WTML (19)

3.5K 340 12
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Pukul 20:15 Jimin menuruni tangga rumahnya, ia akan kerumah sakit sekarang, sebab ia rindu adik kelincinya, dia melangkah dengan tatapan datarnya, entah mengapa ekspresi wajahnya berbeda saat ia sedang berada dirumah,

Jimin menaiki mobilnya sesaat setelah ia berada dihalaman rumahnya, hanya butuh beberapa menit untuknya sampai di area rumah sakit, Jimin turun setelah memarkirkan mobilnya, setelahnya ia melangkah menuju ruangan dimana Jungkook berada,

Ceklek!
Jimin membuka pintu putih itu, dan langsung membungkuk sopan kala netranya bertubrukan dengan netra Tuan Jeon,

"Oh Jimin, kau datang?" Sapa Tuan Jeon saat mendapati atensi Jimin membuka pintu disampingnya,

"Iya paman" Jimin hanya tersenyum sembari mengusap tengkuknya malu,

"Masuklah Jim" Suruh Tuan Jeon saat Jimin hanya berdiri canggung di depan pintu,

Jimin mengangguk, melangkahkan kakinya menuju sofa, dan mendudukan dirinya disana,

"Taehyung kemana paman?" Tanya Jimin saat tidak mendapati atensi Taehyung di ruangan itu,

"Paman menyuruhnya pulang, dia pasti lelah jadi paman menyuruhnya istirahat dirumah"  Jimin hanya menganggukkan kepalanya, sungguh Jimin sangat canggung bersama Tuan Jeon,

"Santailah Jim, aku tidak menggigit, sungguh" Lanjut Tuan Jeon saat mendapati gelagat Jimin yang terasa canggung padanya,

"Hehe" Jimin tersentak dan akhirnya hanya meringis, sembari menundukkan wajahnya malu,

"Kau bicaralah pada Kookie, paman akan membeli kopi dulu" suruh Tuan Jeon yang sebenarnya hanya alibi, ia sangat tau bahwa Jimin merasa tidak nyaman berada didekatnya,

***

Yoongi melangkah menuju parkiran dimana mobilnya berada, sebelum ia benar-benar sampai pada mobilnya sebuah suara mengintrupsinya untuk berhenti,

"Yoongi hyung!"

Yoongi menolehkan kepalanya ke sumber suara, itu Namjoon yang sedang mengejarnya dengan nafas yang terengah-engah,

"Ada apa?"

"Hh-hyungg, k-kau tidak a-akan per-percaya ini" Ujar Namjoon dengan nafas terengahnya,

"Atur nafasmu dulu, bicaralah yang benar" sergah Yoongi,

Namjoon menarik nafasnya dan menghembuskan pelan, ia beberapa kali melakukannya sampai dirasa nafasnya mulai kembali teratur,

"Ini hyung, priksalah dirumahmu, aku yakin kau akan terkejut melihatnya" Namjoon memberikan sebuah flashdisk berwarna putih kepada Yoongi, dan langsung diterima oleh Yoongi,

"Itu saja?" Tanyanya yang dianggukin oleh Namjoon,

Yoongi menghela nafas pelan, sebelum melanjutkan ucapannya,

"Lalu, kenapa kau berlarian seperti orang yang sedang dikejar setan?"

Namjoon hanya menunjukkan cengirannya,

"Kan aku ingin memberikannya sekarang hyung"

"Kau bisa ke rumahku nanti tanpa harus bersusah payah berlari mengejarku" sarkas Yoongi,

"Cepat katakan apa yang kau inginkan?" Lanjutnya,

"Hehe ketauan ya?" Namjoon mengusap pelan tengkuknya yang tidak gatal,

"Cepat katakan Joon-ah"

"Kau akan ke rumah sakit kan hyung, untuk menemui Jungkook? Apa aku boleh ikut juga?" Tanyanya dengan tatapan penuh harapnya,

"Tidak" Jawaban Yoongi sukses membuat senyuman yang tadinya terukir diwajah Namjoon hilang seketika,

"Ayolah hyung, aku juga ingin menjenguknya" rengek Namjoon dengan tangan yang memegang lengan Yoongi, bak anak kecil yang merengek tidak dibelikan permen oleh orang tuanya,

"Berhentilah bertingkah kekanakan, aku muak melihatnya" ujar Yoongi yang di sambut senyuman di wajah Namjoon

"Jadi boleh?"

"Baiklah cepat masuklah"

***

Taehyung berdiam diri di kamarnya, rumahnya terasa sepi, ia ingin kembali ke rumah sakit untuk menemani adiknya, tapi sang ayah melarangnya, dan berakhirlah dia kini sendirian menatap bintang-bintang dari balkon kamarnya,

"Kookie, cepatlah sadar, sungguh hyung merindukanmu" monolognya,

Drrt drrt
Ponsel yang sedari tadi Taehyung genggam bergetar menampilkan nama Hoseok, sahabatnya, ia pun langsung menangkat panggilan itu,

"Ada apa hyung?"

"Tae besok kau sekolah kan?"

"Besok, sempertinya tidak hyung"

"Yah sayang sekali, padahal besok Tim kita mengadakan lomba Tae" terdengar suara desahan kekecewaan di sebrang sana, membuat Taehyung tak enak hati,

"Jam berapa lombanya hyung?"

"Jam dua belas siang Tae,"

"Em akan ku usahakan datang hyung"

"Benarkah?" Terdengar suara antusias dari seberang sana,

"Hem"

"Baiklah ku tunggu Tae"

"Iya hyung akan ku kabari lagi besok"

Pip!
Taehyung memutus sambungan Teleponnya, ia terlihat ragu bisa datang atau tidak besok, pasalnya besok adalah hari dimana adiknya menjalani operasi transplantasi hati,

Taehyung menghela nafas pelan,
'Lebih baik dipikir esok pagi lagi saja' pikirnya

***

Jimin masih setia memandangi wajah pucat Jungkook tanpa bersuara selama hampir setengah jam,

Entah kenapa hatinya sangat tidak tenang sekarang, ia takut orang itu akan melukai Jungkook lebih dari ini,

Jimin risau tidak tau harus melakukan apa untuk melindungi orang yang telah dianggapnya adik itu,

"Kookie, apapun yang terjadi, bertahanlah untukku, hyung sungguh menyeyangimu" ujarnya sembari tangannya mengusap pelan kening Jungkook,

"Hyung pulang dulu kookie, besok hyung janji akan ke sini lagi untukmu" pamit Jimin dan langsung melangkahkah kakinya keluar kamar rawat anak itu,

Diluar, Jimin menemukan atensi Tuan Jeon yang sedang berbicara dengan seorang dokter yang sangat ia kenal,

Tangannya mengepal erat, ia tidak suka menatap wajahnya, dengan langkah cepat Jimin pergi dari sana, ia tidak ingin lebih lama berada dalam satu lingkungan dengan orang yang sangat di bencinya itu,

.
.
.
.
.
.
.
.TBC

cepet kan up nya hehe 😂😂

Cerita ini kebanyakan konflik nggak sih? Mau revisi? Jawab ya? Hehe

Seperti biasa minta dukungan Vote dan Komennya ya ❤❤

Saran untuk cerita sangat dinantikan 😘😘

See you!

°♡14-05-2019♡°

Welcome To My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang