8. Cloud

294 30 5
                                    

Cafetaria terlihat begitu sibuk, beberapa siswa duduk berkelompok. Aku bisa membedakan mereka satu persatu. Anak Cheers akan selalu ada di sebelah kiri cafetaria di apit oleh anak anak marching band dan pemain sepak bola. Aku lihat Derek sedang terbahak-bahak melihat temannya bergulat di lantai. Di sudut lain, tempat anak study club dan para pemenang olimpiade, mereka kadang bersatu dengan pengurus lab dan perpustakaan. Anak organisasi lebih sering makan siang di luar cafetaria. Dan di area tempat biasa aku makan, di sinilah tempat anak-anak yang tidak mengikuti banyak ekstrakulikuler dan siswa-siswa yang tidak suka keributan. Namun dari banyak orang di sini, satu yang tidak aku temukan, aku tidak melihat anak rugby di mana-mana.

Sidney datang tiba-tiba saat mataku mencari-cari Lucas. "What are you looking for?"

"What the..." aku sedikit terkejut.

"Kamu cari siapa Sam?"

"Oh, no one...I mean. I'm looking for you... yeah," ucapku terbata-bata.

Mata Sidney menyipit tidak percaya.

"Really?"

"Yeah."

"Good," Sidney mengacak-acak rambutku.

Jordan tersenyum melihat tingkahku dan Sidney. Banyak orang yang mengira aku dan Sidney adalah saudara karena tingkah kita berdua. Mungkin Jordan berpikir hal yang sama.

"Are you sure that you ain't brothers?" Tanya Jordan diakhiri dengan tawa yang diikuti oleh aku dan Sidney.

See? Seperti yang banyak orang pikir. Pertanyaan itu sudah sering aku dengar.

Sidney duduk di meja dan kita bertiga makan siang bersama, tidak lupa berbicara soal latihan rutin piano yang akan kita lakukan beberapa Minggu ke depan.

Piring besiku sudah kosong, hanya tersisa satu botol mineral yang setengah penuh.

Ponsel Sidney bergetar, sepertinya ada yang menelepon.

"Sebentar," ucap Sidney.

Sidney pergi ke tempat yang lebih tenang meninggalkan aku dan Jordan di meja.

"Kamu udah kenal Sidney lama?" Tanya Jordan.

"Sekitar dua tahun."

"Kalian akrab banget."

Aku tertawa singkat, mungkin karena Sidney dan aku memiliki banyak kesamaan.

"Kayaknya Sidney tahu semua tentang kamu ya Sam."

Aku terdiam, sebenarnya ada satu rahasia besar yang belum pernah aku bilang ke siapapun, baik orang tuaku ataupun Sidney. Sudah beberapa bulan ke belakang aku merasa ada keanehan dengan kepribadianku. Aku khawatir kalau aku...

"Sorry, aku harus pergi ke auditorium sekarang, Mr Han bilang kepadaku kalau ia butuh bantuan," ucap Sidney mendadak di sela-sela lamunanku.

"Oh ya, sampai bertemu lagi," ucap Jordan saat Sidney berjalan pergi keluar cafetaria.

Aku masih duduk sibuk dengan segala hal yang ada pikiranku.

"Sam?" tanya Jordan.

"Oh..."

"Ada apa?"

"Nggak, aku cuman merasa kalau di sini terlalu ramai," aku mengelak dengan alasan.

"Kita ke luar?"

"Ya.. ide bagus."

Jordan mengajakku ke tempat ia sering bersantai sendirian sebelum ia mengenalku dan Sidney.

The Way You Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang