11. Bitter Party

332 27 5
                                    

Mobilku sudah terparkir di pinggir jalan bersama beberapa mobil lainnya. Aku berjalan dengan Sidney di trotoar menuju rumah Dean.

"Yo Sammy, Sidney! Aku pikir kalian nggak bakal datang," seru Dean menyambut kita berdua di di dekat pintu depan.

Dean merangkulku dan Sidney.

"Happy Birthday! Dean. Sorry kita telat."

"It's okay, come in. Enjoy the party."

"Yeah, thanks."

Aku dan Sidney masuk ke dalam ruang tengah yang sudah disulap menjadi tempat dansa. Lampu kelap-kelip tergantung di sudut-sudut ruangan. Mangkuk-mangkuk permen dan cemilan tersedia di sebelah kanan dinding. Aku lihat beberapa temanku sudah mulai bernyanyi di ruang tv. Musik berjenis elektro bergema di seisi ruangan. Sepertinya aku dan Sidney benar-benar datang terlambat.

Aku menyalami teman-temanku yang sadar dengan kedatanganku, sedikit bercakap-cakap, sedikit tertawa. Di sela-sela itu, sekilas mataku melihat Lucas yang sedang mengobrol dengan teman-temannya di taman belakang. Ia mengenakan celana jins dan kaus putih polos yang dibalut jaket denim berwarna biru tua.

Seseorang memanggil Sidney, aku mengenalinya. Teman yang waktu itu Sidney kenalkan padaku saat aku datang ke auditorium.

"Aku ke sana sebentar ya Sam," ucap Sidney.

"Yeah.. Just enjoy Sid."

Aku dan Sidney sebenarnya melewatkan serangkaian acara dan sambutan ulang tahun Dean. 'Pesta ulang tahun' sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Aku sekarang sedang menghadiri pesta sungguhan. Maksudku, pesta dengan musik keras dan botol-botol alkohol.

"Sammy!" Seseorang memanggil namaku.

Aku membalikkan badanku. "Oh Hi Emely."

"You wanna dance?"

"Oh yeah.. yeah.. you go first, I'll catch up," ucapku ragu.

"Oh come on, don't be shy!"

Emely menarik tanganku untuk ikut ke dalam kerumunan teman-temanku yang sedang menari.

Awalnya aku sedikit kaku untuk menggerakkan badanku namun seiring dengan musik berjalan. Aku mulai bisa mengikuti tempo.

"Yes boy! dance with me," ucap Emely.

Musik itu mulai merasukiku . It's not bad actually.

Aku baru sadar kalau yang sedang jadi DJ adalah Ethan. Pelipisnya berkeringat sangking bersemangat. Entah sejak kapan ia bisa meremiks lagu. Musik yang ia mainkan pun cukup catchy, tidak buruk untuk sebuah pesta ulang tahun.

Aku sedang menikmati musik yang dimainkan Ethan saat seseorang menabrak punggungku dari belakang.

"Oh sorry," ucap laki-laki berjaket kulit hitam.

"Oh ya, it's okay,"

Laki-laki itu melihatku dengan tatapan menganalisa.

"Oh, I'm Thomas," ia mengajakku bersalaman.

"Sammy."

"Aku sepertinya pernah melihatmu," lanjut Thomas.

Mataku menyipit, "Oh yeah? I'm sorry... I'm not trying to be rude, but. I don't aware of people."

Ada rasa tidak nyaman saat aku harus mengobrol dengan orang yang baru aku kenal. Aku melihat Emely, ia sudah sibuk menari sambil menutup matanya, lupa jika tadi ia mengajakku menari.

The Way You Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang