WeAreOne - Bagian Keenam

340 24 0
                                    


Multimedia: Christoper Collin Webster

*-----*

          Collin berlari cepat saat Shannon membawanya ke kolam renang. Bocah itu terlihat antusias untuk bermain dengannya karena mereka sudah lama sekali tak bertemu, beda halnya dengan sang Kakak dan kekasihnya yang masih terdiam di atas tempat tidur tanpa ingin diganggu karena baru saja menghasilkan beberapa kekacauan tadi malam.

Melihat Collin berlari menuju perosotan yang memang di sediakan di kolam renang apartemennya, Shannon kemudian mulai ikut bergembira dengan bocah itu. menjahilinya sesuka hati dan bahkan sampai menenggelamkan bocah tengil itu karena si bocah lebih dulu menjahilinya dengan menyemprotkan air ke wajahya.

Tertawa bersama, mereka bahkan sampai lupa kalau mereka memiliki tujuan untuk sarapan di Beveridge Bar dan lalu berjalan-jalan ke Disney land esok harinya. "Shannon!" gadis tomboy itu melirik cepat saat mendengar suara yang sudah tak asing lagi di gendang telinganya lantas segera mengernyitkan kening karena tidak mengerti dengan cara gadis itu berada disini.

"Camden?" gadis yang di sebut Camden hanya memutar bola mata dengan sebal

"Sejak kapan Kamu memanggilku dengan Camden, Nicole?" balas Cammie mengikuti bercandaan tak masuk akal itu.

Shannon menenggelamkan tubuhnya sampai se bahu karena masih malu untuk memperlihatkan tubuhnya pada gadis itu "Bagaimana Kamu bisa tahu alamat rumahku? Apa mereka memata-mataiku karena sekarang Aku sudah bekerjasama dengan perusahaan besar di Los Angeles? Jika iya, itu pasti akan sangat mengerikan"

Cammie terkekeh saat mendengar sangkaan yang di keluarkan Shannon "Vanessa yang memberitahuku"

"Gadis sialan itu!" geram Shannon di kerongkongan.

Mengangkat alis, Cammie kemudian melempari gadis tomboy itu candaan mengerikan "Your tits look pretty" dan Shannon menyemprotkan air kolam dengan tanpa merasa bersalah sedikitpun sebagai balasan dari candaan mengerikan itu.


Beveridge Bar, Los Angeles.


          "Jadi, siapa gadis cantik itu?" ujar Shea tak tahu malu sambil menunjuk Cammie dengan telunjuknya yang di hiasi cincin.

Shannon membawa Cammie kedalam rengkuhannya "Nama gadis cantik ini adalah Camden Mary Alyse Scott, biasa di panggil Cammie. Gadis ini tinggal di apartemen yang tidak jauh dari apartemenku dan Dia adalah temanku" jelas Shannon teliti yang membuat si gadis yang diperkenalkan jadi terkekeh karenanya.

"Ya, dia benar" jawab Cammie sambil lalu memutar bola matanya kebelakang.

Collin mendekat sambil lalu menyerahkan tangannya yang kecil "Namaku Christoper Collin Webster, satu-satunya saudara yang dimiliki oleh Vanessa Webster yang adalah sahabat dari Shannon Nicole Beveridge" ujar bocah itu menirukan bercandaan milik Shannon yang mengerikan.

"Dude, You have bad tasted of joke, and You too" jawaban Cammie membuat Shannon terkekeh kecil sedangkan di waktu yang bersamaan Vanessa kesulitan menahan tawanya dan Shea serta Collin terbahak tanpa tahu etika.

Menuntun semua tamunya untuk masuk keruangan VIP, Shannon kemudian memberikan sedikit sambutan dengan menundukkan sebelah dari tubuhnya dan menyerahkan tangannya "Selamat datang di VIP room of Beveridge Bar"

Menuntun semua tamunya untuk masuk keruangan VIP, Shannon kemudian memberikan sedikit sambutan dengan menundukkan sebelah dari tubuhnya dan menyerahkan tangannya "Selamat datang di VIP room of Beveridge Bar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kesekeliling ruangan yang memilki hiasan sederhana namun sangat nyaman dan modern, Cammie bahkan sempat terpana saat melihat dekorasi ruangan yang sangat mengesankan.

Layar besar terpampang di dinding dan di hiasi banyak photo artist yang sempat jadi pengunjung di Beveridge Bar, sound system juga lampu-lampu berbagai warna, furniture lucu yang terbuat dari berbagai macam bahan, serta banyaknya pepohonan dalam ruangan yang tertata sangat rapi di berbagai tempat.

"Whoa, Shannon. Pantas saja gadis kaya raya itu ingin memiliki Bar ini" pujian sekaligus sindiran yang keluar dari bibir Cammie hanya dibalas senyuman kecil dari bibir tipisnya.

Shannon kemudian membawa mereka ke satu meja besar yang berada di tengah-tengah ruangan. Terdapat banyak lilin beraroma manis di atas meja dan sudah disediakan juga berbagai makanan di atasnya "Selamat menikmati" ujar Shannon sambil lalu menarik kursi untuk diduduki oleh Cammie.

Terduduk disamping Shannon, Cammie kemudian meniup salah satu lilin yang memiliki aroma olive karena gadis cantik itu tidak menyukainya dan kemudian mengambil serbet serta lalu menyimpan serbetnya di atas paha.

Shannon memegang tangan gadis itu saat mereka akan mulai berdoa dan mereka terpejam saat Shannon memimpin doa untuk mereka "Bapak Kami disurga, diberkatilah nama_Mu, terimakasih untuk memberikan Kami usia dan kesehatan yang bisa membawa Kami duduk dan berdoa pada_Mu hari ini. Terimakasih untuk makanan dan minuman serta semua berkah yang telah Engkau berikan dan terimakasih untuk semuanya, Amin"


Shannon Nicole Beveridge's Apartement, Los Angeles.


          Shannon meletakkan kacamatanya dan kemudian memijit hidungnya yang pegal karena menahan beban dari kaca mata selama ber jam-jam lamanya. "Ally Hills benar-benar berkuasa di bidang usaha" runtuk gadis itu sambil kemudian menarik lengan Cammie dan menjadikannya bantalan.

Melirik laptop milik Shannon yang masih terbuka, Cammie bisa melihat kalau gadis tomboy itu ternyata sedang membaca berita terbaru dimana perusahaan yang di miliki oleh Ally Hills sudah membawa banyak perusahaan kecil ke bawah perusahaannya.

Mengusap rambut Shannon yang jatuh ke lengannya, Cammie kemudian menutup lapop milik Shannon dan menarik lengannya karena kesemutan "Tapi lihat untungnya, Kamu bisa bekerja sama dengan mereka" lanjut Cammie setelah Shannon mengangkat wajahnya hanya karena ia kehilangan bantalan.

"Dulu, Aku memang sangat ingin untuk bekerjasama dengan mereka. Tapi sekarang, setelah Aku tahu kalau bursa saham yang dikuasai oleh Hilton Hills selalu dibawah kontrolannya, Aku tidak menginginkannya lagi. Ally Hills datang disaat Aku sudah menyadari kalau perusahaannya berkuasa dengan cara keserakahan dan Aku terpaksa harus menyerahkan perusahaanku padanya" keluh Shannon sambil lalu menyandarkan punggungnya di sofa dan menaruh kepalanya di bahu Cammie.

Cammie mengusap rahang Shannon yang kuat sehingga membuat gadis tomboy itu terpejam "Jika Ally Hills datang disaat kamu belum menemukan kalau dia berkuasa dengan keserakahannya, apa Kamu akan menghindar darinya?"

Tidak bisa berpikir karena sentuhan Cammie membuat beban pikirannya menghilang entah bagaimana, Shannon kemudian mendekatkan hidungnya pada pipi chubby milik Cammie dan menggesekkannya perlahan.

Kelakuan gadis tomboy itu tentunya membuat Cammie jadi terengah dan melirik Shannon yang wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari miliknya. "Can I ask for one thing?" ujar Cammie tanpa ingin mendengar jawaban dari Shannon sendiri.

Gadis cantik itu kemudian meraba rahang Shannon yang kuat dengan telunjuknya dan membuat napas Shannon memburu karenanya. "Don't move" lanjut Cammie setengah berbisik sambil lalu menyatukan kening mereka dan hanya menyisaka sedikit oksigen diantara keduanya.

Rahang Shannon menguat dalam beberapa saat, dalam setiap sentuhan Cammie yang lembut diatas kulitnya, Shannon ingin cepat-cepat menyelesaikan apapun yang akan dilakukan oleh gadis cantik itu.

"Kamu akan baik-baik saja, Shannon" bisik Cammie sebelum akhirnya menyatukan bibir mereka dengan perlahan.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang