WTML (26)

3.6K 322 90
                                    


Happy Reading

.
.
.
.
.

Malam ini, di temani cahaya rembulan yang bersinar terang, dua pemuda beda usia itu bergelung dengan pelukan hangat yang telah lama tidak mereka berdua rasakan,

Jungkook dengan mata yang berkacanya memeluk erat punggung Taehyung yang kini mengusap pelan punggungnya, mereka terdiam membiarkan indra perasa-nya yang menyalurkan kehangatan yang meraka rindukan,

Jungkook bahagia?
Tentu saja, apa yang selama ini ia damba-dambakan kini telah berada di rengkuhannya,

Melihat senyum tulus dari kakaknya,

Merasakan usapan halus dari tangan kakaknya,

Mendengarkan kata-kata manis dari kakaknya,

Sungguh, Jungkook berfikir jika semua ini hanyalah mimpi, Jungkook tidak akan pernah mau bangun dari mimpi indahnya, asalkan selalu bersama kakaknya, Jungkook terlalu bahagia, terbuai dengan rentetan-rentetan kata yang menghangatkan hatinya,

"Kau menangis Kookie?" Taehyung mulai membuka suara, saat merasakan bahu kanannya basah, ia dengan mudah menyimpulkan bahwa adik manisnya ini tengah menangis,

Jungkook menggeleng lemah,

"Jangan tinggalkan aku Hyung"berujar dengan lirih seolah berbisik pada rungu Taehyung bahwa ia tidak ingin di tinggalkan lagi,

Taehyung membalasnya dengan sebuah kecupan manis di ujung kepalanya, mengeluarkan rentetan kata-kata bahwa Taehyung akan selalu ada bersama Jungkook, tidak meninggalkannya lagi, tidak akan, cukup sekali Taehyung mendengarkan pikiran bodohnya, ia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi,

Jungkook memper-erat pelukannya, membiarkan sebelah kakinya kesemutan dengan posisi duduk melipat kedua kakinya bersila di atas ranjang pesakitannya,

Taehyung dengan posisi berdirinya mengaruk betis kirinya dengan jemari kaki sebelah kanannya, kakinya gatal dan itu di sebabkan oleh makhluk terbang kecil penghisap darah, Taehyung berjanji pada dirinya setelah ini, ia akan memasang berbagai alat dan obat anti nyamuk di penjuru ruangan adiknya,

Ceklek!

Taehyung menoleh sejenak pada pintu yang terbuka, itu Tuan Jeon dengan wajah terperangahnya,

"Oops, aku menganggu ternyata" ucapnya sedikit terkekeh dengan sebelah tangan yang masih memegang knop pintu, ia melangkah masuk dengan perlahan setelah menutup pintu putih di belakangnya, mendekat ke arah kedua putranya yang sangat menggemaskan,

"Aigoo, Kookienya Appa kenapa menangis hem?" Tanyanya saat telah berada di belakang taehyung dan menghadap langsung pada wajah basah Jungkook yang masih menenggelamkan wajahnya pada leher Taehyung,

Jungkook mendongak dengan wajah basahnya, di sana rona pucat masih menghiasi sebagian paras wajahnya,

Tuan Jeon mengusap pelan air mata yang masih mengalir di pipi tirus putra bungsunya, ia tersenyum walaupun hatinya tersayat miris saat melihat pipi yang dulunya berisi kini perlahan menirus dengan bibir pucat yang ketara,

"Appa" Panggilnya lirih, tapi masih sanggup di dengar dua orang beda usia di hadapannya,

"Ada apa hem?" Sahutnya menatap mata bulat itu dengan tangan yang bertengger di pucuk kepala bungsunya mengelusnya pelan,

"Taehyung, bisa gantian? Appa juga ingin memeluknya" ujarnya menatap taehyung dengan wajah merajuknya, dan itu membuat Jungkook terkekeh pelan melihat sifat manis dari ayahnya, sedangkah Taehyung pemuda itu mendengus sebal, tidak tahan dengan prilaku ayahnya yang membuatnya ingin muntah,

Welcome To My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang