Eh, ketemu lagi di cerita ini. Maaf ya akhir-akhir ini aku bakal sering update cerita ini. Bukan apa-apa sih, cuma mau segera menyelesaikan cerita ini aja.
Tapi setelah aku lihat kayaknya ga bisa gitu, soalnya sebentar lagi event wwf2019, bakal dimulai.
Jadi, cukup baca dan vote ceritaku ini yaa,,,,
Bentar lagi kita mau pindah lapak wkwk.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading:)----
Persahabatan atau cinta?
____
Sesil duduk di motornya. Setelah cukup berpikir lama Sesil memutuskan untuk bolos sekolah saja hari ini. Kemudian Sesil meminta Audy membuat surat izin saja, sudah beres. Sesil kini berada disegerombolan anak remaja yang sudah bersiap balapan. Balapan liar memang selalu menyenangkan. Bisa membuang masalah.
"Sil, ikutan ga." ajak salah seorang remaja sumuran dengan Sesil.
"Enggak, lagi pusing gue."
"Aelah, itung-itung tes motor. Pusing kenapa sih,"
Sesil sekarang dalam posisi yang sulit. Beberapa hari setelah Brian berbicara dengannya di kelas Brian nampak berbeda. Sesil sempat curiga karena setelah itu Brian sering sekali mengirim pesan. Sesil sendiri sedikit curiga karena sikap Brian mulai berubah. Brian seperti seolah ingin dekat dengan Sesil. Brian memberikan perhatian lebih, meskipun hanya sekedar bertanya apakah sudah makan atau belum? Sedang melakukan apa? Atau hal-hal kecil lainnya. Bukan Sesil tidak nyaman, namun Sesil hanya sedikit tidak enak kepada Mita. Sesil sedikit merasa bersalah kepada Mita karena merespon Brian. Namun, dirinya sendiri menyukai hal itu.
"Yaudah gue ikut." ucap Sesil.
"Ini baru lo. Gak lemah."
Tidak terasa Sesil sudah berada disini sampai siang hari. Saat Sesil hendak melakukan satu balapan lagi. Sesil melihat Audy bersama dengan seorang lelaki. Sesil tidak mengenal siapa lelaki itu. Audy tidak pernah bercerita tentang siapa sosok yang memboncengnya itu. Sesil hendak menyapa Audy namun Sesil melihat Audy sedang bercekcok dengan lelaki itu. Sampai akhirnya Sesil melihat drama. Cakra datang, hampir saja Cakra dan lelaki itu melakukan keributan. Sesaat sebelum Sesil pergi Audy sudah meninggalkan keramaian tersebut. Sesil memakai helmnya dan melakukan motornya. Sesil menyusul Audy yang sudah cukup jauh. Sesil memberhentikan motornya di depan Audy, sedikit jauh dari keramaian.
"Hai, cantik. Bareng yuk." goda Sesil sambil membuka helmnya. Audy mengerutkan dahinya.
"Bolos?" tanya Audy.
"Cari hiburan, siapa bilang bolos."
Sesil memang begitu, hiburan sesaatnya adalah balapan dan mengendarai motornya seperti orang kesurupan. Tidak takut mati seolah memiliki banyak cadangan nyawa. Padahal dia adalah wanita.
"Yuk,"
"Kemana?"
"Cari makan gue laper."
Tibalah mereka di sebuah cafe. Audy dan Sesil langsung masuk dan memesan beberapa makanan. Audy tidak yakin jika Sesil lapar. Audy sangat mengenal Sesil. Pasti Sesil ingin menceritakan sesuatu padanya.
"Mau cerita apa?" tanya Audy seolah peka terhadap keadaan karena melihat Sesil mengetuk-ngetukan jarinya di meja.
"Lo peka banget sih, gak kayak si doi."
![](https://img.wattpad.com/cover/181512146-288-k199285.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Roman pour Adolescents( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...