25. Presentiment

335 12 6
                                        

Sesuai janji Thomas, piano yang aku beli akan dikirim sore ini. Sambil menunggu itu datang, aku yang baru pulang dari sekolah memutuskan untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk orang yang mengantar nanti, aku tidak yakin jika Thomas akan ikut mengantar juga, karena sepertinya ia memiliki kesibukkan yang sama dengan Sidney sore ini.

Rebusan pastaku sudah matang saat bel pintu di rumahku berdenting, benar saja. Ada dua orang yang mengantar termasuk Dev. Aku memperbolehkan mereka masuk, Dev bilang piano ini cocok disimpan di ruang keluarga, aku hanya menurut dan membiarkan mereka mengurusi urusan mereka sambil menyiapkan tiga piring pasta.

Piano itu kini sudah duduk manis dekat dengan lemari buku. Setelah Dev dan rekannya makan, mereka langsung pergi karena ada alat musik lain yang harus mereka kirim.

Tidak menunggu lama lagu, aku langsung mencoba piano itu. Penutup papan tuts piano aku buka dan terseliplah sebuah buku berwarna kuning kecoklatan. Di cover buku yang sudah sedikit pudar itu tertulis:

Presser Collection

CZERNY

First Pianoforte Instructor

Op. 599. Number 110.

Theodore Presser Co. 1712 Chestnut Street, Philadelphia

Buku ini sangat tua, aku buka cover buku itu dan di dalamnya terdapat sebuah surat tertulis di atas kertas berwarna putih bersih, jauh berbeda dengan kertas buku itu yang seperti sudah tercelup dalam air kopi. Seseorang pasti sengaja menyelipkannya di situ.

You are the C# to F# interval. But you never realize.

Alisku mengkerut. C# to F#. What does it mean?

Haruskah aku mengembalikan buku antik ini ke toko? karena aku sangat yakin kalau aku tidak memesannya. Aku coba untuk membuka lembaran kertas itu secara perlahan. Buku ini berisi partitur dari lagu-lagu vintage tahun 1930.

Beberapa lembar membahas tentang kunci-kunci dasar, di lembaran lainnya tertulis aturan dan struktur nada yang kompleks. Bahkan di sebagian lembaran kertas kusam itu terdapat coretan tangan menggunakan carbon berbahasa Jerman.

Aku langsung mencari kontak Thomas.

Berbunyi lah suara dering telepon tidak terangkat yang lumayan panjang. Thomas sepertinya masih sibuk. Biar aku antar buku ini ke dia saja besok.

***

Tenda-tenda bazar sudah dikerumuni oleh banyak siswa. Mataku mencari Jordan di dekat parkiran mobil, ia bilang kalau ia sedang menggunakan kupluk abu dan cardigan biru. Jordan bilang ia ingin ditemani untuk mencari buku baru di salah satu stand bazar.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama Sam," suara Jordan tiba-tiba terdengar dari belakang. Nafasnya masih satu-satu, ia sepertinya baru saja berlari.

"Tidak apa-apa, mana Sidney?" tanyaku.

"Mmm.. sepertinya masih sibuk dengan marching band."

"Oh oke baiklah."

Jordan menggandeng tanganku."let's go!"

Aku sedikit terkejut dengan perlakuan Jordan, tapi aku coba untuk menerimanya. Lagi pula aku dan Jordan kini sudah dekat sekali. Bergandengan tangan dengan sahabat merupakan hal yang normal kan?

***

Jordan masih menggandengku di sepanjang lapang. Matanya menemukan apa yang ia tuju, bazar buku alumni. Ada banyak sekali orang di sana, bagaimana tidak? Buku-buku yang dijual di sana adalah buku-buku bekas yang masih berkualitas bagus, dijual dengan harga sepertiga harga normal. Pantas saja akan banyak diburu oleh siswa-siswa yang doyan membaca.

The Way You Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang