WTML (3)

5.3K 423 18
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.

Sebuah mobil hitam mewah terlihat memasuki pekarangan masion keluarga Jeon, mobil itu berhenti melaju tepat pada jajaran pelayan dan pengwal yang telah sigap membentuk jalan disepanjang teras rumah megah tersebut, terlihat seorang lelaki paruh baya menuruni mobil mewah setelah seorang pengawal membukakan pintu untuknya Dialah Jeon Il Hwan seorang single parent dengan dua putra, pemilik perusahaan elektronik terbesar di seoul yang telah memiliki anak cabang di berbagai kota besar korea selatan tak hanya itu baru-baru ini beliau telah mendirikan tiga cabang perusahaan yang berada di kota maple canada, beliau orang yang keras dan tegas dalam mendidik putra-putranya dan termasuk dalam golongan orang tersibuk didunia beliau jarang pulang dan lebih memilih menginap di perusahaan atau menyewa apartemen terdekat, hal itu sudah beliau lakukan semenjak kehilangan sang istri tercinta 13 tahun yang lalu,

"Selamat datang Tuan besar" ucap seorang kepala pelayan seraya membungkukkan badan diikuti semua pegawai disana

"Kalian sudah bekerja keras" ucapnya lantas melenggang masuk kedalam rumah megahnya

"Dimana Taehyung dan Jungkook?" Tanyanya kepada kepala pelayan tadi yang mengikutinya

"Tuan muda Taehyung ada dikamarnya tuan besar, sedangkan Tuan muda Jungkook saya tidak melihatnya dari semalam tuan" ujarnya

"Baiklah, kau panggil Taehyung suruh keruanganku sekarang" perintahnya dengan nada dingin yang menandakan pria itu tengah menahan emosi

"Baik Tuan besar" kepala pelayan itu menunduk dan langsung melenggang ke kamar sang tuan muda untuk melaksanakan tugasnya

Tok.. Tok..

"Tuan muda?" Panggilnya namun tak ada sahutan dari dalam kamar

Tok.. Tok..

"Tuan muda Taehyung?" Panggilnya lagi

Ceklek

"Ada apa bi?" Taehyung keluar dengan wajah mengantuknya

"Tuan besar menyuruh tuan muda untuk datang keruangannya" ujarnya

"Arraso, aku akan segera kesana bi" setelahnya Taehyung menutup pintu kamarnya

.
.
.
.
.

Sementara itu disebuah bangsal rumah sakit yang didalamnya terdapat tiga pemuda itu terlihat ramai dengan dua pemuda yang terlihat sibuk mengumpat dengan ponsel yang berada dikedua tangannya sedangkan pemuda satunya tengah asik berkecimpung dengan laptop kesayangannya

"Yak bantet jangan kesana berbahaya belok kekiri cepat!" Perintah Jungkook

"Kau juga kelinci waspada dibelakanmu!"

"Aish sialan tim kita tinggal tiga orang pokoknya kita harus menang apapun caranya"

"Hei, jangan kesana kita buat pertahanan baru"

"Tidak bisa, jika kita berkumpul kita akan kalah"

"Brengsek mereka sangat hebat"

"Sh*t kita kalah! Yak Jimin bisakah kau main dengan benar?" Umpat Jungkook

"Bukan salahku mereka yang terlalu hebat jeon, dan kau, tak bisahkah kau memanggilku dengan sebutan hyung? Aku lebih tua setahun darimu bocah!"

"Tumbuhkan dulu tulangmu baru akan ku panggil kau hyung" ejek Jungkook

"Yak kelinci sialan!"

"Hei kalian berdua! tidak bisakah berhenti berbicara? Aku tak bisa fokus dengan pekerjaanku karena kalian" timpal Yoongi tanpa mengalihkan atensinya dari laptop tersayangnya

"Kalau kau tidak ingin aku berisik, maka biarkan aku pulang sekarang hyung!" Kesal Jungkook

"Mau pulang sekarang?" Tanya Yoongi

"Benarkah? Aku boleh pulang sekarang?" Tanya Jungkook antusias

"Boleh, asalkan kau bisa membuat wajahmu bersih dari lebam menjijikan itu"

"Ish hyung ini bukan hal yang menjijikan ini disebut seni kau tau?"

"Seni pantatmu, karena senimu itu nyawamu hampir melayang bocah"

"Jadi apa aku boleh pulang sekarang hyung?" Tanya Jungkook lagi,

***

Tok! Tok!
Ceklek!
Pintu coklat berbahan kayu itu terbuka menampilkan sosok pemuda yang berjalan masuk dengan kepala yang tertunduk

"Appa memanggilku?" Tanyanya tanpa mau mengangkat wajah tampannya

"Apa seperti ini kau menyambut kepulanganku Jeon Taehyung?" Ujarnya

"Ma..aaf Appa, kapan Appa sampai dirumah?" Tanyanya masih dengan kepala yang ditundukkan

Brak!
Suara gebrakan terdengar setelah pria paruh baya itu melempar dengan kasar tumpukan kertas yang sedari tadi dipegangnya itu

"Angkat kepalamu jika ada yang mengajakmu bicara Jeon Taehyung!!"

Taehyung tersentak secara otomatis ia mendongakkan kepalanya, netranya langsung beradu tatap dengan mata tajam yang serupa dengan miliknya itu

"Dimana adikmu? Apa kau tidak bisa menjaganya dengan benar? Kenapa selalu laporan buruk tentangnya yang kuterima?" Tanyanya dengan nada dinginnya

Taehyung diam, ia tak tau harus menjawab apa pada ayahnya dia sendiri pun tidak tau dimana keberadaan adiknya setelah kejadian itu

"Dimana adikmu taehyung? Kenapa kau diam saja?" Tanyanya lagi saat tidak ada tanda-tanda Taehyung akan menjawab

"Jawab Appa taehyung!" Bentaknya marah

"A..aku tidak tau appa"Jawabnya lirih

"Selama ini apa yang kau lakukan Taehyung? Kau kakaknya, Appa menyuruhmu untuk menjaganya apa itu sulit untuk dilakukan?"

"Maaf Appa"

Plak!
Taehyung terhuyung sesaat setelah tamparan keras ia terima dari ayahnya

"Cari adikmu sekarang!, Appa tidak mau tau malam ini kau harus membawanya pulang! jika tidak semua fasilitasmu akan Appa cabut mengerti!" Perintahnya

"Aku mengerti Appa" jawabnya seraya melangkahkan kakinya keluar mencari keberadaan sang adik,

***

Waktu menunjukkan pukul 21:15 malam seorang pemuda dengan mata elangnya berjalan disepanjang terotoar, ia menggrutu sebal karena harus kembali menyusuri jalanan padat kota seoul mencari keberadaan sang adik yang tak kunjung pulang

"Dimana kau brengsek" sesekali ia mengumpati pemuda yang dicarinya itu bukannya khawatir sang adik hilang, ia lebih khawatir dengan ancaman sang ayah jika anak itu tak segera ia temukan

"Awas saja kau, aku tak akan memberimu ampun setelah ini" ancamnya

Setelah cukup lama mencari atensi sang adik yang tak kunjung ditemukan, taehyung lelah, ia duduk di depan sebuah mini market setelah membeli dan menenggak air yang baru saja dibelinya itu dengan rakus,

"Brengsek" umpatnya seraya mencengkram botol air yang sudah habis itu

.
.
.
.
.
.
.
.TBC

°♡04-04-2019♡°

Welcome To My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang