****
Apaan sih pakek ngelus-ngelus rambut Audy segala gumam gadis itu dalam hati.
Suasana pun canggung seketika.
Firza yang merasa suasana sudah tidak nyaman ia pun lalu melirik Audy."tuh kan pala lu gpp" ucap Firza sembari memukul-mukul kepala Audy.
"iihh apaan sih, sakit tau" respon Audy sambil menjauhkan dirinya dari Firza.
"Ehh, ada Rissa. Lo darimana aja kita tungguin loh dari tadi." ucap Mita mencairkan suasana.
"gue abis dari perpus tadi" ucap Rissa sembari menatap Firza.
"duduk ris," ucap Sesil.
"eh iya" Rissa sambil duduk tak jauh dari Mita.
"....."
"kok gue dateng pada diem aja sih, kenapa??" tanya Rissa.
"aaah enggak kok kita.."
" gue ke toilet dulu!" potong Audy, lalu melenggang pergi.
Sontak Rissa memperhatikan punggung Audy yang semakin menghilang dengan tatapan yg sulit diartikan.
" emm, gue jg mau ke ruang osis dulu deh, Riss gue pergi dulu yaa" pamit Firza.
" lagi sibuk ya. Ya udah pergi aja gpp kok" respon Rissa.
Firza hanya menyunggingkan senyumnya dan pergi meninggalkan kantin.
Rissa Alexis. Sebenarnya Audy tidak terlalu dekat dengan Rissa. Namun semenjak Rissa menjalin hubungan dengan Firza, ia sering bergabung dengan Audy.
Rissa adalah anak yang pintar, ia pun menjadi anggota osis sehingga ia bisa mengenal Firza dan akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran. Awalnya Rissa selalu cemburu melihat kedekatan Firza dan Audy namun setelah ia tau bahwa mereka sahabat masa kecil ia pun tak mempermaslahkan itu. Namun terkadang ia tetap saja merasa cemburu, ya seperti kejadian tadi contohnya. Memang namanya cewek ya, ribet!!Sementara itu seorang laki-laki yg duduk di pojok kantin hanya memperhatikan interaksi mereka.
*
Cewek itu deket sama Firza?? Batin laki-laki itu.
"Cakra lo mau pesen apaan deh? Dritadi bengong aja" tanya Leon.
"samain" balasnya.
"oke deh siap!" Leon pun segera memesan makanannya.
"lo liatin apaan sih?" tanya Brian yang penasaran.
Dimas yang sedari tadi memainkan ponselnya pun akhirnya memperhatikan dan mengikuti arah manik mata Cakra yang sedang memperhatikan sesuatu.
"Rissa??" ucap Brian.
Cakra yang sejak tadi diam pun langsung menoleh ke arah Brian.
"Lo masih ...??"
"berisik" potong Cakra.
"aelah, cewek banyak kalii cak. Ngapain lu masih..."
Belum selesai Brian melengkapi kalimatnya, Cakra sontak berdiri dan tanpa mengucapkan sepatah kata ia langsung pergi meninggalkan meja kantin.
"baper tuh anak?" tanya Dimas.
" gak tau deh gue, suka baperan sih!" Respon brian.
Dimas hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"...."
" nih pesenannya, lah Cakra mana??" tanya Leon yang baru datang dri memesan bakso, dengan kedua tanganya terdapat dua mangkok bakso.
"tauu" Ucap Brian sembari merebut mangkok dri tangan Leon dan menyantapnya.
" Lah??, Dim, kenapa sih lo pada??" tanya Leon kembali yang tak mengerti.
"Lo kalo dikasih tau jg gak bakalan nyambung,udah lah Gue mau cabut." Dimas pun pergi meninggalkan Brian dan Leon yang masih kebingungan.
"suka aneh deh mereka. Gini nih kalo gue mikir berat bawaannya laper jadi pengen makan banyak!" Ucap Leon sambil duduk dan menyantap bakso yg ia pesan.
"Nih gue tambahin" Brian pun menyodorkan mangkok baksonya yg baru setengah ia makan. Lalu ia berdiri dan hendak meninggalkanya.
"lah lo semua pada gak laper apa? Lo juga mau kemana?? Gue ditinggalin nih? Kok kalian tega banget sih!" ucap Leon nganar.
"Rinyeeng banget sih lu udah kayak cewek!, udah lah, lo jg seneng kan gak jadi traktir kita-kita ini" Brian pun pergi begitu saja.
"Basa-basi aja kali gue, syukur deh kalo pada pergi" Leon pun lansung menyambar mangkok bakso Brian dan langsung menghabisinya seketika.
"Woyy! Yang tadi mau gue bayarin, bayar sendiri ya, traktriannya batal!!" teriak Leon mengumumkan.
"Yaaaahhhhh," keluh teman sekelasnya. "Php doang lo, sakit tahu di php in,"
"Bodo!" balas Leon.
Alhamdullilah, duit aman ! Batin Leon.
*
Audy yang berpamitan hendak ke toilet nyatanya ia hanya duduk santai di taman belakang sekolah. Banyak hal yg ia pikirkan. Ia pun memasang headphone nya dan menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.
Sesil pun datang menghampiri dan langsung duduk disebelah Audy.
Sesekali ia pun melihat ke arah Audy. Ia pun menghela nafasnya. Sampai ia pun memegang pundak Audy. Sontak Audy menoleh. Ia pun melepas headphone nya."bokap lo lagi??" tanya Sesil.
Audy tak menjawabnya dan malah mengalihkan pandangannya.
" kenapa lagi sekarang??" selidik Sesil.
Audy masih tak bersuara.
"kalo lo belom mau cerita ya gpp, lo tenangin aja pikiran lo!" tambah Sesil.
Audy hanya mengangguk.
"ya udah gue ke kelas dulu ya, lo jangan lupa masuk kelas, jangan bolos" peringat Sesil sembari meninggalkan Audy yang tetap diam seribu bahasa.
*
Audy pun hanya diam dan menikmati semilir angin siang itu. Sampai ia mendengar langkah kaki yg menuju ke arahnya, ia pun tak berbalik untuk melihat siapa pemilik suara kaki tersebut.
"gue gpp. ya, ginilah hidup gue." ucap Audy sambil melenggang pergi tanpa menoleh siapa orang yang berdiri dibelakangnya yang ia pikir itu adalah Sesil.
"Cewek aneh??" ucap Cakra bingung.
orang yang berdiri itu adalah Cakra. Semula ia berencana untuk merokok di sana, namun belum sempat ia mengeluarkan rokoknya ia melihat Audy yg sedang duduk disana. Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan memperhatikan Audy dri belakang.
Bikin penasaran aja!! Batinnya.
******
Hallo guys!!
Up lagi nih cerita gw. Masih bingung ya sama jalan ceritanya, makanya baca terus ya "Menggapai Asa" jangan sampai ada bagian yg terlewat.
Karena bakalan ada tokoh-tokoh baru nih guys!!!Jangan lupa tinggalin vote + komen kalian di bawah ya..
Ig : @meliana_ptr16
@melianaaputri

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Fiksyen Remaja( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...