WTML (6)

4.3K 392 21
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 06:15 pagi, waktu bagi orang-orang untuk memulai harinya, begitupun yang dilakukan Taehyung, pemuda itu berdiri di depan cermin besar di kamarnya, ia tersenyum memandang pantulan dirinya yang mengenakan seragam sekolahnya sembari menyisir rambutnya yang sedikit berantakan

"Perfect" serunya, ia pun lantas keluar dari kamarnya dengan menyampirkan tas hitam dibahunya, langkahnya terhenti pada pijakan tangga pertama kala netranya menangkap presensi sang ayah yang baru saja masuk kedalam rumah dengan wajah yang terbilang kusut itu
'sepertinya Appa baru pulang, tapi dimana anak itu? Apa ia tidak ikut pulang juga?' pikirnya, ia pun melanjutkan langkahnya menuruni tangga menuju ruang makan setelah presensi sang ayah hilang dari pandangannya, Taehyung mengambil dua buah roti bakar dan mengolesinya dengan selai kacang kesukaannya lalu memakannya Taehyung juga mengambil segelas susu hangat dan meminumnya hingga tandas, setelahnya ia lekas melangkahkan kakinya keluar rumah dan berangkat ke sekolahnya menggunakan motor kesayangannya

***

Jungkook membuka matanya yang terasa berat, ia mengedarkan pandangannya pada penjuru ruangan yang ia tempati 'Ternyata aku kembali ke tempat ini lagi' batinnya miris, ia memandangi langit-langit kamar rawatnya, semenjak ia sadar tidak seorang pun yang berada disampingnya, lama terdiam dengan lamunannya, ia mulai merasa aneh dengan tubuhnya keningnya berkerut ia merasa mual, kepalanya kembali pening, ia pun dengan segera menuju ke kamar mandi yang berada diruang rawatnya tanpa memperdulikan perih di punggung tangannya yang mengeluarkan darah saat infus yang di pakainya tadi tercabut dengan paksa

Huwek!
Uhuk!

Mata bulatnya melebar menatap terkejut dengan apa yang telah ia muntahkan, perutnya kembali terasa nyeri, keringat dingin mulai mengaliri wajah pucatnya, kakinya tiba-tiba melemas ia tidak bisa menumpuh tubuhnya dengan baik, ia jatuh terduduk dengan mata yang ia pejamkan, ia masih sadar hanya saja tubuhnya serasa mendadak mati rasa

Sakit,
Hanya itu yang ia rasakan sekarang,

'sebenarnya ada apa dengan tubuhku?'

***

Park Jimin pemuda yang terkenal dengan eye smilenya, ia pemuda yang ceria, berada dikelas yang sama dengan Taehyung, dulunya ia bersahabat baik dengan Taehyung, sampai dimana hari ia mengenal Jungkook adik kelas yang dengan berani menyelamatkannya dari buliyan teman seangkatnya dikarenakan rumor yang beredar tentang Jimin yang merupakan seorang anak dari seorang pembunuh bayaran, dan sejak itulah Jimin mengetahui tentang fakta Jungkook yang merupakan adik dari Taehyung serta persahabatannya dengan Taehyung yang pupus, ia selalu menjadi bahan olokan oleh Jungkook karena tinggi badannya, Jimin tidak marah saat Jungkook mengolok-oloknya hanya saja berdebat dengan Jungkook merupakan kesenangan tersendiri baginya, statusnya yang merupakan anak tunggal membuat Jimin sangat mendambakan kehadiran seorang adik dihidupnya, sebab itulah ia sangat menyayangi Jungkook, baginya Jungkook merupakan adik yang dititipkan Tuhan padanya, ia lebih memilih melihat Jungkook dengan riangnya mengolok-oloknya dari pada melihat anak itu termenung murung dengan pikirannya,

Kini Jimin sedang berada di Taman belakang sekolah semenjak bel istirahat berbunyi beberapa saat yang lalu, ia membuka kotak bekal yang sedari tadi ia bawa, biasanya ia akan memakan bekal buatan Ibu Jimin bersama Jungkook, mengingat anak itu sedang tidak ada saat ini ia terpaksa memakan bekalnya seorang diri ditempat itu.

"Sendiri ternyata tidak enak, cepatlah sembuh kookie, Hyung kesepian tanpamu" monolognya sembari melahap potongan daging terakhirnya

***

Tuan Jeon merenung didalam kamarnya, ia masih mengingat dengan jelas apa yang dikatakan dokter kemarin, ternyata yang ia takutkan selama ini benar adanya, Jungkook Putra bungsunya tidak baik-baik saja, ia merasa menjadi ayah yang bodoh telah meninggalkan kedua putranya itu bertahun-tahun lamanya tanpa memikirkan nasip kedua putranya yang saat itu masih sangat haus akan kasih sayang,

"Taehyungie, Jungkookie maafkan Appa Sayang" ujarnya sembari menangkup wajahnya dengan kedua tangannya Tuan Jeon menangis

Drrt Drrtt
Ponsel Tuan Jeon berdering ada panggilan masuk dari Yoongi, tanpa menunggu lama Tuan Jeon langsung mengangkatnya

"Halo"

Mata Tuan Jeon yang semula sendu mendadak membulat panik, ia dengan gesit mengambil mantelnya dan langsung berlari keluar kamar sembari berteriak memanggil supirnya

.
.
.
.
.
.
.
.TBC

Haii! Maaf ya chapter kali ini pendek, Jujur lagi buntu ide, maafkan jika ceritanya kurang menarik atau ceritanya makin nggak jelas, maklum masih tahap belajar 👨‍🏫 😄

Minta dukungan Vote dan Komennya ya ❤

See you

°♡07-04-2019♡°

Welcome To My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang