#22

2K 292 70
                                    


Hai guys :)

_______

Kay sedang berjongkok di tepian kolam ikan di dekat rumahnya.

Ia hanya diam, melihat gerakan ikan yang sedang berenang kesana kemari.

"Kayaknya enak ya jadi ikan, gausah capek capek ngalamin masalah berat, mati tinggal mati, sisanya bertahan hidup, " gumamnya sembari mencelupkan jari telunjuknya ke dalam kolam.

"Hmm , jadi sekarang cita citanya mau jadi ikan?"

Kay menoleh ke belakang,melihat siapa yang berbicara lalu kembali menatap kolam tersebut.


Junkyu berjalan mendekat, ia ikut berjongkok di samping kay.

Wajah kay masih berantakan, rambutnya tidak rapih, ia keluar hanya memakai sweater dan celana pendek saja.

Tidak ada percakapan diantara keduanya, mereka sedang tenggelam dalam pikirannya masing masing.

"Kalau, gua mati gimana kyu? " tanya kay tiba tiba.

Junkyu tidak kaget, sama sekali tidak. Pertanyaan semacam ini wajar bukan?

"Asal lu gak mati karena melakukan hal bodoh, gua rasa gapapa, " jawab Junkyu.

Sumpah, kay merasa hanya Junkyu yang bisa mengerti dirinya sekarang, padahal tidak ada kata kata seperti "kay kamu harus kuat" atau "kay hidupmu masih panjang".

Menurutnya Junkyu sedikit berbeda, sedikit aneh,  dan hal baiknya adalah , kay senang berteman dengan orang aneh.

"Kyu, hidup ini berat ya, " kay menghela nafasnya pelan.

"Kalau gak berat, bukan hidup namanya, "

"Jangan cuma hidup karena lu gak mati kay, " lanjut Junkyu.

Kay tersenyum kecil, senang mendengar jawaban dari mulut lelaki yang sedang berjongkok di sampingnya.

Junkyu berdiri, meregangkan tangannya lalu menaruh topi yang ia pakai di kepala kay.

Kay menoleh, "buat apa? " ia berdiri dan menghadap ke arah Junkyu.

"Biar lucu aja, " jawabnya sembari merapihkan rambut kay.

Kay lagi lagi tersenyum.

"Udah baikan? "
"Apanya yang baikan? "

"Perasaan, " jawab junkyu.

Kay mengangguk pelan, "makasih udah peduli, " junkyu membalasnya dengan senyuman, lalu berjalan pergi, duluan meninggalkan kay.

Kay juga memutuskan untuk pulang, namun ternyata takdir tuhan tidak se simpel yang ia pikirkan tidak juga terlalu rumit.

Ia melihat haruto tengah duduk di bangku panjang di samping rumahnya.

"Haru? " panggil kay.

Haruto menoleh, menaruh HP nya ke dalam sakunya.

"Sorry, " ucapnya tiba tiba.

"Buat? "
"Semuanya, "

Kay mengangguk pelan, ikut duduk disampingnya.

"Memaafkan memang mudah haru, tapi melupakan kesalahannya yang sulit, " kata kay.

Haruto terdiam, tidak dapat menjawab apa apa.

Kay terkekeh pelan, "tapi, lu beruntung , gua spesies langka yang dapat lupain kesalahan orang dalam sekejap, "

Entah kenapa, perkataan kay membuat haruto semakin merasa buruk.

PANDA(2) // HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang