Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.Namjoon mengajak Jimin duduk di kursi depan minimarket yang dekat dengan rumah sakit, dengan tangan yang memegang cup kopi panas yang telah di belinya,
Namjoon menyesap sedikit kopinya dan menatap Jimin yang menunduk dengan tangan yang memilin ujung baju yang dikenakannya,"Apa benar Kim Seokjin melakukannya Jimin?" Namjoon bertanya setelah meletakkan kopinya pada meja di hadapannya,
Jimin diam, tangannya kini meremas kuat bajunya dengan setitik air mata yang menetes di tangannya,
"Jimin?" Panggil Namjoon lagi,
"I-iiya hyung, dia yang melakukannya, aku melihatnya waktu itu hyung, aku juga mendengar percakapannya dengan seseorang di telfon saat di rumah" Jelas Jimin, pemuda itu masih belum mau menatap wajah Namjoon yang menanyainya,
"Di rumahmu?"
"Kim Seokjin itu hyung tiriku" cicit Jimin
"Apa hubunganmu dengannya kurang baik Jimin?" Pertanyaan Namjoon membuat Jimin mendongakkan kepalanya menghadap tepat pada mata Namjoon, hanya sebentar dan Jimin menundukkan kembali kepalanya,
"Kurasa begitu hyung" Kini Jimin menatap cup kopinya di atas meja,
"Kenapa?" Namjoon sungguh dibuat penasaran dengan kehidupan Jimin dengan kakak tirinya itu,
"Apa aku harus menceritakannya Kim Namjoon-ssi?" Jimin balik bertanya, kini ia menatap Namjoon dengan tatapan yang tak bersahabat,
"Aku harus mengetahuinya Jimin, ini penting untuk penyelidikanku kedepannya" Jelas Namjoon
Jimin menghela nafas pelan,
"Apa aku bisa mempercayaimu? Apa dengan aku bercerita bisa membuatmu meringankan hukuman hyungku?" Jimin menatap Namjoon penuh harap,
"Mungkin, Jika dia memang tidak bersalah"
Jimin terkekeh pelan saat mendapati jawaban dari Namjoon,
"Apa kau percaya bahwa pria bodoh itu hanya pria pengecut yang di manfaatkan dengan imbalan uang?"
Namjoon mengernyit tak mengerti
"Apa maksudmu?""Dia hiks, dia hanya korban--" Jimin mengatur nafasnya dan kembali melanjutkan ucapannya,
"--Dia di jadikan pembunuh bayaran oleh Appaku supaya pria tua bangka itu mendapat uang bermilyar dolar atas kerja paksa yang di lakukannya pada Kim Seokjin" Jelas Jimin yang sudah terisak dengan air mata yang mengaliri mata sipitnya,
"Jadi?" Namjoon menatap Jimin, dan Jimin mengangguk,
"Appaku memang pembunuh bayaran hyung, semua rumor tentangku itu benar adanya" Jimin mengusap air matanya dan menatap Namjoon penuh pengharapan,
"Ku mohon hyung, selamatkan hyungku!"
***
Jungkook kini telah di pindahkan ke ruang rawatnya, setelah operasi yang di jalaninya dua bulan yang lalu berhasil, namun Jungkook masih betah dengan tidur panjangnya, tanpa mengiraukan kehidupan di sekitarnya yang kini dilanda ke rumitan,
"Heii kookie, kau tidak merindukanku?" Itu Taehyung yang sedari tadi sibuk bermain game di sebelah ranjang Jungkook, setelah bosan dengan permainannya pemuda dengan senyum kotak itu menaruh ponselnya asal dan mengajak Jungkook untuk berbicara, itu adalah kebiasaan barunya, satu yang ia inginkan, dapat melihat mata bulat milik adiknya itu terbuka dan ia akan dengan tulus menyayangi adiknya sebagaimana mestinya,
"Apa kau tidak bosan tidur terus Kookie?" Taehyung mengusap pipi tirus Jungkook, kini tubuh adiknya itu terlihat lebih kurus dari sebelumnya,
"Kau masih marah padaku? Sampai kau menghukum hyung seperti ini Kookie?" Tangan Taehyung beralih mengenggam tangan Jungkook dan menangkupnya,
"Hyung bersalah Kookie, Hyung mohon bangunlah hiks, hyung sungguh meminta maaf padamu" Taehyung menangis, sungguh dia rindu dengan Jungkook, ia ingin meminta maaf secara langsung kepada Jungkook dan memperbaiki sikapnya,
"Berikan hyung kesempatan Kookie," lirihnya
Tanpa Taehyung sadari Jungkook meneteskan setitik air mata di matanya yang terpejam,
***
"Brengsek!"
Prank!
"Sialan"
Bruk!
"Tidak berguna"
Prankk!
Shin Yoojae mengamuk, melempar dan menghancurkan barang-barang yang berada di ruangan pribadinya, matanya menatap nyalang anak buahnya yang kini meringkuk penuh luka karena pukulannya,
Pria itu murka saat mendapat kabar kalau Seokjin kini telah menjadi tahanan dan menghianatinya,
Prank!
"Kim Seokjin Sialan!, lihat saja hadiah yang akan ku berikan padamu karena ini" umpatnya setelah membuang tongkat yang sedari tadi di pegangnya ke arah kaca yang berada di hadapannya,
"Kalian tau kan apa yang akan dilakukan?" Tanyanya kepada anak buahnya, yang kini mengangguk tanda mengerti akan apa perintah yang mereka kerjakan selanjutnya,
***
"Apa kau yakin ini akan berhasil hyung?" Namjoon menatap Yoongi ragu,
"Yak, sudah berapa lama kau berkerja dengaku?" Yoongi menghentikan pekerjaannya dari komputer di hadapannya dan menghadap ke arah Namjoon yang kini berdiri di depan meja kerjanya,
Namjoon menatap ke atas seolah berfikir, dengan menggerakkan jarinya menghitung dengan ragu menjawab,
"Empat Tahun hyung?"
Tak!
"Bodoh"
"Aws hyung sakit, kenapa malah melempariku?" Namjoon mengusap usap kepalanya yang berdenyut sakit setelah mendapatkan lemparan pulpen dari Yoongi
"Bukan itu maksutku bodoh!" Namjoon menatap Yoongi bingung,
"Apa kau pernah melihat kegagalan dalam misiku Namjoon?" Lanjutnya
"Tidak hyung, kau yang terbaik karena itu aku mengagumimu" Jawab Namjoon dengan dua ibu jarinya yang di acungkan kedepan,
"Lalu kau masih meragukanku?"
"Hehe maaf hyung" Namjoon nyengir dengan sebelah tangan yang mengusap belakang kepalanya,
"Sudah-sudah, selesaikan tugasmu, kita lembur malam ini" ucap Yoongi yang kini kembali berkutat dengan komputer di hadapannya,
"Siap laksanakan hyung" Namjoon mengangkat sebelah tangannya memberi gestur hormat pada Yoongi dan bergegas kembali ke tempatnya,
Yoongi hanya terkekeh dan kembali fokus pada pekerjaannya,
.
.
.
.
.
.
.
.TBCHaii aku kembali hehe,
Tau kok ini ngaret banget up nya, mohon di maklumi ya 🤗🤗🤗Masih suasana Lebaran kan? 😄
Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin semuanya 🙏🙏
Minta dukungan Vote dan Komennya ya ❤❤
See you!
°♡10-06-2019♡°
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome To My Life ✔
Fanfiction|Selesai| Hanya cerita tentang bagaimana luka itu ada ^Story Of Jeon Jungkook^ ♡Best cover by @RiMa_LA