Gue mencoba mengalihkan semua hal negatif tentang lo hanya karena gue memandang lo sebagai sahabat gue.
**Mita Diza Andini**
**Menggapai Asa****
Jam istirahat sudah selesai. Kini kelas XI IPA-1 sudah ramai dimasuki para siswa maupun siswi. Termasuk Audy dan teman-temannya. Mita kini tengah duduk melamun di bangkunya sendiri. Memikirkan apa yang baru saja terjadi di kantin. Mita melihat tatapan Brian yang ia tahu bukan ditujukan kepadanya melainkan kepada sahabatnya Sesil. Namun, ia pura-pura tak melihat itu dan malah tertawa bersama Leon.
Mita memperhatikan Sesil yang sedang duduk membaca bukunya. Ia menatap Sesil dengan ragu. Ia takut, jika apa yang ada dipikirannya akan terjadi.
"Mita" panggil Audy yang merasakan suasana yang berbeda dari Mita. Mita menoleh.
"Hmm. Kenapa?"
"Lo ga papa?" tanya Audy khawatir. Mita tersenyum dan menggelengkan kepalanya tanda ia baik-baik saja.
Tak ada percakapan lagi diantara mereka, karena bu Grace sudah masuk ke kelas tersebut. Membuat semua siswa langsung diam tak berkutik. Audy diam. Ia merasa kepalanya terasa pusing dari tadi pagi, namun ia tidak menggubrisnya. Ia tetap bersikap biasa, beberapa kali ia tampak mengoleskan lip ice pada bibirnya agar tidak terlihat pucat.
"Audy! Kamu ambil buku tentang Gizi di perpustakaan ya" ucap Bu Grace. Audy mengangguk.
Audy berjalan keluar kelas. Saat di koridor yang cukup sepi ia merasa pusingnya semakin bertambah, Audy berusaha mengabaikan sakitnya tersebut. Namun, Tetap saja tidak bisa. Ia melihat sekitarnya seperti sedang beputar hebat. Ia memegang dinding koridor dengan satu tangannya sambil berjalan pelan. Tangan satunya ia gunakan untuk memang kepalanya yang terasa berdenyut.
Audy sekuat tenaga menahan pusingnya. Sampai akhirnya ia sampai di perpustakaan. Kemudian langsung dengan cepat mengambil beberapa buku yang diperintahkan oleh Bu Grace. Lalu menyerahkan kepada petugas perpus.
"Eh, Audy. Kamu kelihatannya lagi sakit ya" sapa Bu Dewi ramah.
"Kelihatan banget ya bu"
"Iya tuh bibir kamu pucet"
Audy mengambil ponselnya dan langsung membuka aplikasi kamera dan benar saja ia terlihat tidak baik kali ini. Audy kemudian mengambil liptint di sakunya dan mengoleskan pada bibirnya.
"Kamu kalau sakit ya istirahat. Kenapa malah ke sekolah?"
Audy tersenyum. "Tadi pagi baik-baik aja kok, Bu"
"Kamu bisa bawa buku sebanyak ini. Kuat??" tanya Bu Dewi.
"Kepala saya yang pusing, bu. Bukan tangan saya kok"
Bu Dewi menggeleng-nggelengkan kepalanya melihat keras kepalanya Audy. Sebenarnya Bu Dewi sedikit akrab dengan Audy karena pasalnya Audy sering berkunjung ke perpustakaan selagi siswa lainnya sibuk bermain dan membuang waktu. Audy selalu menghabiskan waktu jam kosongnya di perpustakaan bahkan kadang ia lebih memilih ke perpustakaan dibanding ke kantin. Sehingga Bu Dewi sudah hafal betul dengan wajah manis Audy.
Ditangan Audy sudah dipenuhi dengan setumpuk buku. Ia keluar dari perpustakaan dengan hati-hati karena rasa pusing dikepalanya masih terasa. Audy berhenti sejenak disana. Memejamkan matanya untuk menetralisirkan rasa pusingnya. Kemudian ia berjalan kembali sampai akhirnya ia merasa sudah tidak kuat lagi. Buku yang dibawanya jatuh berserakan dilantai.
"Huftt!!"
Audy berjongkok dan mengambil buku tersebut satu persatu.
"Makanya kalo jalan hati-hati" suara tersebut membuat Audy mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Teen Fiction( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...