"apa liatin mulu dari tadi? naksir ya?"
pluem memutar mata mendengar kalimat oaujun "narsis amat sih kak jadi orang"
"nggak, kakak cuma sadar diri kok" sahut oaujun "belahan hati mu mana? ini udah sore, kok tumben nggak keliatan dari pagi"
"daripada itu, kakak ngapain sih dari kemarin?"
"apanya?"
"fiat"
"fiat kenapa memang?" tanya oaujun kemudian menghela nafas saat pluem hanya menatap nya datar "nggak ada apa apa kok"
"rencana mu apa kak? kenapa akhir akhir ini sering banget ngurusin masalah orang"
oaujun menjentikkan jarinya "itu dia, sebenarnya aku juga heran, belakangan ini tiba tiba aja sering kepikiran"
pluem tidak begitu memperdulikan oaujun dan kembali membaca buku di depannya, sebenarnya dia juga agak curiga dengan situasi beberapa bulan terakhir, tapi lihat dulu sajalah.
"cuma mau mastiin sesuatu" jawab oaujun akhirnya
"tanya langsung kan bisa, fiat bukannya udah tahu sifat asli kakak juga, biasanya kakak orangnya nggak suka ribet"
"iya sih, tapi..."
pluem tersenyum miring "kakak takut sama fiat?!"
"pluem, orang macam apa yang bisa bertahan berteman denganmu bertahun tahun meski dia jelas jelas nggak suka sifatmu"
"kan sudah kubilang, dia ada hutang budi denganku" lanjut pluem melihat ekspresi oaujun "dan faktor lain juga"
"aku tidak pernah benar benar punya teman, baru kalian berdua" kata oaujun "aku tidak ingin merusaknya, aku tidak ingin kehilangan fiat"
"lalu, sudah sampai mana?"
"separoh jalan, fiat itu menakutkan, susah sekali membuatnya lengah. ya, kalau sehari harinya lihat kelakuanmu sih wajar aja dia waspada gitu"
"kak, fiat memang sudah bersama ku sejak kecil, tapi kita bertiga juga selalu bersama sejak tahun pertama. wajar lah kalau dia susah dihadapi, dia tahu semua trik yang pernah kita gunakan"
"makanya, aku pakai cara lama, tapi perlu rencana berlapis untuk membuat dia tertekan, untung ada anak sok yang bisa dimanfaatkan"
"apa yang dia kelepasan? suka dengan orang? nggak suka denganku? bukannya kakak sudah tahu itu"
"hmm, makanya kubilang susah. bantuin ya?"
"imbalannya apa?" tanya pluem "tapi nggak ah, biar kakak usaha, lagian fiat lebih lama berteman denganku daripada kakak"
"kamu tahu siapa yang di sukai fiat?"
"bukannya kakak juga sudah tahu"
oaujun berteriak untuk meringankan pikirannya, tidak peduli jika beberapa anak memperhatikan mereka "sepertinya aku memang harus refreshing"
pluem hanya tersenyum samar sembari menggelengkan kepalanya. saat melihat orang yang mereka bicarakan muncul, pluem memberi tanda pada oaujun untuk mengakhiri pembicaraan. tak lama kemudian, fiat datang menghampiri mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
fake love
Fanfictionpluem, straight A student, ace badminton club, loyal and will do anything for his boyfriend, chimon. but the truth is he didn't believe in love. oaujun, smiling prince charming, playboy dancer loved by everyone who actually scared to love. and fran...