WeAreOne - Bagian Keduapuluhtiga

162 12 0
                                    


Multimedia: Allison Don Hills, Stevie Leigh Boebi, Shannon Nicole Beveridge and Camden Mary Alyse Scott.

*-----*

          Pantai sudah terlihat di hadapan mata, namun sayang sinar mentari sudah mulai tenggelam di ujung mata membuat semua gadis yang tadinya ingin cepat-cepat mengenakan bikini mereka dan menikmati air asin yang berlimpah itu akhirnya jadi menyerah dan hanya bisa menikmati pemandangan ombak bergulung dari sisi pantai sambil memperlihatkan matahari yang semakin menghilang.

Melihat pohon kelapa sedang melambai-lambaikan tubuhnya pada ombak yang semakin mendekat, Shannon kemudian menyerahkan satu tangannya pada Cammie untuk menggenggam tangan milik gadis itu sementara Rose dan Rosie sedang terduduk tenang sambil berpelukan sedangkan pasangan tolol seperti Stevie dan Ally lebih memilih untuk berlarian mengelilingi pantai bagai tidak merasakan kelelahan di selama perjalanan.

Pantai sudah terlihat gelap dan mulai diisi oleh banyaknya angin yang datang dari laut ke darat, membuat udara jadi semakin dingin dam mengakibatkan keenam gadis itu jadi ingin pergi dari sana meskipun udara terasa sangat segar "Apa hotelnya sudah di pesan?" ujar Ally sambil lalu mendekat pada Stevie yang sudah menyerah karena kehabisan napas setelah di kejar-kejar Ally karena tadi Ia melempari gadis tomboy itu dengan setumpuk pasir.

"Kukira Kau sudah memesankan kamar untuk Kami" jawaban Stevie membuat Ally sadar kalau nyatanya gadis itu melupakan tugasnya untuk membooking kamar hotel untuk keenamnya yang tentunya membuat gadis tomboy itu hanya bisa menepak keningnya tanda bahwa Ia melupa dengan semuanya.

Ally terkekeh kecil "Maaf, Aku lupa untuk memesankan kalian Hotel" dan karena itu Ally jadi sasaran empuk kelima gadis lain untuk melemparkan pasir padanya.

Dengan kuasa Ally Hills yang hampir persis seperti Dora emon, gadis cantik yang berpenampilan tomboy itu dapat memesankan hotel untuk mereka hanya dalam beberapa detik saja dan membuat semuanya pergi beranjak untuk menuju hotel karena hari sudah semakin gelap.


Hotel room, California, Los Angeles.


          Shannon menjatuhkan badan lelahnya di atas kasur hotel yang luas, lembut dan sejuk. Gadis tomboy itu kemudian memejamkan mata saat mendengar suara gaduh menghampiri pendengarannya dan menemukan Cammie dengan koper mereka ditangannya.

Meskipun tidak ingin, gadis tomboy yang tengah nyaman berbaring itu beranjak untuk membantu kekasihnya "Sudah semua?" ujar Shannon saat gadis itu menerima dua koper kecil dan memasukkannya kedalam kamar hotel.

Cammie mengangguk mengyiyakan sambil lalu masuk kamar mereka lantas segera saja mendekatkan diri pada Shannon untuk menjatuhkan satu ciuman di rahang gadis tomboy itu yang langsung saja membuatnya jadi terpejam "Ingin mandi bersama?" ujar Cammie seraya membuka bajunya dengan perlahan.

Gadis tomboy itu menggeleng kecil sambil menjauh mundur dai gadis cantik yang tengah berusaha menggodanya "Ini terlalu malam untuk mandi, Cammie. Tidak baik mandi malam-malam seperti ini" jawaban Shannon membuat Cammie jadi batal membuka bajunya dan kemudian hanya menurut pada Shannon untuk menikmati malam mereka dengan beristirahat karena sudah lelah duduk di dalam mobil selama berjam-jam lamanya.

Pergi menonton acara Netflix setelah lebih dulu merebahkan badan dan saling peluk satu sama lain di atas ranjang, Shannon kemudian menjatuhkan satu ciuman pada kekasihnya sambil lalu berbisik kecil "Apa Kamu lelah?"

Cammie mengangguk sambil menggumamkan "Iya" tanpa ingin mengangkat pandagannya karena sedang menonton acara didalam televisi.

