyoung maklum saja, dia pikir Momo sedang disibukkan dengan pekerjaan barunya sebagai pelatih dance di agensi besar itu. Jadi, Chaeyoung juga tidak berusaha mengontak Momo, tidak ingin mengganggu pekerjaan sahabatnya. Lagipula, Chaeyoung sendiri juga sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya, belum lagi besok lusa, tepat tanggal 4 april, akan ada acara pernikahan Nayeon.

Hari sudah mulai gelap di luar sana, namun tak ada sedikitpun niat Chaeyoung untuk bergerak dari posisinya sekarang. Dia tengah fokus mengedit sesuatu di laptopnya, dan rasanya tanggung jika tidak dia selesaikan sekarang.

"Daepyo-nim, kau akan lembur lagi?"

Chaeyoung yang mendengar pertanyaan dari sekretarisnya itu hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.

Sana yang sebelumnya bertanya dari ambang pintu, langsung berjalan mendekati Chaeyoung. Dia berhenti dan duduk di hadapan pria tersebut. Sana penasaran, kenapa beberapa hari ini Chaeyoung terlihat sangat sibuk dengan laptopnya? Padahal, setahu Sana, pekerjaan mereka tidak terlalu banyak jika harus membuat Chaeyoung lembur seperti ini.

"Kau sedang apa dengan laptopmu?" Tanya Sana, dia memajukan tubuhnya ke depan, agar bisa melihat layar laptop Chaeyoung.

Chaeyoung mendongak, mengalihkan perhatiannya pada Sana. Senyuman simpul terbit di bibirnya, "mengedit."

Sana menarik tubuhnya kembali. Percuma, dia tidak bisa melihat dengan jelas jika posisinya seperti itu.

"Edit? Apa yang kau edit?" Tanya Sana, dia langsung berdiri dari duduknya dan berjalan ke tempat Chaeyoung. Berhenti di belakang kursi pria tersebut.

"Woah... daebak. Bukankah itu Mina?" Tanya Sana dengan mulut terbuka setelah melihat apa yang tertampil di layar laptop Chaeyoung.

Chaeyoung mengangguk semangat, "ne. Aku sedang mengedit videonya yang ku rekam sendiri saat kami menghabiskan waktu bersama."

Sana menggelengkan kepalanya, takjub. "Kau merekam setiap momen saat kalian bersama?"

"Ya... aku melakukannya diam-diam. Ku rasa, dia tidak sadar saat ku rekam. Dia hanya tahu kalau aku memfotonya." Tutur Chaeyoung.

Sana menepuk-nepuk pelan bahu Chaeyoung, "wah... jadi sekarang, kau rela lembur demi mengedit video ini? Kau akan memperlihatkannya kepada Mina?"

"Ne. Aku harus menyelesaikan video ini secepatnya. Aku berencana untuk menayangkan video ini saat resepsi pernikahan kami nanti, sebagai kejutan. Bagaimana?" Jelas Chaeyoung. Dia menatap Sana dengan sorot serius. Ah, untuk pernikahannya, Chaeyoung memang sudah memberi tahu Sana beberapa hari lalu, dan gadis itu sangat senang sekaligus terkejut mendengarnya.

"Aigo, jika aku menjadi Mina, aku akan sangat tersentuh, bahkan menangis, mengetahui kau melakukan hal seromantis ini untukku. Belum lagi jika dia tau perjuanganmu untuk mengeditnya. Ini bukanlah hal yang mudah, mengingat kau adalah daepyo di perusahaan besar, kau harus curi-curi waktu untuk menyelesaikan editanmu. Yah... Chaeyoungie, apa kau memang seromantis ini, uh?" Ucap Sana sepenuhnya jujur. Dia masih takjub dengan Chaeyoung, apalagi saat menonton sekilas hasil editan pria tersebut yang terlihat sangat apik.

Chaeyoung tak dapat menahan senyumannya untuk semakin lebar saat mendengar jawaban Sana. Dia kembali memutar kepalanya, menghadap laptopnya.

"Aku hampir menyelesaikan ini. Mau melihatnya?" Tawar Chaeyoung.

Sana hanya mengangguk cepat sebagai jawaban. Chaeyoung pun langsung memutar video berdurasi 3 menit yang belum sepenuhnya rampung tersebut. Baik Chaeyoung maupun Sana, fokus menontonnya dalam diam.

Perfect Stranger [Michaeng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang