Multimedia: Shea Lynn Wasil
*-----*
"Aku hanya ingin Kamu membawaku ke perusahaan yang jadi sainganmu"
Shannon terkekeh kecil pada bocah kecil berumur 12 tahun itu "Tahu apa Kamu soal perusahaan eh?"
Collin menaikkan satu alisnya "Aku memang tidak tahu apapun soal saham dan perusahaan, tapi setidaknya Aku ingin jalan-jalan disana"
"Itu bukan kebun binatang, Christopper Collin Webster" nada sangsi sudah di keluarkan oleh Shannon, dan Collin tahu kalau keinginannya sudah melampaui batas.
Meskipun cemberut karena keinginanya tidak bisa di kabulkan, Collin akhirnya menjatuhkan satu ide lain untuk meminta hadiah natal pada Shannon yang memang tidak akan bisa mengatakan 'tidak' padanya "Bagaimana kalau pergi ke Disney land?" ujarnya penuh harap
"Itu lebih baik" dan dengan itu si bocah melompat bahagia sampai menutup video callnya dengan menjatuhkan gadget dan membutakan screen.
"Kau sebut itu memperbaiki suasana, sialan?! Teman macam apa Kau ini?" sembur Shannon setelah video call benar-benar berakhir.
Vanessa mengambil tangan Shannon dan meletakkannya di pipinya yang tirus "Teman menyebalkan yang bahkan tidak tahu harus membantu dengan cara apa saat Kamu kesusahan karena Aku tidak memiliki kekayaan yang setara dengan Ally Hills agar Aku bisa merampas kembali perusahaanmu dan mengembalikannya padamu" ujar Vanessa menggebu sampai akhirnya ia menyatukan kening mereka dan berbisik lirih "Teman semacam itu" dengan perasaan tak menentu didalam dadanya.
"Terimakasih telah bersedia menjadi temanku, Vanessa" lirih Shannon sambil lalu membawa gadis tomboy itu kedalam dekapan.
*- WeAreOne, 2019 by Riska Pramita Tobing -*
Menguap lebar saat Mr. Aron menunjuk film Romeo and Juliet yang sedang di pelajari hari ini, Shannon kemudian memutuskan untuk menempelkan pipinya di atas meja. Gadis tomboy itu melakukan face time dengan Cammie dan melupakan waktunya untuk beristirahat karena percakapan mereka tidak memiliki akhir.
"Mrs. Beveridge!"
Shannon tersentak kaget saat mendengar namanya di panggil keras-keras dari muka kelas. Gadis tomboy itu membuka matanya meskipun ia tak ingin hanya untuk mendapati kalau semua mata menatap padanya dengan pandangan kesal yang kentara, terutama dari guru mereka yang sedari tadi bercuit dan tidak diperhatikan sedikitpun oleh Shannon.
Mr. Aron berjalan mendekat setelah menghentikan adegan di layar depan. "Bisa Kamu memperhatikan layar, Mrs. Beveridge?" ujar lelaki berkacamata itu dengan nada ramah yang justru terdengar seperti psychopath.
Membenarkan posisi duduknya dan mulai merapikan rambutnya yang terlihat mengerikan "Yea, sure!" jawab Shannon meskipun gadis itu tidak yakin bisa melakukannya.
Lelaki itu memasukkan tangannya kedalam saku depan celana "Meskipun Kamu sudah sukses dan bisa bekerja sama dengan Hillton Hills, itu bukan berarti Kamu bisa mendapat nilai sempurna dalam mata pelajaranku. Jadi usahakan yang terbaik untuk memperhatikan"
Shannon hanya mengangkat alisnya sebagai jawaban "Ya. Sure! I'm gonna pay attention"
"Good"
Film kembali dimulai dan Shannon tahu kalau gadis itu akan merasa bosan karena ia sudah melihat film ini berkali-kali. Gadis tomboy itu bahkan sudah hapal semua yang mereka ucapkan di setiap menitnya.
Gadget Shannon bergetar dan menampilkan nama Shea Wasil di layarnya. Mengernyit bingung karena Shea menghubunginya dan bukannya Vanessa, gadis tomboy itu akhirnya menggeser layar dan melihat pesan dari gadis itu.
Shea Wasil: "Aku sampai di Beveridge bar tepat saat kalian pulang dari sekolah."
Shea Wasil: "Jangan beritahu Vanessa karena Aku membawakan kejutan untuknya"
Shannon Beveridge: "Apa kejutan itu berupa manusia bernama Collin Webster?"
Shannon Beveridge: "Jika iya, bisakah Kamu memulangkan bocah brengsek itu kembali kerumahnya?"
Shannon Beveridge: "Dia menyebalkan"
Shea Wasil: "Hahaha. Stop it! Dia bocah yang baik, Shannon!"
Shannon Beveridge: "Jadi benar, kejutannya adalah bocah sialan itu 🤦"
Shea Wasil: "Kami tunggu disana, Mrs. Beveridge"
Shannon Beveridge: Baiklah. Sampai jumpa disana, Mrs. Wasil"
Beveridge Bar, Los Angeles.
Vanessa mengerutkan kening saat Shannon membawanya ke Bar miliknya "Kenapa Kita tidak pulang?" ujar Vanessa saat Shannon memarkirkan mobilnya dengan rapi di deretan paling akhir.
"Aku ingin melihat Bar milikku. Ada yang salah dengan itu?" meskipun Vanessa menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilemparkan Shannon padanya, gadis itu tetap mengerutkan keningnya karena tidak biasanya Shannon membawanya kesini.
"Vanessa!!!"
Tertawa karena prasangkanya benar, gadis itu kemudian menampar belakang kepala Shannon dan membuat gadis itu mengaduh dan mengumpat karena tidak bisa membalas kelakuan sobatnya yang sekarang tengah berlari pada kekasihnya, Vanessa kemudian membuka lengannya untuk menyambut sang adik.
Collin tertawa saat Kakaknya mengacak rambutnya sampai berantakan "Apa yang Kamu lakukan disini sialan?"
Melepas pelukan mereka karena Shea menghampiri untuk meminta jatah pelukannya, Vanessa kemudian merengkuh kekasihnya sambil melirihkan ucapan rindu. Mengusap rambut Shea yang panjang dan lembut, Vanessa kemudian melepaskan pelukan mereka dan menyatukan bibir mereka yang merindu "I miss You so bad"
Saling merengkuh satu sama lain sampai melupakan dua orang lain yang kepanasan dan kehausan, Shannon jadi terpaksa harus mengganggu kesenangan mereka dengan meneplak bahu Vanessa dan melemparinya dengan sindiran "Kalau bulan madu jangan disini. Ini parkiran, anak setan! Bukan kamar hotel" dan dengan itu, Shannon membawa Collin masuk kedalam Bar karena gadis itu tahu kalau si bocah kelelahan dan butuh istirahat sebelum kembali berkendara ke rumah Shannon dan Vanessa.
"Kapan Kamu membiarkan Aku menghajar gadis sialan itu?" ujar Shea dengan nada kesal karena acara romantisnya di hancurkan dengan secepat kilat.
Vanessa hanya terkekeh sambil merangkul bahu Shea dan membawa kekasihnya membuntuti Shannon dan adiknya. "Aku sudah mencoba untuk memukul gadis sialan itu saat kita baru saja kenal selama sepuluh menit. Tapi kemudian gadis tomboy sialan itu menghajarku lebih dulu" dan celotehan itu dibalas tawa lebar dari Shea.
Masuk kedalam suasana Bar yang ramai, Vanessa kemudian membawa Shea ke meja bartender dan membuat Casey serta Debra yang sedang membuat minuman jadi teralihkan karena kehadiran tamu yang di tunggu.
"Shea!!" ujar Casey dan Debra di satu waktu yang sama.
"Kenapa semua orang hanya melihat Shea dan tidak menyadari kalau ada Aku disini?" gerutu Collin karena bocah itu tidak disambut oleh Casey dan juga Debra. Yang di sindir hanya membalas bocah kecil itu dengan kekehan sambil lalu memeluk si penggerutu.
"Apa kabar bocah tengil?" ujar Casey setelah ia menjatuhkan satu ciuman sayang di pipi milik Collin.
Tersenyum karena sekarang ia jadi pusat perhatian, bocah itu kemudian memberikan senyuman manis sebelum menjawab "Awesome! Aku baru saja mendapat kontrak baru dari Nike dan Aku pikir Aku akan menjadi model yang hebat dan akan mengalahkan perusahaan yang menjadi musuh Beveridge bar" dan jawaban itu membuat Shannon tersenyum.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|
FanfictionTanpa disangka semesta membiarkan kita berjumpa. Seolah dirinya memang memiliki rencana untuk kita berdua. Menyatukan kita yang berbeda dengan segala cara. Sehingga kita menjadi sama. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETED-----