Untitled Part 7

2.6K 264 16
                                    

Emma's POV

disaat aku bersamanya, aku bisa melupakan semua yang mengingatkanku pada wajah pucat kakak ku. dan disaat itu juga aku mulai melihat diriku bisa benar-benar bahagia. seperti aku sedang merasakan apa yang kakak ku rasakan disaat dia masih ada disini. Tessa Jenkins, wanita sepertinya bagaikan obat untuk ku. dia membuatku merasakan apa yang tidak pernah kurasakan dan melihat apa yang selama ini telah ku lewatkan.

jujur aku tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya-tanya jika malam itu adalah malam terakhir aku bisa menyentuhnya. apakah aku dan Tessa akan terus seperti ini? karena ketika aku bersamanya aku selalu berharap bahwa kita bisa menjadi lebih lagi.

melihat Tessa bersama 'teman' nya membuatku cemburu? entahlah... ingin sekali aku menghampirinya dan mencari jawaban untukku tetapi aku tidak bisa mempercayai otak ku. aku yakin dengan kecemburuanku, aku hanya akan menghancurkan segalanya.

aku melihatnya yang sedang membantu papanya dan uncle Bagas membuat barbecue di taman dan pemandangan dirinya akan jauh lebih indah lagi jika tidak ada 'teman'nya disamping Tessa "dia siapa si?" tanya ku

"Brasil" Chandra menjawab sambil menatapi tajam Brasil dan Kirana yang sedang bermain basket dilapangan bersama Olivia, Raja, Rachel dan Tatiana.

aku menggelengkan kepalaku "bukan dia, tapi perempuan jelek yang sedang bersama Tessa"

Chandra mengkedipkan kedua matanya lalu melihat kearah tanganku menunjuk "oh, entahlah... aku belum berkenalan dengannya dan oh Emma please... kurasa kita bisa setuju untuk tidak setuju disini, she's hot"

aku melihat Chandra "menurut mu dia sexy?"

Chandra tahu bahwa aku membenci wanita itu dan memutuskan untuk mencari masalah dengan ku, Chandra menahan tawanya "yes... kalau dia tidak sexy, Tessa tidak mungkin mau bersamanya"

aku menundukkan kepalaku lalu menghadapinya lagi, aku menaruh tanganku di bahunya karena aku tahu bagian itu yang masih sakit "ulangi lagi? tadi aku kurang dengar.." jawabku sambil tersenyum

Chandra merasakan aura jahatku dan tertawa gugup "hahaha... aku rasa wanita itu tidak sebanding dengan mu..."

aku mengangguk "jawaban yang bagus" jawabku sambil tersenyum. kami duduk dikursi lipat dengan punggung kita yang menghadap kepantai disaat kami memperhatikan teman-teman kita yang sedang bermain basket

"Chandra Emma! mau main basket?" Raja mengajak kita ikut bermain dengannya

Chandra menghelakan nafasnya "kamu gak mau main?" tanyaku

"kayaknya dia gak bisa main basket deh" suara Brasil berhasil membuat Chandra duduk tegak, Chandra melihatku seperti dia tidak menyangka dia akan mendengar kalimat itu dari mulut Brasil

Chandra berdiri dari kursi lipatnya dan menghampiri Brasil, mengetahui aku hanyalah satu-satunya orang yang merasa hawatir jika terjadi suatu pertengkaran, aku mengikuti Chandra dan menahan tangannya sebelum dia melakukan sesuatu yang bodoh. Chandra mengerti akan kehawatiranku lalu memberikanku senyuman dengan maksud memberitahukanku bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Chandra tertawa kecil dan melipat kedua tangannya "kamu tadi ngomong apa?"

Kirana melihat Chandra sambil menggigitkan bibirnya merasa hawatir dengan apa yang akan Chandra lakukan

Brasil mengangkat kedua alisnya sama sekali tidak merasa terintimidasi dengan Chandra "aku yakin kamu sudah mendengarku" jawabnya sambil tersenyum licik. satu-satunya alasan mengapa Chandra tidak mau bermain basket ialah karena tangannya masih sakit karena kejadian Theo Arthur, dan Brasil tidak tahu akan hal itu

Sophomore Year (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang