WeAreOne - Bagian Keempat

497 25 1
                                    


Multimedia: Vanessa Webster

*-----*

          "Bukankah Kita baru bertemu?" ujar Shannon heran dengan kelakuan wajar mereka yang seperti sudah saling kenal selama tiga tahun lamanya.

"Well. Aku tidak suka kalau harus membicarakan pembicaraan awkward karena Aku bukan pengusaha sepertimu. Aku sudah terbiasa bersikap biasa saja pada siapa saja" dan jawaban Cammie membuat Shannon terkekeh kecil.

"Tapi Aku tidak terbiasa berbicara biasa saja pada siapa saja sepertimu. Bagaimana Kamu membuatku bicara seperti Aku sudah biasa berbicara denganmu?"

          Cammie kembali memberi suapan lainnya pada Shannon dan diterima gadis tomboy itu dengan senang hati. "Karena Aku memang seharusnya bisa berbicara dengan siapa saja karena pekerjaanku adalah hal seperti itu" Shannon melirik pada Cammie sambil mengerutkan kening karena gadis itu sadar kalau ia tidak pernah tahu apa pekerjaan Cammie.

"Memang Kamu bekerja sebagai apa?"

"Aku pergi kuliah empat kali dalam seminggu. Sisanya Aku hanya menghabiskan waktu di Salon U milik Ibuku dan Aku menjadi brand ambassador salah satu produk di instagramku" jawab Cammie sambil memainkan sendok kecil di gelas airnya.

Shannon melambaikan tangan pada saudari perempuannya yang sedari tadi memperhatikan di kejauhan. Casey menghampiri sambil membawa biskuit coklat ukuran sedang di atas nampannya. Shannon menarik kursi untuk Casey dan membuat gadis itu duduk diantara Cammie dan adiknya sendiri.

"Camden Mary Alyse Scott. Kuperkenalkan Kamu pada Kakakku Casey Beveridge" ujar Shannon dengan nada candaan yang membuat Casey jadi meneplak belakang kepala adiknya dan membuat Shannon mengaduh karenanya.

Cammie tertawa saja saat melihat kelakuan kedua saudara itu bertengkar tanpa tahu malu didepannya "Senang bertemu denganmu Mrs. Beveridge" ujar Cammie sambil lalu menyalami Casey dan menyerahkan senyum terbaik darinya.

Casey menyerahkan piring berisi biskuit coklat buatannya yang adalah salah satu top menu di Beveridge Bar "Senang bertemu denganmu, Mrs. Scott. Kubuatkan salah satu makanan paforit di Bar ini, semoga Kamu menyukainya"

Shannon merebut makanan yang diserahkan Casey pada Cammie sebelum Cammie sempat menerimanya "Ok, sudah cukup basa-basinya. Pergi sana! Kamu menganggu kencanku"

"Shannon!" Cammie berteriak tak terima "Dia Kakakmu, Shannon Beveridge! Jangan berbicara seperti itu padanya" dan Casey jadi terbahak karena Shannon kalah oleh gadis yang bahkan baru bertemu dengannya satu kali.

"Kutinggalkan kalian untuk berkencan, semoga menyenangkan!!" ujar Casey sambil lalu berdiri dari tempat duduknya dan kemudian menyimpan kursi yang digunakannya ketempat semula.

Melangkah lambat dari meja Shannon dan Cammie, gadis cantik itu kemudian berbalik setelah beberapa langkah dan membisikkan "Don't forget to use protection" yang membuat Shannon serta Cammie ingin melempar gadis itu dengan gelas berisi air mineral yang sedaritadi berada di depan mereka berdua.

Tawa Casey memudar saat gadis itu menghilang di balik pintu dapur dan membuat Shannon jadi menggaruk belakang kepalanya karena gugup dengan tiba-tiba menghampirinya "Sorry about that. She just have really bad tasted of joke" penjelasan Shannon hanya di angguki oleh Cammie karena gadis itu sudah mengerti apa yang terjadi.

"Apa Kamu selalu bekerja disini?" ujar Cammie setelah mereka terdiam selama beberapa saat.

Shannon menyeruput air mineralnya dengan perlahan sebelum akhirnya menjawab "Kurasa minggu depan Aku tidak akan bekerja disini lagi karena Aku baru saja menjual perusahaanku pada gadis sialan yang kaya raya itu"

Cammie terlihat menegapkan punggungnya sebelum menanggapi "Ally Hills?" alisnya terangkat sebelah saat ia menyebutkan nama gadis kaya raya yang dimaksudkan oleh Shannon.