"Ingin Kupijat?"

Pertanyaan yang terlontar dari Shannon membuat Cammie mengangkat pandangan pada si gadis tomboy dengan pandangan heran. "Tumben sekali Kamu ingin memijitiku?" dan Shannon hanya terkekeh karenanya.

Gadis cantik berrambut blonde yang memiliki tubuh berisi itu tengkurap untuk menyerahkan punggungnya pada Shannon yang sudah bersiap untuk memijit tubuhnya.

Tangan lembut milik Shannon mulai meluncur di punggung milik Cammie, menimbulkan perasaan nyaman yang membuat Cammie jadi menggerang karenanya "Orang-orang di luar kamar hotel akan mengira kalau Kita having sex hanya karena mendengar eranganmu" dan erangan Cammie jadi berhenti lantas segera berganti jadi kekehan geli karena teori yang di ucapkan Shannon benar adanya.


03rd, August 2015, California beach, Los Angeles.


          Pagi menyambut Rose saat gadis itu merasakan hangatnya mentari menghampiri mata emeraldnya yang baru saja Ia buka. Gadis cantik yang tampak kelelahan itu terbangun hanya untuk melihat bahwa Rosie masih saja bergelut dengan alam mimpinya.

Tidak ingin mengganggu kekasihnya yang masih nyenyak di dalam tidur, gadis itu kemudian beranjak dengan perlahan ke ruang makan holtel yang ada di lantai yang sama dengan lantai kamarnya setelah gadis itu lebih dulu menyikat giginya dan juga melakukan perawatan wajah pagi harinya.

Rose kemudian menemukan Cammie sedang menyesap kopi hitamnya di dekat jendela sambil tidak lupa memainkan gadget diantara tangannya yang menganggur. "Keberatan jika Aku ikut duduk disana?" mata hijau milik Cammie menarap Rose sambil lalu menyerahkan senyum pada gadis itu pertanda kalai Ia membolehkan Rose untuk duduk disana bersamanya.

"Hanya kopi hitam? Apa tidak bosan?" ujar Rose setelah Ia menarik kursi untuk duduk dihadapan gadis cantik itu.

Cammie terkekeh kecil "Ya, Aku biasanya hanya sarapan dengan ini" jawabnya singkat tanpa ingin menata si tomboy yang sudah menikmati sepotong apple toasts-nya.

"Bagaimana tubuhmu bisa berisi?"

Pertanyaan dari Rose membuat Cammie menatap gadis itu dengan heran "Apa maksudnya?"

"Bagaimana Kau bisa memiliki tubuh berisi jika hanya sarapan dengan kopi?" jelas Rose sambil menerahkan toast miliknya yang baru Ia makan satu potongan (karena ada tiga potongan diatas piringnya) pada Cammie "Hari ini Kita akan berpetualag, Cammie. Kau tidak boleh membiarkan perutmu tidak terisi"

"Terimakasih" jawab Cammie sambil lalu mengambil satu potongan dari piring milik Rose dan mulai memakannya dengan perlahan.

"Apa Kau selalu bangun sepagi ini?"

"Ini sudah hampir jam tujuh pagi. Mana munkin Kamu berkata kalau ini terlalu pagi?"

Rose terkekeh "Karena ini memang terlalu pagi. Camden"

Gadis cantik yang di panggil 'Camden' itu memutar bola matanya tidak suka "Jangan panggil Aku dengan nama depanku"

"Kenapa?"

"Namaku terdengar seperti nama Lelaki"

"Kupikir itu adalah nama cantik" ujar Rose dengan nada tanpa ragu yang tentunya membuat Cammie jadi mengubur senyumnya diantara gelas yagn berisi kopi hitam miliknya.

"Terimakasih" ujar Cammie setelah gadis itu bisa mengontrol dirinya setelah diberi pujian dari Rose yang membuat dirinya jadi memiliki pipi merah.


*-----*

Riska Pramita Tobing.

Note: Guys. Ide saya pergi entah kemana dan saya butuh banyak insfirasi. Chapter ini sangat singkat karena saya tidak bisa membuatnya lebih panjang (masa ???). follow all my social media the link is gonna be in my wattpad profile and be nice to me cause I'm a sensitive girl please.

WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang