Multimedia: Ally Hills' Band. (Power Hour)
*-----*
"Gadis berrambut hitam yang menghiasi rambutnya dengan warna merah itu bernama Stevie Boebi dan Dia adalah vocalis dari group band ini. Ali Spagnola adalah keyboardist dan seorang yang bisa memainkan berbagai instrument dan Aku sebagai drummer. Aku tahu hal seperti ini tidak biasanya dipublikasikan olehku, tapi Aku benar-benar ingin membantu Beveridge Bar untuk pemasaran. Bar mu pantas untuk kubantu"
Shannon tersenyum kecil saat mendengar itu dari atasannya yang Ia anggap egois dan serakah. "Jika Aku tahu Kau adalah orang yang sangat baik pada bawahannya, Aku tidak akan ragu untuk memberikan perusahaanku padamu" jawaban Shannon membuat Ally tertawa sambil lalu menyimpan undangannya di depan Shannon.
"Banyak orang yang menilaiku dari kekayaanku dan dari gossip-gossip yang sering muncul di majalah dan televisi. Nyatanya, Aku bukan orang yang seperti itu. Jangan khawatir, banyak orang yang salah menilaiku bahkan Aku sendiri juga sering melakukan hal itu"
Membawa undangan yang disodorkan padanya, Shannon kemudian membaca jadwalnya dan ternyata jadwalnya hanya terjadi di malam rabu saja "Kenapa hanya malam rabu? Kupikir band Kalian akan tampil di malam yang berbeda?"
Sebelum menjawab, Ally menempelkan punggungnya pada sofa tanpa lupa menyilangkan kakinya "Hanya kebiasaanku. Siang harinya Aku selalu pergi dengan Stevie untuk merayakan Taco Tuesday dan malamnya Aku pergi mencari uang. Mengesankan bukan?"
Shannon mengangguk mengerti dan melemparkan pertanyaan candaan dengan senyuman di awal percakapan yang akan ia mulai "Jadi, apa hubunganmu dengan gadis cantik berrambut brunette yang memiliki red tips di ujung rambutnya itu?"
Ally kembali menegapkan tubuhnya sebelum menjawab. "Untuk saat ini, Kami berteman baik dan partner dalam satu band. Hanya itu" dan Shannon melihat photo gadis itu di dalam undangan sambil lalu tersenyum.
"She's pretty though" ujar Shannon tanpa ingin melepaskan pandangannya dari photo si gadis yang ada dalam undangan.
Ally mendekat dan merebut undangannya dari tangan Shannon tanpa lupa memasang wajah kesal "Stevie is mine don't You dare to look at Her like that" lalu tertawa setelahnya karena melihat ekspresi Shannon berubah ketakutan.
Mencoba kembali tampak biasa saja meskipun Ia sempat kaget dalam beberapa detik, Shannon kemudian mencoba mengeluarkan kekehan kecil sambil lalu kemudian melempari gadis tomboy kaya raya itu pertanyaan "Jadi, apakah Aku boleh datang ke konser Kalian yang lain selain di Beveridge Bar?"
"Tidak" dan jawaban itu membuat Shannon ingin menelan gadis tomboy kaya raya yang memiliki bercandaan yang sangat mengerikan itu dengan segera.
Ally menyerahkan kembali undangannya dan tersenyum kecil "Kalau Kau ingin, Kau bisa datang. Tapi sayangnya, Kau harus mengurus Bar mu untuk mengejar diagram penjualan yang sudah Aku tentukan"
Mengutuk dalam hati karena gadis tomboy itu benar adanya, Shannon kemudian melempar undangannya ketengah meja seolah marah "Kalau begitu, Aku tidak ingin melihatmu dan Band milikmu tampil di Bar milikku" dan Ally melempar tawa karena Shannon ikut-ikutan memberinya candaan yang mengerikan.
"Kau yang rugi" balasan dari Ally hanya mampu membuat Shannon memutar bola mata dan gadis tomboy kaya raya itu mengembalikan undangannya pada Shannon. "Kalau Kau ingin, Aku bisa menampilkan banyak orang yang ingin ikut bernyanyi dengan gadisku"
"Woah. Gadismu eh?" ujar Shannon berlagak terkejut yang hanya di jawab Ally oleh kekehan kecil.
Tuesday Night, Beveridge Bar, Los Angeles.
Malam yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, Power hour akan segera dimulai hanya dalam beberapa menit kedepan. Panggung sudah siap, sound system sudah rapi dan berbagai macam alat untuk penampilan sudah di susun disana.
Ali Spagnola sudah muncul di Beveridge Bar begitu juga dengan Stevie Boebi yang bahkan sudah mencoba bernyanyi di balik panggung. Hanya tinggal Ally Hills yang belum muncul dan hal itu tentunya membuat banyak orang di balik panggung jadi cemas karenanya.
Ali sudah mencoba menghubungi gadis tomboy itu tapi Ia tidak menjawab dan bahkan Shannon sudah mengirim email padanya karena takut kalau Ally kenapa-napa namun Stevie terlihat biasa saja bahkan Ia tidak memikirkannya sama sekali.
Menghampiri Stevie sambil memberikan gadis cantik itu segelas air hangat untuk menjaga suaranya agar tidak serak, Shannon kemudian terduduk disampingnya sambil mengenalkan diri "Shannon"
Stevie melirik sambil menyerahkan senyum kecil "Stevie" jawabnya sambil menerima gelas dari Shannon tanpa lupa mengatakan terimakasih padanya.
Shannon membiarkan Stevie menikmati air hangatnya terlebih dulu sebelum akhirnya melempari gadis itu pertanyaan "Jadi, tahu dimana Ally?"
Menaruh gelasnya di meja lantas mengambil permen karet, gadis cantik itu kemudian meluruskan punggungnya yang terasa pegal karena terduduk dengan membungkuk terus-menerus "Ally baik-baik saja. Dia datang setelah Kau membuka acara" jawab Stevie yang langsung saja membuat Shannon mengangkat alis karena tidak mengerti.
"Apa maksudmu?"
Terkekeh lembut sebelum menjawab, Stevie kemudian menepak bahu Shannon dan berkata "Kau juga akan ikut andil dalam pertunjukan, Mrs. Beveridge" dengan tenang tanpa lupa disertai dengan senyuman iblis yang sering ditampakkan oleh Ally Hills.
Hanya sesaat saja Shannon mengira kalau gadis cantik berrambut hitam bercampur merah di akhir rambutnya itu adalah gadis manis seperti Cammie dan ternyata perkiraannya sangat salah setelah Ia melihat senyum mengerikan itu.
Tuhan benar, Ia akan memasangkan Ummatnya pada yang setara dengan pasangannya.
Menegapkan punggungnya seperti apa yang dilakukan Stevie, Shannon kemudian ikut terkekeh meskipun tidak ingin "Jadi apa yang harus Aku lakukan untuk membantu pertunjukan Kalian?" ujar Shannon berusaha terlihat antusias.
"Menunjukkan bakatmu" balas Stevie singkat.
Lagi, Shannon terkekeh sampai bahunya bergoyang saat mendengar candaan mengerikan itu "Aku hanya pandai menghitung algoritma dasar, Stevie Leigh Boebi. Apa Aku harus menggurui para penonton? Mereka menginginkan hiburan, Mrs. Hills. Bukan ocehan tidak penting"
Stevie menoleh kebelakang saat Shannon menyebutkan Mrs. Hills karena gadis itu mengira kalau Ally sudah sampai di tempat, namun nyatanya gadis tomboy itu masih belum ada disini "Kau baru saja memanggilku Mrs. Hills? Apa Kau tidak tahu kalau nama panjangku adalah Boebi?"
Shannon menggeleng dengan yakin "Aku tahu namamu. Hanya saja, Kupikir tidak lama lagi KAu akan memiliki marga yang sama dengan gadis kaya raya yang ada di belakangmu itu"
Ucapan Shannon disambut ekspresi marah dari Ally dan Shannon menutup mulutnya seolah ia tidak sengaja mengaratan rahasia dunia "Jangan melempar candaan mengerikan seperti itu pada Dia, Shannon Beveridge"
"Well, Aku terbiasa dengan candaanmu dan mungkin itulah kenapa Aku melempari candaan busuk padanya" sindir Shannon yang membuat Ally tertawa ironis.
"Kau tahu? Ini sudah saatnya penampilan. Get Your ass out of here!!!"
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|
FanfictionTanpa disangka semesta membiarkan kita berjumpa. Seolah dirinya memang memiliki rencana untuk kita berdua. Menyatukan kita yang berbeda dengan segala cara. Sehingga kita menjadi sama. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETED-----