Mengangguk pasarah, Shannon kemudian melepas ikatan rambutnya karena perasaan pusing menghampirinya "Kenapa gadis itu serakah sekali?" bisik Shannon setelah ia merapikan rambutnya ke satu sisi.

Cammie hanya menyerahkan senyuman kecil pada Shannon "Mungkin ini jalan untukmu agar Kamu mendapat relasi yang lebih banyak di bidang perusahaan?"

Terkekeh kecil walaupun hatinya terasa diiris sembilu, gadis tomboy itu kemudian mengusap pipi Cammie yang chubby dan menggemaskan "Syukurlah Kamu ada disini. Terimakasih untuk itu" ujarnya sambil lalu mendekat dan kemudian menjatuhkan satu ciuman manis di pipi Cammie tanpa menyadari apa yang ia lakukan.


*- WeAreOne, 2019 by Riska Pramita Tobing -*


          CammieScott: "Jadi, apa itu tadi?"

NowThisIsLiving: "Apanya yang apa?"

CammieScott: "Jangan pura-pura bodoh, Mrs. Beveridge. Kamu adalah pemilik Bar paling laris di Los Angeles dan Aku yakin Kamu menggunakan otakmu untuk mendapat semua pelanggan itu"

NowThisIsLiving: "I don't have any idea about what are You saying"

CammieScott: "😒"

NowThisIsLiving: "Hanya tanda terimakasihku padamu"

CammieScott: "Hanya berkata seperti itu saja sulit sekali 😒"

NowThisIsLiving: "Baiklah. Terimakasih"

CammieScott: "Kembali kasih"

NowThisIsLiving: "Apa Kamu punya waktu sebelum Aku pindah bekerja ke bawah perusahaan Hillton Hills dan kemungkinan di jajah disana?"

CammieScott: "Mungkin?"

NowThisIsLiving: "Apa maksudnya dengan mungkin?"

CammieScott: "Cari tahu saja sendiri"


          Shannon terpejam sambil terkekeh kecil terhadap balasan bernada ejekkan itu. merebahkan punggungnya pada sandaran sofa yang sedaritadi menggoda, Shannon kemudian menyerahkan tangannya pada Vanessa yang ikut-ikutan menampakkan wajah murung karena gadis tomboy yang adalah sobat Shannon tersendiri itu sudah tahu betul kalau Shannon menjual perusahaan yang sudah Dia bangun dari dulu kala ketangan keserakahan seorang Ally Hills.

Tidak tahu harus menghibur atau justru ikut melunglai seperti sobatnya yang seperti sedang di cabut nyawa, Vanessa kemudian menyerahkan hand phone miliknya dan menyambungkan adik kecilnya Collin webster pada video call. Setidaknya Vanessa tahu kalau sobatnya itu akan tersenyum setelah melihat wajah tampan dan imut milik Collin yang sudah lama ia rindukan.

"Shannon!!" seru bocah itu dari telepon tanpa lupa dengan senyum merekahnya yang khas. Bocah itu terlihat mengenakan pakaian kesayangannya yang adalah pakaian yang juga menjadi jalan untuknya jadi terkenal karena bocah itu dijadikan model oleh pemilik merk ternama itu. Stillsane.

Tersenyum sedikit antusias, Shannon kemudian menjauhkan telepon agar ia bisa menunjukkan apa yang sedang ia lakukan "Kapan Kamu kesini, bocah tengil?" Collin terkekeh saja saat Shannon memanggilnya begitu.

"Jangan iri denganku. Aku sibuk" balasnya yang membuat Shannon tertawa lebar

"Liburan natal nanti, Kamu bisa berkunjung kemari? Kudengar, Shea juga akan datang dan Aku akan mengenalkanmu pada teman baruku"

Mendengar informasi mengejutkan, Collin membesarkan matanya yang berwarna cokelat sambil dihiasi senyuman kecil yang antusias "Aku akan datang kalau Kamu memberikanku hadiah natal"

Shannon mengangguk paham dengan pemerasan ini. Shannon paham betul kalau bocah tengil itu tidak mungkin hanya meminta permen atau cokelat, natal tahun lalu saja bocah itu meminta sebuah play station 3 yang baru keluar beberapa bulan lalu yang tentunya masih di rangkai dengan angka tinggi di pasaran. Meskipun begitu, Shannon tetap mengangguk mengiyakan "Aku hanya ingin Kamu membawaku ke perusahaan yang jadi sainganmu"

*-----*

Riska Pramita Tobing.

WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang