24. Bolos

36 3 9
                                    

Biarkan semua mengalir seperti ini, seolah tak terjadi apa-apa

******

Mita sekarang duduk di sebuah cafe. Mita berniat untuk menjernihkan pikirannya. Mita hanya duduk diam dengan segala pikiran di benaknya ditemani secangkir kopi coklat panas.

Beberapa kejadia yang lalu tergiang di kepalanya. Dimana semua kedekatan Sesil dan Brian berawal, sampai kejadian hari ini yang membuat hati Mita sesak.

"Hai, cantik."

Mita diam mungkin karena tidak mendengar sapaan tersebut.

"Dih, cantik-cantik kok budek sih." ucap Leon yang langsung duduk di kursi depan Mita.

"Hah-- sejak kapan lo--"

"Sejak lo duduk disitu gue juga disini." ucap Leon santai sambil terkekeh geli.

"Oh,"

Mita meminum kopinya untuk menetralkan susasana. Mita diam menatap ke arah lain. Sedangkan Leon dengan serius menatap Mita. Leon memperhatikan apa pun yang di lakukan Mita.

"Mita." panggil Leon.

"Hmm."

"Gak usah pikirin mereka."

Mita menatap Brian kemudian beberapa detik kemudian ia tersenyum. "Mereka siapa ih."

"Gak usah senyum sekarang, lo jelek."

"Gue tau. Kalau gue cantik dia gak bakal selingkuh." ucap Mita  jelas.

"Lo cantik kok. Dasar dianya aja yang goblok. Masa ninggalin berlian demi batu kali." ledek Leon.

"Jangan ngatain sahabat gue batu kali." ucap Mita kesal karena perkataan Leon yang menyinggung sahabatnya.

"Lo mah terlalu baik. Mana ada sahabat yang ngerebut pacar sahabatnya sendiri, ogeb!!"

Benar juga yang dikatakan Leon baru saja. Ah, namun semua memang tidak sesimple itu.

"Dia gak rebut kok, lagian sampai sekarang mereka juga belum ada status. Gue juga udah putus sama dia kok, jadi terserah mereka." ucap Mita bingung.

"Heh, nih gue kasih tau. Rasa nyaman itu muncul meskipun gak ada status sekalipun. Makanya ada hubungan yang disebut komitmen tanpa status. Jadi lo jangan salah paham."

"Sok bijak banget sih lo."

"Memang aslinya gue mah."

Mita berpikir ia tahu jika Sesil disini salah. Namun ia belum bisa menerima kenyataan karena Sesil adalah sahabatnya. Mita tidak mau mengklaim semua perkataan Leon meskipun itu benar sekalipun.

Mita marah dengan Sesil pun hanya karena ia kecewa karena perilaku Sesil yang mendadak berubah menjadi seperti itu. Tidak lebih dan tidak kurang Sesil yang biasanya tidak tertarik dengan namanya cowok kini berbanding terbalik.

"Eh, kok lo ngomongin temen lo sendiri sih."

Prang!

Leon mendadak lupa jika yang baru saja ia katai adalah temannya sendiri. Leon hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya.

"Gibah tuh enak ya ternyata." ucap Leon.

**

Audy duduk dikursinya sambil membaca buku novelnya. Beberapa saat setelah bel terlihat Sesil yang baru saja masuk bersama Brian. Audy langsung meletakan bukunya dan menghampiri dua sejoli itu.

"Kenapa kalian berdua lakuin ini?" tanya Audy. Sesil hanya mengedip-ngedipkan matanya.

"Udahlah kalian pasti paham apa yang gue maksud." sambung Audy.

Menggapai AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang