01

487 21 0
                                    

Seorang laki - laki yang berperawakan tinggi dan tegap dengan kulit yang putih dan rambut yang berwarna coklat kehitaman. Dia tengah bersiap - siap untuk pergi sekolah.

Elvano savian altezza adalah putra dari pasangan Eliza savian altezza dan Elfian Savian altezza. Ia memiliki sifat yang dingin, pemberani dan mempunyai otak yang pintar. Dia akrab di panggil vano.

"Van mau makan apa?"tanya Eliza.

"Apa aja"

Eliza pun mengambil secentong nasi beserta lauknya ke piring dan menyerahkan pada Elvano.

"Gimana sekolah kamu no?"tanya tanya Elfian.

"Ga gimana- gimana masih bagus"

"Maksud papah, kamu bisa atau tidak mengikuti pelajaran?"

"Hm"

"Bisa lah pah vano kan pinter"ucap Eliza sambil tersenyum.

"Vano berangkat dulu"ucap Elvano sambil mengambil tasnya.

"Ada yang ketinggalan ngga?"tanya Eliza.

"Ga"

"Yaudah hati - hati ya"ucap Eliza. Elvano mencium punggung tangan Eliza dan Elfian.

°°°°

"Good pagi epribadehhh"ucap Allisya yang baru saja turun dari kamarnya.

"Allisya kamu pagi - pagi udah teriak- teriak"ucap Alya.

"Hehe, Abang mana mah?"

"Masih di kamar kali, kamu bangunin sana"

"Ahhsiyap"ucap Allisya sambil berjalan ke kamar Arvin.

Dengan ide jahilnya ia membangunkan kakanya dengan naik ke punggung Arvin.

"Abaaaang bangunnnn"ucap Allisya

"Abanggggggg"

"Udah siang bang lu ngga kuliah"

"Cepet bang mau jam 7"

"Aduh berisik Al, Abang masih ngantuk nih"

"Lu ngga kuliah apa udah jam 7 kurang"

"Hahh yang bener lu"ucap Arvin sambil bangun dari ranjang.

"Aduhh"ucap Allisya sambil memegang bokongnya.

"Aduh sakit lu kalo mau bangun ngomong ke, sakit kan bokong gue"

"Suruh siapa naik ke punggung gue, mana berat lagi"

"Awas lu gue bilangin mamah"

"Bilang aja , dasar tukang ngadu."ucap Arvin sambil berjalan ke kamar mandi.

Allisya pun keluar dari kamar Arvin dan menuju ke ruang makan setelah membangunkan abangnya yang memang rada menyebalkan apalagi kalau sedang jahil.

"Ish sebel gue sama bang Arvin."

"Kamu kenapa Al?"

"Itu tu bang Arvin"ucap Allisya malas.

"It"baru saja ingin berkata sudah terpotong oleh abangnya.

"Itu mah ngapain coba si Al naik ke punggung Arvin kan jadi jatoh"ucap Arvin yang baru saja datang.

"Ya kan lu kalo mau bangun bilang ke, ini sih ngga bilang apa- apa ya jatoh lah gue"

"Sudah - sudah kalian ini masih pagi sudah ribut"ucap Alya menengahi perdebatan kedua anaknya.

"Ish mamah sakit tau bokong Al"

"Yaudah nanti juga ngga sakit , sekarang makan dulu ya"

"Papah mana mah?"tanya Arvin.

"Sudah berangkat katanya mau meeting jadi pagi - pagi berangkat nya"

"Oh gitu"

Mereka pun menyantap makanan dengan lahap setelah selesai sarapan, Arvin dan Allisya pamit untuk pergi sekolah.

"Arvin berangkat dulu mah"ucap Arvin sambil mencium punggung tangan Alya.

"Al juga mah"

"Yaudah kalian hati - hati ya"

"Ahhsiyap"ucap Arvin sambil berjalan ke mobilnya.

"Lu ngapain dek?"tanya Arvin

"Ya mau naik lah"

"Emang gue bilang bareng?"

"Yaudah gue naik angkot"ucap Allisya sambil berjalan.

Arvin hanya tersenyum melihat wajah adiknya yang sedang marah itu, menurutnya sangat menggemaskan.

" Najong banget punya Abang ngga ada gunanya."

"Duh mana ngga ada angkot lewat lagi"

Titt-tittttt

"Dek masuk"ucap Arvin dari balik kaca mobil.

"Males banget"

"Ayo masuk dek, lu mah gitu aja ngambek gue cuma becanda elah"

"Becanda lu ngga lucu"

"Ayo lu mau ikut ngga udah mau jam 7 nih, ngga mau telat kan lu?"

"Iya gue masuk, awas aja gue diturunin di jalan gue bilangin papah lu"

"Iye- iye ngadu terus"

"Biarin wlee"ucap Allisya sambil menjulurkan lidahnya.

Arvin hanya tersenyum melihat tingkah lucu adiknya.

Motor ninja berwana hitam memasuki kawasan sekolah, Elvano memarkirkan motornya dan segera melepas helm full face nya. Dia menjadi pusat perhatian siswa maupun siswi yang ada disekitarnya.

Dia tidak heran menjadi pusat perhatian, menurutnya ini sudah biasa dan dia pun tidak meladeni hanya diam tanpa berkata sepatah katapun.

"Elvano"ucap Kaila temen sekelas vano yang menyukainya sejak awal.

"Napa?"

"Gapapa sih , bareng ya ke kelasnya."

"Hm"ucap Elvano sambil berjalan.

Kini Allisya telah sampai di depan gerbang sekolah dia pun segera turun dari mobil Arvin.

"Bang,Al turun ya udah mau bel nih"

"Hm"

Saat ingin membuka pintu mobil, Allisya teringat tidak membawa uang sangu.

"Kenapa lu?"

"Gue lupa ngga bawa sangu bang, minta ya bang hehe"

"Huh berapa?"tanya Arvin membuka dompetnya.

"Yang biru bang"

"Bisa aja milihnya"

"Yaudah gue turun dulu bang" ucap Allisya sambil mencium punggung tangan Arvin.

"Belajar yang bener lu"

"Siyap Abang sayangg"

"Huhh kalo ada maunya aja baik- baik sama gue lu"

"Hehe dadahh abangg"ucap Allisya sambil berjalan.

To be CONTINUE

Don't forget to vote and coment see you next part

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang