Selamat! Kamu telah membuatku menjadi seperti seonggok daging yang tidak berguna lagi. Adakah penghargaan untuk perlakuanmu itu?****
Setelah Audy berpapasan dengan Cakra ia memutuskan untuk pergi ke rooftop. Banyak sekali hal yang membuatnya benar-benar putus asa.
Audy hanya memandang ke arah bawah sambil melihat anak-anak yang bermain basket, bercengkrama, membaca buku dan adapula yang kejar-kejaran.
"Kenapa gue gak bisa jadi salah satu diantara mereka?"
"Gue juga mau ketawa bebas kayak mereka"
"Gue capek sama semua ini" tambah Audy.
Tak terasa air matanya terjatuh, Audy menangis. Ia benar-benar lelah dengan segala hal yang memaksanya.
Audy pun tak mendengar langkah kaki yang mendekatinya.Dia nangis? Gumam Cakra.
Sudah lumayan lama Audy menangis,Audy pun berbalik hendak menuju ke kantin. Ia takut jika teman-temannya mencari dirinya.
Deg!!
Ia kaget karena sudah ada Cakra dibelakangnya. Mata mereka pun bertemu cukup lama. Cakra melihat ada kesedihan di mata Audy. Audy pun langsung mengusap air matanya kasar.
"Gue kira lo gak bisa nangis!" sinis Cakra.
Audy pun berjalan melalui Cakra. Saat ia sudah bersampingan dengan Cakra, ia menoleh.
"Puas kan lo sekarang!"
Cakra terdiam.
"Iya gue puas. Tapi gak tau kenapa pas lihat lo kayak gini, gue merasa bersalah"
Ia hanya menatap punggung Audy yang sudah menghilang dibalik pintu. Sedangkan Audy sudah berlari meninggalkan Cakra.
Tengsin, Mak!!!
🍃
"Woyy, ngapain sih lo daritadi ngelamun?" tanya Leon tiba-tiba kepada Cakra.
"Lagi mikir"
"Mikirin apaan lo?" tambah Leon.
"Gak penting"
Cakra pun bangkit dan segera menuju parkiran. Karena memang bel pulang telah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Dimas pun segera menyusulnya.
Masih dalam posisi berjalan."Dimas! Apa gue keterlaluan?"
Dimas pun berhenti berjalan lalu menatap Cakra. "Maksud lo?"
"Iya gue udah ngerebut posisi Audy"
Dimas tampak berpikir sejenak. "Enggak! Lagian kan lo enggak curang"
"Tadi dia nangis di rooftop"
"Serius lo, gue kira dia gak bisa nangis!" ucap Dimas tak percaya.
"Sama, gue tadi juga mikir gitu"
Dimas menatap menyelidik "Lo kok care sama dia, lo kasian sama dia"
"Enggak sih, cuma nanya doang!" jawab cepat Cakra.
Ucapan Dimas membuat Cakra berpikir kembali, kenapa juga ia harus mengkhawatirkan cewek aneh itu, toh dia bukan siapa-siapanya. Saat tak ada lagi percakapan diantara Dimas dan Cakra, mereka berpapasan dengan Audy dan teman-temannya. Audy sama sekali tak melirik ke arah Cakra dan berlalu begitu saja. Cakra pun memiliki ide jahil, karena pada dasarnya dia adalah orang yang benar-benar jahil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Teen Fiction( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...