24 - It's Okay

3.2K 219 70
                                    

Mina terbangun dari tidurnya saat merasakan sinar matahari sayup-sayup masuk menembus jendela kaca yang ditutupi tirai putih hotel tempatnya terbaring saat ini.

Pupil mata Mina langsung melebar mendapati wajah damai seseorang yang berjarak tak lebih dari 5cm di hadapannya. Tersadar dengan apa yang telah terjadi tadi malam, Mina langsung melihat tubuhnya sendiri yang ternyata polos tanpa sehelai benang pun. Mina semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya... dan tubuh Chaeyoung yang juga sama polosnya.

Pipi Mina seketika memerah. Dia kembali menatap wajah Chaeyoung yang masih terlelap tersebut. Wajah itu terlihat begitu damai dan meneduhkan. Dalam jarak sedekat ini, Mina dapat merasakan nafas hangat Chaeyoung yang berhembus teratur itu menyapu lembut wajahnya.

Mata Mina tak bisa lepas dari wajah pria yang telah berhasil merebut segalanya dari dirinya ini. Ya, segalanya. Karena selain hatinya, semalam... Chaeyoung juga telah sukses merebut apa yang selama ini Mina jaga baik-baik. Jiwa dan raga Mina, semuanya telah Chaeyoung dapatkan.

"Chaeng-ah... kau tak akan pernah pergi meninggalkanku, kan?" Ujar Mina lirih. Tangannya terangkat, menyentuh wajah mulus Chaeyoung, lalu mengelus-elusnya dengan lembut.

Masih dengan menatap wajah Chaeyoung dan mengelusnya dengan penuh perasaan, Mina tiba-tiba saja merasa ingin menangis. Matanya bahkan telah berkaca-kaca. Tidak, Mina tidak sedang marah, kecewa, apalagi bersedih. Dia tidak menyalahkan Chaeyoung karena pria itu yang menyuruhnya meminum minuman Sana, sehingga dia harus berakhir seperti ini. Tidak. Mina sudah rela dan bisa menerima ini semua. Apa yang telah terjadi, tidak dapat diubah. Itu sudah menjadi takdir. Dan Mina, tidak membenci takdirnya ini.

Mina hanya ingin menangis, karena Tuhan telah mengirimkan seseorang yang begitu sempurna untuknya seperti Chaeyoung. Hanya dari tatapan Chaeyoung kepadanya, Mina tahu bahwa pria tersebut benar-benar tulus dengan perasaannya. Hanya dari tatapan Chaeyoung kepadanya, Mina tahu bahwa tak akan ada orang yang bisa lebih mencintainya selain pria tersebut. Dan untuk itu semua, Mina sangat bersyukur.

"Nado neoreul saranghae, my baby tiger." Ucap Mina pelan.

Setelah mengatakan itu, Mina langsung sedikit memajukan tubuhnya, mengecup sekilas bibir Chaeyoung. Tepat saat itu, setetes air mata yang Mina tahan jatuh mengenai ujung pelipis Chaeyoung. Dengan segera, Mina menghapus jejak air matanya tersebut dengan ibu jarinya.

Mina tersenyum kecil, mengetahui tidur Chaeyoung sama sekali tidak terganggu dan masih begitu nyenyak. Ah, calon suaminya ini benar-benar hobi tidur. Biarlah, Mina tak ingin mengganggunya. Mungkin Chaeyoung masih lelah dengan pergulatan mereka semalam... aish, mengingat itu membuat pipi Mina kembali memerah.

Mina langsung menjauhkan tubuhnya dari Chaeyoung. Sekarang matanya sibuk mencari-cari dimana letak dressnya yang semalam dia buang dengan asal tersebut. Beruntung, itu berada tidak jauh di samping kanan bawah ranjangnya. Dengan cepat Mina mengambil pakaiannya tersebut. Namun, baru saja Mina akan bangkit dari kasurnya, rasa sakit di bawah sana langsung membuat Mina meringis. Rasanya sangat ngilu, dan perih.

Mina tahu, kata orang pengalaman pertama saat melakukan itu memang akan memberikan efek seperti ini kepada si wanita. Jadi, Mina menepis rasa sakitnya dan berlari kecil dengan tertatih-tatih ke kamar mandi sambil menutupi tubuh polosnya sendiri.

Setelah sekitar lima belas menit berada di kamar mandi, Mina sudah kembali dengan handuk hotel yang membalut tubuh mulusnya. Mina tidak langsung memakai kembali pakaian bekasnya semalam, karena jujur saja rasanya akan sangat tidak nyaman.

Mina lalu menoleh kepada Chaeyoung yang ternyata masih terlelap di atas kasur dengan posisi yang tak berubah sedikit pun. Gummy smile terbit di wajah segar Mina pagi ini. Dia langsung berjalan menghampiri Chaeyoung, naik ke sisi ranjang di sebelah pria tersebut dengan hati-hati.

Perfect Stranger [Michaeng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang