3. Perfect Family?

563 38 2
                                    

"Kenapa kamu lama banget?" ucapku kesal saat Sidney masuk ke mobilku.

Sidney melempar tasnya ke belakang kursi dan langsung sibuk meminum coke.

"Aku harus memarkirkan motorku dulu, ada apa?" Sidney balik bertanya.

Aku menghela nafasku mencoba mencari awal pembicaraan, bingung harus memulai dari mana.

"Pertama, kita harus cari makan," mobilku melesat keluar dari parkiran menuju tempat makan yang biasa aku dan Sidney datangi.

"Aku nggak lapar Sam."

"Aku yang traktir."

"Oke," Sidney tersenyum konyol.

Aku memutar bola mataku, Sidney tidak seharusnya membuatku jengkel disaat seperti ini.

Mobilku masuk ke pelataran parkiran Taco del Cano dan langsung aku parkirkan di sebelah papan iklan. Aku melepaskan sabuk pengamanku dan membuka kunci mobil.

"Sepenting ini sampai kita harus ke sini?" Sidney masih sibuk melepas sabuk pengaman.

"Ya."

Aku dan Sidney masuk ke dalam Taco del Cano, segera aku ikut mengantre untuk memesan makanan. "Kamu cari meja, nanti aku nyusul."

"Dua beef beans taco jumbo, jangan lupa cokenya juga," ucap Sidney dengan senyumnya yang nakal.

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum singkat padanya. Sidney tahu jika aku sedang benar-benar membutuhkannya, ia hanya ingin memanfaatkan situasi saja. Aku tidak marah, Sidney juga sering mendapatkan perlakuan yang sama dariku jika ia memintaku untuk menemaninya walau hanya sekedar berbicara tidak jelas tentang acara TV Show Game of Throne.

Tanganku sudah penuh membawa 2 paket jumbo taco beef beans, 2 gelas besar coke, dan tambahan saus jalapeno. Aku melihat Sidney melambaikan tangannya dari meja.

"So, mau cerita apa?" todongnya saat aku baru saja datang ke meja.

Aku duduk di kursi dan meletakkan makanan di atas meja. "Aku tahu ini sedikit aneh, tapi ini tentang Lucas."

"Are you kidding me? Aku rela dengar semua cerita kamu kalau kamu sering traktir aku kayak gini terus," Sidney tertawa renyah, serenyah kulit taco di hadapanku.

"Lucas, he begs apologize from me," pandanganku masih menatap taco yang sama sekali belum aku sentuh.

"Wow," ujar Sidney tanpa ekspresi, bibirnya kini sudah penuh dengan taco.

"What do you mean 'wow'."

"I knew it," ucapnya percaya diri.

"Knew what?"

"Kalau lucas punya maksud lain, I told you before," ucap Sidney mantap.

Alisku bersatu, tanganku refleks membenarkan kacamata. "Maksud apa?"

Sidney mengangkat bahunya lalu menyeruput tuntas coke di depannya. "I don't know. Just be careful. Lagi pula tetap saja dia itu satu komplotan dengan Derek."

Aku menghela nafasku, nafsu makanku menghilang menguap bersama karbon dioksida.

"Aku harus gimana sekarang?" tanyaku putus asa.

"Just go with the flow, Sam. Kamu juga baru kenal dengannya beberapa bulan. Tapi kalau sampai ada apa-apa denganmu, jangan ragu untuk cerita padaku. Kepalan tanganku kadang gatal jika hanya meninju punching bag dan bukan pipi seseorang."

Aku menyandarkan punggungku ke sandaran kursi dan melipat tanganku di dada. "Only the death fish go with the flow. Lagi pula aku bisa jaga diriku."

The Way You Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang