15. Dilema

40 17 23
                                    

Hatimu baik, namun ego mu terlalu besar!

**Menggapai Asa**


***

Cakra berada di rooftop sekarang, ia ingin mencairkan susasana hatinya yang benar-benar buruk hari ini. Ia tidak ingin di ganggu oleh siapa pun saat ini. Ia berdiri di dekat pembatas dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya. Sudut bibirnya masih terlihat mengeluarkan darah segar karena pukulan Firza, ia sama sekali tak mengobatinya. Ia membiarkannya terluka begitu saja.

"Cakra!!" sebuah suara menyapanya. ia menoleh, lalu membuang muka kembali.

Audy berdiri disamping Cakra, ia ikut menatap ke depan. Sesekali Audy menoleh menatap wajah Cakra. Audy belum membuka suaranya, membuat Cakra jengah menunggu.

"Ada perlu apa?" tanya Cakra dengan ketus.

"Gue rasa lo cukup tahu!"

"Kalo ada yang mau diomongin cepet, gue gak ada waktu!" Audy menoleh.

"Nih," Audy memberikan sebuah cream obat untuk mengobati luka Cakra, sedang Cakra hanya menatap obat di tangan Audy tanpa mau mengambilnya.

"Gue gak butuh!" Audy menghela nafas kasar. Ia kemudian membuka dan mencolek sedikit cream itu, lalu ia menatap Cakra datar.

"Sebenernya gue males ngelakuin ini, anggep aja ini sebagai permintaan maaf!"

Audy hendak mengoleskan cream tersebut ke sudut bibir Cakra namun di cekal olehnya. Ia kemudian menatap Audy serius.

"Gue bilang gak butuh! Jangan sok peduli"

"Gue memang gak peduli sama lo, udahlah diem jangan bergerak!" ucap Audy.

Ia kemudian mengoleskan dengan cepat namun dengan lembut membuat Cakra terdiam, ia menatap Audy lama. Mengapa ia tidak berontak saja tadi. Cakra menatap manik mata Audy lama, ia melihat ketulusan disana. Cakra masih diam dan Audy fokus mengoleskan cream itu. Audy menarik tangannya ketika sudah selesai mengobatinya. Namun tiba-tiba Cakra malah menarik tangan Audy sehingga ia terkejut dan maju beberapa langkah ke depan Cakra menepis jarak di antara mereka. Audy mentap Cakra kaget, namun masih berekspresi datar.
Cakra melepaskan cekalan Audy dengan mendorongnya ke belakang, sehingga Audy sedikit terhuyung ke belakang.

"Siapa yang nyuruh lo buat nyentuh gue!!"

"Mending lo pergi dari sini, gue muak!" usir Cakra.

Audy tersenyum sebentar, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Cakra. Cakra tak melihat Audy dia malah membuang muka. Audy kemudian berhenti sebelum ia keluar dari pintu rooftop.

"Gue Cuma mau minta maaf untuk kesalahan temen gue, dia gak tahu apa-apa dan Cuma emosi aja, jadi tolong jangan di ambil hati. Dia sama sekali enggak tahu masalah kita, tolong pahami kata-kata gue!"

Cakra menoleh hendak menatap Audy namun orang yang dicarinya sudah tak berada disana. Cakra menghembuskan nafasnya dan mengusap wajahnya kasar.

"Apa gue terlalu kasar tadi?"

"arghh!!" Cakra berteriak kecil, sambil memegang bibirnya yang sudah di obati oleh Audy. Ia kemudian menatap tangannya lalu tersenyum singkat.

Menggapai AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang