Multimedia: Shannon Nicole Beveridge, Camden Mary Alyse Scott, Allison Don Hills and Stevie Leigh Boebi.
*-----*
Shannon berlari dengan semangat saat Ia melihat bukit kecil yang pastinya akan sangat menyenangkan untuk di taklukkan. Sementara Shannon berlari kencang, disaat itu pula Ally terlihat malas untuk menaiki berratus-ratus tangga di bukit sana dan Cammie serta Stevie yang sibuk membicarakan sesuatu sambil saling merangkul satu sama lain dan merekam semua kejadian yang sedang berlaku.
"Apa Kau mengalami kesulitan untuk berkencan dengan Shannon?" Cammie melirik pada Stevie yang terlihat sedang menikmati pemandangan dari ketinggian bukit yang baru mereka panjat setengah jalan. Gadis cantik berrambut blonde itu melempar kerikil ke kejauhan sebelum menjawab "Sangat sulit" dengan nada frustasi yang terdengar jelas diantara kedua gendang telinga milik Stevie.
Sambil menyerahkan satu batu kecil lain pada Cammie untuk dilempar gadis itu, Stevie kembali memberikan pertanyaan kecil "Apa yang membuat Kau bertahan?"
"Aku sudah jatuh padanya"
Balasan Cammie membuat Stevie melirik pada Ally yang sedang bersender pada pohon dan terlihat sangat kelelahan "Bagaimana kalau Kau masih bisa bangun meskipun Kau suda jatuh terlalu dalam padanya?"
"Temukan alasan lain untuk bertahan" pandangan Cammie ikut jatuh pada Ally yang sedang berusaha menyusul ketertinggalannya.
Saat Ally mendekat, gadis tomboy itu kemudian memberikan air mineral miliknya pada Stevie setelah membuka segel minumannya terlebih dahulu "Kau belum minum" dan Stevie menyerahkan senyum kecil setelah menerima apa yang disodorkan Ally padanya.
Melihat Ally kembali berjalan dengan semangat membara karena Shannon memberikan gadis tomboy itu jari tengahnya dari kejauhan, Stevie kemudian memberikan air mineralnya pada Cammie setelah meminumnya terlebih dahulu. "Ally benar-benar jatuh cinta padamu"
"Bagaimana Kau bisa tahu?"
"Aku bisa melihatnya"
Stevie menatap Cammie dengan tatapan aneh sekaligus penasaran "Kau bisa melihatnya?"
"Ya" jawaban singkat Cammie membuat Stevie tak bisa menahan kepenasarannya "Bagaimana mungkin Dia bisa jatuh cinta pada gadis sepertiku?"
Cammie tidak menjawab dan justru mulai kembali melangkahkan kakinya untuk menyusul Shannon dan Ally yang sudah hampir sampai di puncak bukit. "Maksudku, Dia adalah gadis kaya raya yang bisa memiliki gadis cantik lainnya, kenapa Dia jatuh cinta padaku?"
"Ketika Kamu jatuh cinta, Kamu tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa karena Kamu terjatuh bukan memilih cinta"
Kening Stevie mengkerut dalam saat memikirkan perkataan si gadis cantik yang sudah menyusul kekasihnya untuk duduk menikmati pemandangan dari atas bukit sampai kemudian gadis itu merasakan sentuhan kecil di keningnya disertai bisikan "Kau terlihat jelek saat mengerutkan keningmu. Itu akan membuatmu terlihat lebih tua dua kali lipat dari umurmu" yang membuat Stevie jadi terkekeh karenanya.
"Ada apa?" tanya Ally dengan nada lembut sambil lalu mengusap rambut Stevie yang berjatuhan menimpa wajahnya yang terlihat lelah "Bukan apa-apa" jawab Stevie terdengar ragu sambil mulai kembali mendaki untuk menghampiri Shannon dan Cammie yang melambaikan tangan padanya.
Ally ikut serta melangkahkan kakinya dengan Stevie "Don't lie to me, Stevieson"
"Don't call me like that, Allison. You know I hate it when You call me Stevieson" protes gadis cantik itu dengan nada suara tinggi.
"But You call Me Allison every single time"
Stevie memutar bola matanya kebelakang "That's Your name" balas Stevie telak yang membuat Ally terdiam karena itu benar adanya.
07:45 PM, Some Of Hills In Los Angeles.
*a little disclaimer, I don't know any hills in Los Angeles and I just want this scene.
Matahari mulai terbenam di ufuk barat, langit sudah mulai terlihat gelap, udara sudah mulai menurun dan Shannon, Cammie, Stevie serta Ally masih betah saling berpelukan satu sama lain di atas bukit. "Kapan lagi Kita bisa bersantai seperti ini? Bosku sangat menyebalkan bahkan sampai tidak memberiku libur untuk bernapas" ujar Shannon menghina Ally yang hanya bisa terkekeh untuk menjawab hinaan itu.
Cammie ikut menyerahkan kekehan kecil yang terdengar lucu dan membuat Shannon jadi merengkuh dagunya hanya untuk memberikannya ciuman dalam yang tentunya membuat Stevie juga Ally jadi enggan untuk berada disamping mereka karena suasana intim itu melingkari mereka berempat.
Saat ciuman Shannon dan Cammie terlihat semakin dalam dan intim, Ally berbisik pada Stevie dengan suara yang cukup keras agar bisa membuat orang yang tengah bercinta itu mendengarnya "Terasa sangat panas meskipun matahari sudah terbenam. Apa Kau juga merasakannya, Stevie?"
Gadis yang ditanya melempar kekehan keras sebelum menjawab "Mungkin seharusnya Kita pergi, Allison"
"Kalian hanya iri" ujar Shannon yang langsung saja membuat Ally melempari gadis tomboy itu dengan tutup botol minuman miliknya yang berhasil di hindari olehnya dengan cepat.
Cammie terbangun dan mulai membersihkan celananya yang sedikit dipenuhi dengan pasir. Gadis cantik berrambut blonde itu kemudian beranjak menjauhi kekasihnya dan mulai menuruni bukit dengan perlahan "Besok Kalian harus pergi ke sekolah. Kita harus pulang dan istirahat"
Gadis yang dimaksudkan dengan 'kalian' oleh Cammie langsung cemberut karenanya. Ally dan Shannon tak ingin pergi ke sekolah esok hari karena Mereka akan memulai ulangan akhir semester sebelum akhirnya libur panjang.
Meskipun tidak ingin untuk pergi dari bukit yang menampakkan hampir seluruh kota yang terlihat bercahaya hampir sama seperti langit yang sedang menampakkan ribuan bintang di kejauhan, Shannon dan Ally akhirnya menyusul Cammie serta Stevie yang sudah hampir setengah jalan menuju tujuan. "Apa yang akan Kau lakukan saat liburan musim panas nanti?" ujar Shannon tiba-tiba sambil lalu merengkuh Ally.
Gadis tomboy yang direngkuh justru mengangkat bahu tidak tahu "Mungkin Aku hanya akan menghabiskan waktuku di perusahaan" jawaban membosankan dari Ally membuat Shannon memutar bola mata.
"C'mon, Allison. Mana mungkin Kau hanya berdiam diri untuk mencari uang? Uangmu sudah memenuhi seluruh tempat di Los Angeles dan Kau masih ingin mencari yang lebih?"
Ally memberikan tawa menggema bersamaan dengan mereka yang mulai memasuki mobil milik Shannon saat Cammie sudah menyalakan mesin "Kau benar. Uangku memang sudah memenuhi Los Angeles jadi mungkin Aku akan membuang beberapa ratus dollar di liburan musim panas. Jadi, apa yang akan Kami lakukan untuk mengisi liburan?"
Belum sempat Shannon menjawab tentang liburan musim panas gratis yang ada dalam impiannya, Cammie sudah lebih dulu menyela "Aku tidak akan memberi Kalian liburan menyenangkan jika nilai Kalian melorot" dengan nada kejam bak ibu tiri yang membuat Ally juga Shannon saling menatap sambil menyerahkan senyum kaku pada satu sama lain. God dam it!
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: I know I mess up with this fanfic. But is so HARD to make a fun and complicated in the same time. But I try my best. Don't forget to follow all my social media. Please.
KAMU SEDANG MEMBACA
WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|
FanfictionTanpa disangka semesta membiarkan kita berjumpa. Seolah dirinya memang memiliki rencana untuk kita berdua. Menyatukan kita yang berbeda dengan segala cara. Sehingga kita menjadi sama. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETED-----