17 - No Limit

1.8K 193 7
                                    

"Jadi, kalian tetangga?"

Chaeyoung dan Mina kompak mengangguk singkat mendengar pertanyaan Momo. Saat ini, mereka bertiga telah tiba di apartemen Mina.

"Heol, apa itu alasannya kau ikut Chaeyoung untuk menjemputku, Mina-ssi? Kalian sudah cukup akrab? Ku kira hubungan kalian hanya sebatas rekan kerja sebelumnya." Ujar Momo, dia mengerling kepada Chaeyoung yang ada di sebelahnya.

"Ehm, Momo-ya, ada yang ingin ku ceritakan kepadamu. Tapi, pertama-tama kau dulu saja yang bercerita. Bukankah kau juga ingin menceritakn sesuatu kepadaku? Kenapa kau mendadak kembali ke Korea?" Tanya Chaeyoung kemudian.

Momo kini mengalihkan perhatiannya sepenuhnya kepada Chaeyoung. Dia menghela nafas berat, mengingat tujuan awalnya datang ke Korea. "Aku memutuskan untuk kembali ke sini? Pertama, aku merasa tidak cocok dengan usaha Momo dessert milikku, sehingga semakin lama usahaku itu semakin mengalami kemunduran. Kedua, aku mendapatkan tawaran bekerja di salah satu agensi big3 untuk menjadi pelatih dance para trainee disana. Ketiga, aku putus dengan pacarku."

Chaeyoung dan Mina membulatkan matanya mendengar ucapan Momo, tepatnya mendengar kalimat terakhir yang diucapkan gadis tersebut. Seharusnya Chaeyoung tidak perlu kaget sih, mengingat Momo adalah tipe orang yang mudah sekali menyukai seseorang, namun juga cepat bosan. Chaeyoung pikir, Momo telah berubah seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kedewasaan mereka. Tapi ternyata tidak. Ntah apa alasan Momo selalu bergonta-ganti pasangan.

"Putus? Apalagi alasanmu? Bukankah kalian baru berpacaran?" Tanya Chaeyoung dengan alis yang terangkat sebelah.

Momo menampilkan senyuman lemahnya, "tidak cocok."

Chaeyoung menggeleng-geleng mendengar jawaban Momo. Selalu saja kata tidak cocok yang wanita itu jadikan alasan. Jika bukan itu, Momo pasti akan mengatakan dengan entengnya bahwa dia sudah bosan. Ah, atau mungkin telah menemukan orang baru yang lebih sempurna.

"Apa lagi yang tidak cocok, Momoring?" Tanya Chaeyoung heran.

Momo membuang nafasnya gusar. Dia melirik Mina yang hanya diam, setia menonton di tempatnya, lalu kembali menatap Chaeyoung. "Bisakah kita membicarakan ini besok saja? Aku sedang tidak mood, dan lelah."

Chaeyoung hanya mengedikkan bahunya, "yeah, for sure. Ini juga sudah sangat larut. Istirahatlah."

"Biar ku tunjukkan kamarmu, Momo-ssi." Ucap Mina, kemudian beranjak dari tempatnya yang langsung diikuti Momo. Sebelum bangkit, Momo terlebih dahulu memberikan signal love dengan jarinya kepada Chaeyoung yang hanya pria tersebut balas dengan memutar kedua bola matanya.

"Kau tidur di sini saja. Kau bisa menaruh barang-barangmu di lemari ujung sana. Kebetulan aku juga baru pindah, jadi tidak banyak barang-barangku di sana." Ucap Mina.

Momo mengangguk-angguk seraya tersenyum manis mendengarnya. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar Mina berucap lebih dari satu kalimat kepadanya.

"Lalu, kau akan tidur di mana?" Tanya Momo saat menyadari apartemen ini hanya memiliki satu kamar.

"Jika kau tidak nyaman, aku bisa tidur di sofa." Ucap Mina datar.

Momo dengan cepat menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Mina. Yang benar saja? Siapa dia hingga membuat Mina, sang tuan rumah yang harus tidur di sofa. Jika memang ada yang harus tidur di sana, maka orang itu adalah dirinya. Momo juga cukup tahu diri untuk itu.

"Aniyo. Jangan. Kita tidur berdua di satu kasur, justru aku takut kau yang keberatan, makanya aku bertanya." Klarifikasi Momo.

Mina menghela nafasnya, "tidak. Kalau begitu kau langsung istirahat saja, aku ke depan dulu."

Perfect Stranger [Michaeng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang