Setelah sekian lama aku beranikan diri buat publish.
Pasti udah lupa alur ceritanya:((
Aku sendiri lupa sebenernya, susah banget mau nulis ini.
Maapin huhu...
****
Audy menggenggam erat kertas yang ia pegang. Setelah beberapa menit yang lalu ia hanya memperhatikan secarik kertas itu. Audy bergeming memikirkan keputusan apa yang akan ia lakukan sekarang. Melakukan atau tidak sama sekali dengan menanggung resikonya. Ah ini permasalahan yang cukup pelik bagi Audy.
Audy memejamkan matanya rapat-rapat dan mengela nafas pelan. Lalu, mengangkat tangan kanannya. "Bu, saya mengundurkan diri."
Semua orang tercengang. Perihal apa yang membuat Audy mengundurkan diri. Padahal semua orang sudah mengantisipasi bahwa Audy adalah rival terberat dalam ajang "Pemilihan Putri SMA Garuda" ini.
"Kamu yakin?" tanya Bu Grace. Audy mengangguk mantap. "Bisa sebutkan alasan yang tepat."
"Saya cuma tidak mau membohongi diri saya sendiri, Bu. Ini bukan keinginan saya. Bukankah kita harus melakukan hal yang kita sukai? Oleh karena itu, saya Audy Faradila menyatakan untuk mengundurkan diri." Audy berdiri dari duduknya. "Selamat berjuang untuk kalian semua."
Setidaknya itu adalah kata terakhir yang Audy ucapkan sebelum keluar dari ruangan tersebut. Audy memantapkan hatinya untuk berani mengambil resikonya. Apapun yang terjadi semua akan dihadapi setidaknya itulah kata yang menguatkan hati Audy.
Audy berdiri di depan pintu lalu ia menghembuskan nafas kembali. "Oke, Audy ini semua bener. Lo gak salah."
"Selamat."
Audy reflek menengok dan mendapati Cakra berdiri di ujung tembok. Cakra berjalan menghampiri Audy sambil mengulurkan tangannya. Audy hanya menatap datar uluran tangan itu.
"Selamat," ucap Cakra kembali.
"Buat?"
"Selamat, karena lo udah berani mengambil resiko."
"Gak usah berlebihan." ujar Audy sambil tersenyum tipis.
Cakra menarik tangannya. Oke, Cakra sejenak lupa sedang berhadapan dengan siapa. Audy si cewek dingin nan sombong. Setidaknya itulah yang Cakra ketahui dari orang-orang.
"Gue mau ngomong sama lo."
"Dari tadi juga udah ngomong." Audy berjalan pelan meninggalkan Cakra.
"Lebih serius." Ucap Cakra yang mencekal tangan Audy. "Jangan pergi."
"Yaudah ayo. Emang mau ngomong disini. Katanya serius." ucap Audy lalu melepaskan tangan Cakra dan kembali berjalan. Cakra yang menyadari posisi mereka berada di koridor dan tepat berada di depan ruang guru lalu menunduk dan menampilkan senyuman khasnya.
Taman belakang sekolah merupakan tempat yang pas untuk membicarakan masalah apapun. Tentunya karena sepi tak ada gangguan dari siswa lain. Karena akan sangat jarang siswa akan datang ke wilayah ini saat jam pelajaran. Mungkin hanya sebagian siswa yang sudah di cap bad. Sehingga menjadikan tempat ini cocok sebagai tempat nongkrong dan merokok.
"Jadi?"
"Ayo kita berteman." ajak Cakra dengan mimik muka serius.
Audy tertawa sebentar. "Jangan bercanda."
"Gue serius. Ayo kita berteman."
"Kita udah temenan kan?" tanya Audy yang sekarang serius.
"Iya. Gue mau lebih deket sama lo." ujar Cakra. Audy menatap Cakra sejenak, lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Teen Fiction( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...