12. Homie and Ethanol

310 28 0
                                    

Alcohol takes time to hit your system. Aku mengerti, aku belum merasakan efek apa-apa.

Aku masuk kembali ke dalam dalam rumah Dean dan musik elektro yang belum kunjung berhenti itu terdengar lagi ditelingaku. Sidney bersamaku, ia menarik tubuhku ke sudut ruangan saat kita berdua memasuki ruang dengan sofa dan perapian.

"What just happened?" Tanya Sidney.

"We just talked."

"You? And Lucas?" Jidat Sidney mengkerut.

"Yeah, what's wrong? Lucas teman sekelasku."

"Kamu panggil aku Lucas tadi sore waktu aku meneleponmu."

"Sore tadi aku benar-benar nggak sadar."

"But why you said his name?"

"Sidney, I don't wanna talk about it."

"Why?"

Sidney menatapku dengan kedua matanya yang tajam. Menunggu jawaban dari mulutku yang tidak kunjung datang. Sampai akhirnya ia menyerah. 

"Oke, aku nggak ngerti. Tapi aku nggak bakal maksa kamu," Sidney merangkulku. "Sorry homie. Just forget about it. Let's get some drink."

Sidney mengajakku untuk duduk di sofa panjang. Ia membawakan satu set botol bir utuh. Sidney membantuku membuka bir yang dengan tidak ragu aku teguk untuk merasakan sensasi yang sama saat aku duduk di kursi kayu.

Aku dan Sidney mengobrol banyak hal sama seperti yang kita biasa lakukan. Ada rasa bersalah di diriku karena belum berani mengatakan soal Lucas kepada Sidney. Aku hanya butuh waktu yang tepat. Sidney mungkin akan tahu apa yang terjadi cepat atau lambat tentang ini dan aku tidak mau terburu-buru.

Kita seperti terlupa sedang berada di sebuah pesta. Aku mulai merasakan sakit di jidatku. Molekul etanol mungkin sudah bereaksi ditubuhku.

"Kamu ingat waktu kita pertama kali bertemu?" tanya Sidney sambil merangkulkan tangan kirinya ke pundakku.

"Ya, waktu itu di ruang seni."

"Kamu satu-satunya orang yang mengerti ucapanku tentang Shakespeare."

"Love looks not with the eyes, but with the mind..." ucapku mengambang.

"And therefore is winged Cupid painted blind," sambung Sidney.

Kita berdua tertawa sambil meneguk habis botol bir ketiga. Aku yakin sekali ethanol sudah larut dengan air yang ada dalam tubuhku, aku bisa merasakan aliran itu di darahku dan menyatu dengan membran untuk menembus jaringan, otot, kulit dan otak.

Tidak ada salahnya mabuk dengan sahabat, setidaknya coba itu sekali seumur hidup.

The most memorable person in life will be a friend who loved you when you were drunk.

Mendadak mataku terasa berat, aku mengantuk.  Ada rasa mual yang datang saat aku menutup mataku dan tidak sadarkan diri.

Sorry dad, I lose even though I didn't play beer pong. I faint. 

Vote and Comment will be highly appreciated 

Love, Zakiel

The Way You Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang