oaujun berguman kemudian meletakkan tablet yang di hadapinya sejak tadi di meja dan memutar tubuh nya sehingga menghadap fiat yang duduk di sebelahnya.
"fiat" katanya sembari menusuk nusuk bahu fiat dengan telunjuknya
"hmm?"
"bantuin kakak sebentar ya"
"apa?"
"hadap sini dulu" fiat menghentikan kegiatan makan siangnya dan berputar untuk menghadap oaujun "liat mata kakak ya, jangan kedip, 10 detik aja"
"hah?"
"udah pokoknya liat aja, pluem, hitungin pluem" pinta oaujun pada pluem yang kemudian memperhatikan jarum jam di tangannya sembari menghitung
"ngapain sih kak" fiat memalingkan wajahnya saat hitungan pluem baru mencapai 6
"sebentar aja, ayo dong" bujuk oaujun menarik bahu fiat agar kembali menghadap nya "ulangin pluem"
namun fiat kembali memutus kontak mata sebelum pluem selesai menghitung
"fiaaattttt!!!!!"
"nggak mau ah kak, buat apa sih" tolak fiat saat oaujun menahan wajah fiat dengan kedua tangannya agar tetap berhadapan
"sebentar aja, fiat. liat kakak, percuma dong kamu hadap sini kalau matamu ke arah lain"
"nggak mau kak, pluem aja tuh sana, sama pluem aja. fiat mau makan, lapar"
"sebentar aja bantuin, kakak lagi eksperimen ini. makanya jangan nengok nengok terus biar cepat selesai"
fiat menghela nafas, berdoa agar jantungnya baik baik saja, akhirnya fiat kembali menatap mata oaujun dan berusaha menahan diri untuk tidak berpaling agar cepat selesai
"... 7, 8, 9, 10"
pluem mengalihkan perhatiannya dari jarum jam ke arah oaujun dan fiat yang segera menghentikan kontak mata begitu dia selesai menghitung.
fiat sedang mengerjabkan matanya beberapa kali karena sedikit pedih akibat tidak berkedip terlalu lama.
sementara oaujun terlihat tidak tenang, mengusap wajahnya dan segera berdiri "aku beli makan dulu ya"
"lha masih lapar kak?" pandangan fiat dan pluem tertuju pada piring milik oaujun yang sudah bersih
"minum, maksut kakak minum" sahut oaujun melewatkan fakta bahwa gelas miliknya yang masih penuh sudah berada di meja sejak tadi.
pluem meraih tablet milik oaujun, mengacuhkan fiat yang menarik nafas lega sembari memukul pelan dada kirinya begitu oaujun pergi. sebuah senyum muncul ketika pluem membaca artikel yang lupa di tutup oleh oaujun
"mau tahu eksperimen apa tadi itu?"
fiat mengerutkan kening melihat pluem melambaikan tablet milik oaujun. sejak tadi memang oaujun hanya makan sembari membaca sesuatu dari sana, tadinya fiat berpikir jika yang dilakukan oaujun menyangkut kerjaan nya, belakangan ini oaujun selalu komplain tidak bisa meng update vlog karena sudah harus mulai mengambil alih posisi kakek nya.
"you can fall in love with someone by looking into their eyes for 8 seconds" pluem membaca judul artikel kemudian tersenyum ke arah fiat "jadi, apa pendapatmu?"
"apanya?!" kata fiat bersikap masa bodoh meski perlahan warna merah mulai menghias wajahnya "diam!!!"
"au, aku nggak ngomong apa apa" sahut pluem mengembalikan tablet milik oaujun ke tempatnya semula karena melihat oaujun sudah berjalan kembali ke arah mereka
"nggak jadi beli minum kak?" tanya pluem, mengacuhkan tatapan fiat, saat oaujun duduk di depannya
"hah, oh nggak, ramai jadi tadi kakak ke toilet buat cuci muka"
KAMU SEDANG MEMBACA
fake love
Fanfictionpluem, straight A student, ace badminton club, loyal and will do anything for his boyfriend, chimon. but the truth is he didn't believe in love. oaujun, smiling prince charming, playboy dancer loved by everyone who actually scared to love. and fran...