fiat

1.6K 205 47
                                    

"hah?!"

fiat berkedip menatap oaujun setelah berhasil mencerna kalimat oaujun. untuk sesaat tadi kepalanya sempat kosong, baru tersadar ketika ada yang mengantarkan makanan pesanan mereka.

"au, bukan ya?" tanya oaujun "bukannya fiat selalu pergi tiap lihat pluem mulai kelewatan manisnya sama chimon"

"kak, fiat pergi biar fiat nggak marah. bukan karena suka sama pluem tapi karena beneran nggak suka sama kelakuan pluem"

"tapi barusan waktu kakak kasih tahu soal pasangan itu, fiat biasa aja. kan sama"

"ya tapi itu kan lain ..." fiat membuka tutup mulutnya tanpa tahu bagaimana menjelaskannya

"apanya yang lain?"

fiat mengetukkan jarinya ke meja sembari berguman pelan "sialan pluem, bikin ribet aja sih!!!"

"kalau bukan pluem, terus siapa?" tanya oaujun lagi

"memang kenapa kakak nanya?"

"aku suka kalian berdua" oaujun tersenyum saat melihat ekspresi fiat "bukan suka seperti itu. bisa di bilang, kakian berdua beda"

"beda? fiat dan pluem beda gitu?"

"bukan, kalian berdua beda dengan kebanyakan orang" oaujun menumpukan kedua tangannyaboada meja dan mencindingkannbadan ke arah fiat "kalian selalu memanggilnku kak oau, kamu pasti lupa namaku sebenarnya kan?"

"nggak, fiat ingat kok. oaujun kan"

oaujun tertawa, kembali menyandarkan punggungnya pada kursi "nama keluarga ku dek"

fiat baru sadar jika dia tidak tahu nama keluarga oaujun. fiat yakin dia pernah mendengarnya dulu, tapi pada dasarnya fiat memang tidak pernah repot repot mengingat nama lengkap seseorang sehingga mudah terselip dari ingatannya

memejamkan mata fiat berusaha mengingat, dia hanya tahu jika keluarga oaujun cukup berpengaruh seperti pluem

"nggak papa, nggak usah di ingat juga" oaujun mengacak rambut fiat "nggak penting, maksut kakak cuma mau ngasih tahu, kebanyakan orang melihat latar belakang kakak bukan diri kakak sendiri"

"tapi anak anak di studio nggak kan, chimon sama grup nya beberapa anak di kampus juga"

"fiat, kamu berteman lama sama pluem kok bisa sih masih nggak tercemar"

oaujun mengambil pisau dan menggunakannya untuk menunjuk fiat "chimon dan teman temannya hanya mencontoh mu dan pluem, tapi selain mereka, seperti katamu, tidak semua tapi meski begitu yang tidak semua itupun masih tetap berusaha agar tidak berada di sisi yang sama denganku"

"jelek amat pikiran kakak"

oaujun mengangkat bahu acuh dan melanjutkan acara makannya. fiat memperhatikan oaujun, kadang dia sering lupa jika oaujun dan pluem memiliki prinsip yang hampir sama.

mungkin karena selama menjadi teman sekamar, fiat sudah sering melihat sisi lain oaujun. seperti yang dikatakannya tadi. sebenarnya baik pluem ataupun oaujun pada dasarnya baik, mereka hanya mempunyai sedikit masalah dalam berhubungan dengan orang.

"terus, kalau bukan suka, kenapa kamu masih bersama pluem? yang pluem bilang kamu punya hutang ke dia itu bener?"

fiat menghela nafas sebelum menjawab

"iya. tapi meski nggak pun, nggak ada salahnya kan, meski fiat nggak suka cara pluem, meski prinsip kami beda tapi yang namanya teman kan tidak perlu mempedulikan masalah seperti itu. lagipula dulu pluem tidak begitu, mungkin fiat cuma ingin pluem kembali seperti pluem yang dulu fiat kenal"

fake loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang