them

1.8K 211 140
                                    

oaujun sedang asyik memberi efek, animasi dan hiasan lain untuk vidionya ketika mendengar fiat pulang. tanpa melepaskan matanya dari layar oaujun melambaikan tangan pada fiat

"fiat, udah pulang, sini sebentar deh" oaujun menunjuk laptop "ini kalau di kasih back sounds bagus kali ya, tapi kalau pakai musik biasa kayaknya kurang gimanaa gitu"

fiat berdiri di belakang oaujun, matanya tidak memperhatikan layar laptop melainkan tertuju pada oaujun

"hmm, tadi kakak sudah nyoba buat sih, tapi masih kurang pas, lagian kakak nggak ahli bikin nada. fiat suka kan, kakak minta tolong dong, nanti di kasih credit deh, biar nama fiat juga ikut terkenal, mau ya?"

"kak"

"hmm?" oaujun menggerakkan kepalanya ke arah fiat sebagai tanda dia mendengarkan meski matanya masih belum lepas dari layar dan tangannya tetap sibuk dengan keyboard serta mouse.

"pemilik studio itu kakak kan?!"

gerakan oaujun terhenti, perlahan oaujun menoleh pada fiat yang berdiri di sebelahnya dengan wajah datar. menghela nafas oaujun memutar duduk nya menghadap fiat

"kenapa kakak nggak pernah bilang"

"ya, fiat nggak nanya" lanjut oaujun "lagian nggak penting juga, iya kan?"

"iya sih..." guman fiat sembari duduk di tepi tempat tidur.

selama ini fiat berpikir oaujun hanyalah anak orang kaya yang cukup terpandang dan mempunyai pengaruh, sehingga dia tidak terlalu ambil pusing. lagipula kelakuan dan penampilan oaujun tidak menunjukkan jika dia sebenarnya berasal dari keluarga level atas. bahkan lebih tinggi dari pluem.

oaujun memilih untuk tinggal di dorm, lebih sering berjalan kaki ke kampus, bahkan kadang ikut kegiatan anak teknik untuk kerja sosial. jika mengacuhkan sifat playboy nya, sebenarnya di banding dia dan pluem, oaujun memiliki jiwa kepedulian yang lebih tinggi. hanya saja cara menunjukkannya sedikit berbeda.

bagi fiat, oaujun adalah oaujun. semua sifat oaujun, baik dan buruk, yang fiat tahu selama ini lah yang membuatnya berteman dengannya. bukan latar belakang keluarganya.

"atau, sikap fiat bakalan beda ke kakak kalau fiat tahu sejak awal, gitu?" tanya oaujun yang melihat fiat termenung

fiat menggelengkan kepala nya cepat

"lagian, siapa suruh nggak tahu nama kakak, tiap hari bareng, satu kamar pula, bisa bisa nya kamu nggak tahu. kakak aja tahu lingkar pinggang mu"

"tahu, fiat cuma lupa" bantah fiat, kemudian sadar "bentar, kok kakak bisa tahu ukuran pinggang fiat?"

"lah, kan pernah meluk waktu tidur bareng pas dulu liburan berempat, sama pluem dan chimon" jawab oaujun "lupa juga, nih kakak masih ada bekasnya nya kena tepi meja gara gara kamu tendang pas bangun"

fiat mendorong lengan oaujun yang di sodorkan ke depan nya "siapa suruh tidur gak bisa diem"

"fiat enak di peluk sih, ah iya, becanda becanda, jangan emosian ah" seru oaujun buru buru sebelum mendapat protes dari fiat

oaujun kembali berbalik menghadap laptop nya dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti.

"fiat nggak mau bikinin lagu buat vidio kakak nih?"

"nggak, bikin sendiri. lagian tugas kuliah kakak udah selesai belum, malah ngurusin itu mulu"

oaujun mengangkat bahu acuh dan memasang headphones, menggenakannya agar lebih jelas mendengar suara vidio yang sedang dikerjakannya

fiat memperhatikan selama beberapa saat. sebenarnya alasan fiat sempat panik saat sadar siapa oaujun adalah karena tingkat mereka berbeda jauh. pluem sudah memperingatkannya, awalnya fiat berpikir alasan pluem karena sifat casanova oaujun, tapi sekarang fiat sadar, mungkin karena hal ini, tidak seperti fiat, pluem tahu siapa oaujun.

fake loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang