Manusia terlalu egois, sehingga akhirnya menyakiti satu sama lain.
-
-****
"Gue bakal kalahin lo." ucap Rafqi dengan semangat.
"Tunjukin aja gak usah ngebacot."
"Let's play."
Dengan semangat Rafqi berusaha merebut bola basket yang tengah Audy mainkan dengan lincahnya. Rafqi begitu kesulitan. Audy benar-benar wanita yang cukup mengesankan. Audy dan Rafqi berada di taman komplek rumah Audy. Awalnya Audy tak mau mengikuti ajakan Rafqi, namun karena ia jengah ia pun mengikuti Rafqi dan berakhir dengan bertanding basket sekarang. Audy bisa melakukan olahraga apapun. Hanya saja saat disekolah ia lebih menunjukan prestasi akademiknya. Tak lain itu pun karena paksaan dari ayahnya sendiri.
"Hah, kalah juga lo. Masih belum mau ngaku." ucap Audy lalu meneguk sebotol air mineral di pinggir lapangan. Lalu ia duduk disana disusul Rafqi disampingnya.
"Lo, hebat." ujar Rafqi yang tetengah-engah karena lelah.
"Udah jelas." sombong Audy sambil menyeka keringatnya
Rafqi menelentangkan tubuhnya. Ia menatap langit yang terdapat ribuan bintang disana. Rafqi menatap Audy sesekali memperhatikan apa yang dilakukan gadis itu. Audy hanya duduk sambil memanjangkan kakinya dan ikut melihat langit.
"Bagus ya?" tanya Rafqi.
"Hmm."
Audy hanya berdehem saja. Rafqi diam dan berpikir sejenak. Setelah mendapatkan apa yang ia pikirkan Rafqi segera bangkit dari tidurnya. Ia langsung duduk dan menghadap Audy. Audy hanya menatap Rafqi bingung.
"Lo deket sama Cakra kan?" tanya Rafqi tiba-tiba.
Tawa Audy pecah mendengar ungkapan Rafqi. "Hahaha.. Halu."
"Terus?"
"Ya gak terus-terus."
"Kalo gak deket, kenapa pas gue ajakin ke arena balapan liar waktu itu dia marah." ucap Rafqi bertanya-tanya.
"Gatau."
Cukup menarik pikir Rafqi. "Dy,"
"Hmm."
"Gue punya tantangan. Gue yakin lo pasti suka." ucap Rafqi sambil mengembangkan senyumannya. Audy menatap Rafqi dengan penasaran, beberapa detik kemudian Audy ikut menyunggingkan senyumannya.
"Gue suka tantangan." ucap Audy singkat.
*
Audy berjalan dikoridor sekolah dan menghiraukan sapaan para juniornya. Audy bukan type senior ramah yang akan melemparkan senyumannya kepada orang-orang yang tak ia kenal. Bahkan sekalipun orang yang ia kenal. Audy tak peduli ia di cap sebagai orang yang sombong atau apapun itu. Baginya itu hal tak penting yang tak perlu dipikirkan.
Audy masuk ke dalam kelas dan melihat Mita tengah tertawa bersama Leon. Sepertinya Leon melemparkan candaan yang membuat tawa Mita pecah. Audy ikut tersenyum, akhirnya Mita bisa melupakan masalahnya sejenak. Audy menyusuri bangku Sesil namun yang terlihat hanya tasnya saja. Mungkin Sesil sedang bersama Brian.
"Lo salah masuk kelas?" tanya Audy sambil menatap Leon. Mita berhenti tertawa lalu menyambut kedatangan Audy.
"Iya nih, hati gue tau aja kalo disini ada bidadari." ujarnya sambil menatap Mita. Mita hanya melemparkan senyumannya saja.
"Anjir, pagi-pagi udah sarapan rayuan tai." ucap Audy merasa enek.
"Emang cuman lo doang deh cewek yang gak mempan rayuan gue, Dy." ujar Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Ficção Adolescente( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...