Multimedia: Shannon Nicole Beveridge, Camden Mary Alyse Scott, Allison Don Hills, Stevie Leigh Boebi.
*-----*
Ally mengangkat tangannya untuk memberikan perintah pada Donald "You can go" ujar gadis itu membuat semua dokumen yang tadinya melayang-layang diatas udara menjadi hilang beserta seruan "Yes, Mam. Aku akan kembali lagi jika Kau memanggilku"
Cammie yang tak mengerti apa-apa soal pembicaraan Ally, Shannon dan juga Stevie kemudian mendekat pada Stevie dan membisik dengan cukup keras "How am I supposed to shut media? Isn't it hard?"
Mengangguk mengiyakan gadis yang ada disampingnya, Stevie kemudian mendekati Ally dan melihat gadis tomboy itu yang sedang sibuk dengan layar gadgetnya "Jadi, apa yang akan Kami lakukan untuk membungkam media, Allison?" gadis yang ditanya membenturkan kepalanya pada meja karena jika saja Ia oleh jujur, Dia pun tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menutup media agar tak bisa mendapatkan informasi sedikitpun soal skandal yang terjadi di perusahaannya.
"C'mon Hills! I think You can do anything" ujar Shannon sambil lalu menepuk bahu Ally yang mengulai lemah.
Ally hanya bisa menggeleng sebagai jawaban "Buktinya Aku kehabisan akal untuk membungkam semua media dari skandal ini"
"Don't blame Yourself" bisik Stevie sambil lalu menjatuhkan satu kecupan di pucuk kepala Ally dan membuat gadis tomboy itu mengangkat kepalanya hanya untuk menjatuhkannya pada perut Stevie dan membuat si cantik jadi terkekeh karenanya.
"Kenapa Kamu tidak membiarkan skandal itu ke publik?" ujar Cammie yang membuat Shannon mengangkat alis tak mengerti. "Cam, Kau tidak mengerti apa yang akan terjadi jika Hilton Hills tidak menutup media soal skandal ini. Bukan hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk orang yang terlibat, terutama pada korban, itu pasti akan sangat sulit untuknya" jelas Shannon yang membuat Cammie justru terkekeh karenanya.
Gadis cantik berrambut blonde serta memiliki pipi chubby itu mengangkat tangan seolah tak perduli "Biarpun Ally menutup skandal ini dari banyak media, banyak media lain pasti akan mendapatkannya. Seharusnya Kita membiarkan media mencium kasus ini agar kasus seperti ini bisa berhenti"
Tiba-tiba saja Ally bendiri tegap dan lalu berteriak "Donald?!!" dengan suara lantang meskipun sedikit lirih yang langsung membuat system security computernya menjawab dengan gesit "Yes, Mam"
"I want You to invite all of media social when I got big meeting for my company"
"WHAT?"
"Are You joking?" ujar Stevie dan Shannon di satu waktu yang sama.
"Cammie benar. Kejahatan seperti ini akan terus terjadi jika Kita terus menyembunyikannya terus-menerus. Kita harus bicara pada media agar Kita bisa saling menjaga satu sama lainnya. Jika Aku gagal, Cammie bertangung jawab atas hal itu"
"WHAT???!!!!" yang itu bukan Stevie ataupun Shannon, tapi merupakan suara teriakan Cammie yang tentunya tidak tahu menahu soal ini.
Ally menggedikan bahunya acuh "Kau harus belajar bertanggungjawab. Aku tahu ini tidak akan gagal, jadi Kau tidak akan mendapatkan hukuman apapun untuk ini"
Ally Hills Room, Hilton Hills, Los Angeles.
Shannon mengambil satu magazine yang terselip diantara tumpukan koran perusahaan yang ada di atas meja dekat sofa dan lalu menepuk kening karena tiba-tiba saja teringat dengan gadis lain yang tertinggal di apartemennya "Allison? Bagaimana Ali Spagnola? Dia terkunci di apartemenku!!!"
"Sialan!!!" umpat si gadis yang ternyata sama-sama lupa dengan sobatnya yang tertinggal. "Donald? Bisa Kau pergi dan bawa Ali Spagnola di apartemen milik Shannon Beveride? Aku sudah memasukkan alamatnya kedalam data base"
"Yes mam"
Stevie mengacak pinggang saat melihat Ally yang hanya mampu menyengir karena kecerobohannya "Bagaimana mungkin Kau bisa melupakan Dia?"
"Tapi Kau juga melupakannya!!" balas Ally tak ingin kalah yang tentunya membuat Shannon dan Cammie saling lirik tak tahu harus melakukan apa.
Beberapa saat terdiam, keempatnyapun langsung menggelegarkan tawa bersama-sama setelah ingat kalau ini bukan hanya kesalahan Stevie ataupun Ally tapi merupakan kesalahan mereka bersama. Bagaimana mungkin mahluk semenyebalkan seperti Ali Spagnola bisa mereka lupakan? Haha Author saja yang mengelak dan kemudian menyalahkan mereka semua karena sejujurnya, gadis tomboy yang sedang membenarkan kacamatanya-lah yang lupa akan sobat satu band milik Ally dan Stevie. #SpoilerMengerikan.
Tak ingin memikirkan kesalahan mereka yang mengerikan, Ally kemudian membawa mereka untuk berkeliling di perusahaannya karena Cammie terus-terusan meminta padanya. Memasuki elevator canggih yang persis sama seperti di perusahaan Oscorp dalam film The Amazing Spider Man, keempatnya kemudian memulai tour dari lantai pertama yang adalah lantai penerimaan tamu.
Ruangan yang besar, terbuat dari kaca, banyak dihiasi oleh barang-barang megah dan antik. Banyak orang berjalan kesana-kemari yang sibuk dengan berbagai pekerjaan mereka dan Cammie berlompatan diantara orang-orang yang sibuk.
"Gadismu terlihat menyenangkan" bisik Ally pada Shannon yang membuat Stevie menatapnya dengan pandangan bertanya "Apa Kau menyukainya?" ujar Stevie sedikit cemburu dengan pujian Ally pada gadis cantik yang masih saja berlompatan tak tahu malu.
Melirik pada Stevie, Ally kemudian memberikan gadis cantik itu ciuman dipipi "Tapi Aku lebih tertarik pada yang satu ini" dan hal itu membuat Stevie memerah "Aww You're so sweet"
"Zess guys, just go to the bedroom and have sex" sindir Shannon yang langsung saja membuat Ally jadi menjitak gadis tomboy itu karena Ally sudah dibuat kesal karenanya.
"Mrs. Hills?"
Ally menoleh pada seorang lelaki yang memakai setelan jas hitam dan rapi "Mrs. Spagnola sudah sampai, haruskah Saya membawanya kemari dan memasukkan data basenya kedalam tamu pengunjung perusahaan?"
"Ya" jawaban singkat dari Ally membuat lelaki itu pergi dan membuat Stevie merinding karenanya "Bagaimana mungkin Kau bisa melakukan hal seperti itu Allison?" bisik Stevie dengan nada frustasi.
Ally terkekeh setelah melihat Cammie kelelahan dan kembali pada kekasihnya hanya untuk memeluk gadis tomboy itu dan bersender padanya "Hanya keberuntungan kurasa. Aku bahkan tidak pernah tahu kenapa Ayahku lebih memilihku untuk menjadi penerus dari perusahaannya. Saudariku lebih pintar, lebih handal pada hal seperti ini dan Ayahku menyerahkan semua ini padaku yang dasarnya tak memiliki kecerdasan yang seperti Kimber" gadis itu menarik napas setelah mengucapkan nama saudari perempuannya.
"Tapi ternyata, Aku berhasil membawa jaya perusahaan ini di tahun pertama Aku menjadi CEO. Kimber bahkan mengatakan bahwa Dia tidak percaya Aku bisa melakukan ini. Kurasa Aku hanya memiliki keberuntungan yang baik" penjelasan Ally berhenti tepat bersamaan dengan teriakan kesal dari seorang gadis yang sempat mereka tinggalkan.
"ALLISON, STEVIESON!!! Why the hell did You left Me there?" dan kedua gadis yang dipanggil dengan nada amarah itu langsung berlari begitu saja.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: Go follow My social media, the link is gonna be in my wattpad profile. Please
KAMU SEDANG MEMBACA
WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|
FanfictionTanpa disangka semesta membiarkan kita berjumpa. Seolah dirinya memang memiliki rencana untuk kita berdua. Menyatukan kita yang berbeda dengan segala cara. Sehingga kita menjadi sama. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETED-----