13. Good Morning

345 26 5
                                    

Selimut putih ini terasa begitu nyaman sampai aku terbangun dengan kepala yang berdenyut-denyut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selimut putih ini terasa begitu nyaman sampai aku terbangun dengan kepala yang berdenyut-denyut. Rasanya pusing sekali. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Di mana ini?

Aku terbangun bertelanjang dada, tidak tahu di kamar siapa aku tidur. Mataku melihat ke sekeliling. Ruangan ini tidak besar namun terang. Dengan nuansa warna hitam putih di setiap sudut ruangan. Aku menghela nafas mencoba menahan denyut di kepalaku yang sakit bukan main. Aku bangun dari tempat tidur, lalu mencari-cari kaca mataku yang akhirnya aku temukan di atas meja.

Kakiku melangkah mendekat menuju jendela besar yang menempel memenuhi satu sudut dinding. Tersadar kalau aku sedang tidak berada di 'rumah'. Mataku menyusuri landscape gedung dan barisan pantai dari tempat aku berdiri. Cahaya matahari memancar lembut ke dalam jendela kaca besar ini. Keindahan pemandangan itu hampir membuaiku.

Kucari bajuku, namun nihil. Aku bahkan lupa aku pakai baju apa tadi malam. Kubuka pintu kamar yang langsung terhubung ke ruangan kecil dengan sofa dan kitchen set. Aroma roti panggang tercium oleh hidungku, aku menoleh ke kanan. Alisku bertemu. Lucas?

"Good morning," ucapnya.

Aku berjalan menuju dapur menghampiri Lucas. "Why am I here?"

Lucas meletakan piring yang sudah tersaji roti panggang dan telur setengah matang di hadapanku. "Aku jelaskan sambil kita sarapan."

Aku sulit merespon karena sakit kepala ini benar-benar membunuhku.

"Ini," Lucas menawarkanku segelas air putih, "you'll feel better."

Tanpa basa-basi Aku ambil gelas itu dan meminumnya.

"Ambil piringmu dan duduk sekarang," ucap Lucas.

Aku duduk berhadapan dengannya tapi aku tidak menyentuh piring yang diberi Lucas.

"Lucas, aku mau pulang."

"You can go after you eat your breakfast," ucapnya santai.

"Thank you but I'm not hungry." Aku meninggikan suaraku, " Di mana bajuku?"

Lucas menatapku sekilas dan lantas pergi ke kamarnya. Aku terpaku heran di kursi melihat tingkahnya. Ia kembali dari kamarnya membawa baju berwarna abu.

"Ini," tawarnya

Aku melihat baju itu, "Ini bukan bajuku."

"Memang bukan," ucapnya, "punyamu kotor."

Aku menghela nafasku dan terpaksa memakai baju abu itu.

"Kamu terlalu mabuk semalam sampai nggak sadar dan muntah," ucap Lucas.

"Kamu nggak mabuk?"

"Aku cuman minum satu botol, itu pun habis sama kamu."

Aku terdiam malu dan menempelkan telapak tanganku di jidat. Sepayah itukah aku dengan alkohol.

The Way You Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang