Multimedia: Hilton Hills, Ally Hills Company. Los Angeles.
*-----*
Cammie hampir saja menjatuhkan dagunya saat gadis cantik itu melihat perusahaan milik Ally Hills yang berada didepannya. Bangunan tinggi mencakar langit tepat di tengah-tengah perusahaan lain yang bekerjasama dengan Hilton Hills sendiri, dipenuhi dengan kaca megah bersinar dan bersih berwarna hitam legam yang menampilkan bayangan dari perusahaan disekitarnya.
"Apa Kau yakin kalau mengencani gadis tolol itu mudah?" bisik Stevie pada Cammie yang langsung menggeleng karenanya.
Gadis cantik berrambut blonde itu kemudian menjangkau bahu Stevie yang jauh lebih tinggi darinya dan ikut membisik pelan "Aku saja kesulitan mengencani gadis gila perusahaan itu. mungkin Kamu memang harus berlatih terlebih dulu untuk mengencani gadis gila perusahaan yang satunya lagi" bisikan Cammie membuat Stevie teratawa sampai terbahak keras karenanya dan hal itu tentunya membuat Ally dan Shannon berbalik untuk menatap mereka dengan heran.
Berusaha menyembunyikan apa yang terjadi diantara mereka, Cammie kemudian menjauh dari Stevie dan meloncat kesana-kemari seperti bocah kecil. Dimata Shannon, Cammie bahkan memiliki kucir dua di samping kiri dan kanannya sambil tidak lupa membawa setangkai lollipop di kedua tangannya. Tentu saja sebagai hayalan.
"Tunggu dulu!" teriak Ally saat gadis itu melihat Cammie hampir saja menginjak perusahannya yang di beri computer control untuk membuat pendatang asing diperlakukan seperti penjahat hanya untuk menjaga perusahaan itu sendiri.
Berlari cepat menuju computer control di dekat pintu perusahaan yang terbuat dari kaca anti peluru, gadis tomboy itu kemudian mengaktifkan otomatis computer control agar bisa memasukkan Cammie, dan Shannon –karena Stevie sudah dimasukkan. Kedalam data base sebagai kawan perusahaan yang artinya mereka yang bekerja di perusahaannya tidak akan membuat Cammie dan Shannon jadi buruan.
Melihat layar menyala meminta kode akses, sidik jari, dan juga pengenalan wajah, Ally kemudian melakukannya dengan cepat dan membuat Cammie membisik pada Stevie dengan suara bergetar. "Ya, Kupikir mengencani gadis seperti itu akan sangat sulit sekaligus menakutkan juga menyenangkan disatu waktu yang sama" dan Stevie hanya bisa terkekeh karenanya.
Setelah membiarkan Ally melakukan segala hal yang tidak dimengerti oleh semua orang yang ada di dekatnya, gadis cantik berpenampilan tomboy itu membiarkan ketiganya untuk berjalan lebih dulu. Sinar biru menyambut ketiganya sebagai system pengenalan "Perusahaan memberikan akses bagi pengunjung" ujar seseorang di mictophone dan hal itu membuat Cammie tersentak kaget karenanya.
Melihat Cammie terkejut karena system keamanannya, Ally kemudian menepuk bahu Cammie dan terkekeh sedikit sebelum akhirnya berkata "Tenang, itu hanyalah system keamananku. Namanya Donald, terdengar lucu? Ya kupikir juga begitu, tapi itu nama Kakekku"
"Selamat datang Mrs. Hills" ujar Donald di microphone, lagi. Dan Ally hanya terkekeh sambil lalu berjalan menuju elevator yang berada tepat di tengah ruangan perusahaan.
"Donald, bawa Kami keruanganku" ujar Ally saat mereka sudah memasuki elevator. Pintu tertutup sepersekian detik dari ucapan Ally dan elevator yang terbuat dari kaca itu langsung saja meluncur ke lantai paling atas dari perusahaan.
Melangkah linglung karena takut ketinggian, Cammie kemudian menggenggam tangan Shannon dengan kuat saat mereka sampai dilantai yang di minta oleh Ally "Apa ada hal lain yang bisa kubantu, Mrs. Hills?" suara Donald menyambut Ally saat gadis itu membuka ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|
FanfictionTanpa disangka semesta membiarkan kita berjumpa. Seolah dirinya memang memiliki rencana untuk kita berdua. Menyatukan kita yang berbeda dengan segala cara. Sehingga kita menjadi sama. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETED-----